$DATA

Jika ada pendapat mengatakan harga MTO Rp.974 itu sebenarnya tidak salah juga. tapi bukan berarti pasti segitu juga.

Secara regulasi menurut POJK No. 9/POJK.04/2018, iForte tidak wajib membeli saham di atas harga Rp974 per saham — asalkan harga Rp974 adalah harga tertinggi yang mereka bayarkan dalam 90 hari sebelum pengambilalihan (dan ini yang menjadi patokan harga Mandatory Tender Offer/MTO). Jadi, secara hukum:
• Harga MTO minimal = harga akuisisi tertinggi dalam 90 hari terakhir
(dalam hal ini: Rp974)

Namun, secara praktik:
1. Investor publik kemungkinan besar tidak tertarik menjual di Rp974, karena:
• Harga pasar saat ini jauh lebih tinggi (Rp1.425),
• Banyak investor yang “nyangkut” di level Rp1.500–Rp2.000,
• Mereka berharap iForte menaikkan harga MTO agar dapat menguasai lebih dari 40%.

2. iForte tidak diwajibkan membeli di harga pasar, tapi…
• Jika mereka ingin menjadi pengendali (minimal 51%), mereka perlu membeli tambahan 11% dari publik.
• Jika tidak ada yang mau jual di Rp974, maka mereka tidak bisa mencapai 51%, kecuali menaikkan harga tawaran secara sukarela.
3. Secara strategis, iForte bisa:
• Tetap di 40% dan kendalikan lewat struktur direksi/komisaris tanpa mayoritas saham,
• Atau, tawarkan harga lebih tinggi (di atas Rp974) secara sukarela, agar publik mau menjual.

Kesimpulan:
• Tidak, iForte tidak harus beli di harga pasar (Rp1.425 ke atas),
• Tapi kalau mereka ingin jadi pengendali (51%+) dan pasar tidak mau jual di Rp974, maka secara realistis mereka perlu menaikkan tawaran.

Pertanyaanya, apakah publik 14% selain joni (saya yakin joni tidak akan melepas dengan avg dia juga tinggi, dan statment joni yang bertujuan untuk investasi jangka panjang) itu mau melepas di harga MTO? harga sekarang? atau harga nyangkutnya?

Jika TIDAK iForte harus menawarkan sesuai kemauan harga publik, MAKA BERLAKU DISINI HUKUM SUPPLY AND DEMAND

Tapi tidak memungkinkan juga ada mekanisme yang lain.