MY STOCK INVESTING JOURNEY
Akhir Mei 2018 adalah awal saya berinvestasi di bursa saham Indonesia. Saham yang pertama saya beli adalah INKP di harga 16 ribuan (lupa persisnya) sebanyak 3 lot. Jualnya seingat saya hanya beberapa hari kemudian di harga 20 ribuan (lupa lagi nominal pastinya). Beli dan jualnya titip nebeng akun adik saya karena saya belum punya. Keputusan itu murni spekulasi karena waktu itu secara naluri, saya percaya dengan teori follow the trend (tanpa melihat valuasi). Begitu memulai dan langsung cuan tidaklah selalu baik. Seperti pemula lain pada umumnya, saya merasa gampang mencari uang di bursa. “Teori saya benar tuh”, begitu bisikan dalam hati. Mulailah berani membeli berbagai macam saham hingga 200 jutaan (masih nebeng akun 🤣), tapi belum tahu apa-apa. At this point, saya sudah baca-baca blog nya Pak Teguh Hidayat tentang value investing dan belajar secara otodidak. Untungnya saya belajar di situ, jadi tidak terjebak di saham gorengan. Buat pemula saya sarankan belajar gratis dari situ sebagai basic.
Namun psikologis masih cupu. Untung 10 persen langsung dijual, rugi berapapun ditahan. Tentu saja portofolio di tahap ini sudah merugi. Puncaknya adalah sewaktu COVID, di mana taksiran (dulu ga pernah catat-catat kinerja) kerugian saya mencapai sekitar 40% nilai portofolio terakhir setelah bersih-bersih porto. Karena COVID, sisa dana sebagian ditarik untuk kebutuhan hidup, hanya sisa puluhan juta untuk investasi. Itupun sebagiannya bukan cash, melainkan saham nyangkut. Luckily, when shit happened, we will learn more. Saya baca ulang lagi semua materi yang pernah saya baca. Nonton youtube lagi buat cari-cari what I have been missing this whole time. Perlahan tapi pasti, mulai paham bigger picture-nya. But as you know, the more we know the more we don’t know.
Tahun 2021 sd 2024 sudah mulai mencatatkan profit. Untuk tahun 2021 dan 2022 saya tidak ada pembukuannya (masih berantakan). Mulai tahun 2023 sudah ada pencatatan (sudah saya share juga di stream). As I learn more, saya semakin meragukan metode saya sebelumnya. Maksudnya adalah, setelah saya memahami lebih banyak, saya semakin menyadari betapa beruntungnya saya bisa profit di atas 20% setahun dengan begitu banyak ketidaktahuan. Ini membuat saya yakin bahwa investing game ini selalu ada faktor luck. Hanya orang-orang naif saja yang menganggap cuan-nya murni dari skill dan knowledge-nya. Tapi bukan berarti kita harus berhenti belajar dan mengandalkan keberuntungan saja. Semakin banyak pengetahuan akan semakin menyiapkan diri ter-ekspose pada keberuntungan. Ini yang saya yakini bahwa luck happens when opportunity meets preparation.
Jadi buat investor, khususnya pemula, mau besar atau kecil modal anda, teruslah belajar. Lebih baik lagi, belajar dari kegagalan orang lain, karena ongkos belajarnya lebih murah. Tantangan selalu upgrade, maka knowledge dan skill juga harus upgrade. Ember Anda harus bertambah besar agar dapat menampung rezeki yang lebih banyak. Tak kalah pentingnya adalah skill dalam mengelola psikologi. Saya sarankan untuk kenali diri sendiri dulu supaya tahu mau memakai filosofi dan strategi apa dalam berinvestasi. Jadi pada saatnya nanti, mau beli, hold, atau jual sudah tidak ragu. Berinvestasilah sesuai dengan profil resiko masing-masing, sehingga tidak mengganggu aktivitas lain dalam kehidupan karenanya.
Semoga bermanfaat!
$BMRI $NISP $SPTO