imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MDIY LK Q1 2025: Ekspansi Agresif Apakah Tidak Bahaya?

Kalau kamu ngelihat laporan keuangan MDIY Q1 2025 sambil ngopi, kemungkinan besar kopinya langsung tumpah gara-gara kaget. Gimana nggak, laba bersihnya loncat dari Rp86,4 Miliar di Q1 tahun lalu jadi Rp225,2 Miliar sekarang—naik hampir 160% dalam satu kuartal. Padahal ini sektor ritel perabot rumah tangga, bukan startup AI yang lagi booming. Tapi di balik angka fantastis itu, ada cerita menarik yang bikin kita harus bongkar satu per satu. Laba sebesar itu nggak jatuh dari langit, dan MDIY ternyata punya kombinasi strategi yang benar-benar kerja: ekspansi agresif, efisiensi operasional, dan perbaikan kualitas revenue. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pertama, dari sisi revenue, MDIY naik kelas. Pendapatannya melesat dari Rp1,15 Triliun ke Rp1,81 Triliun atau naik 56,8% YoY. Yang lebih keren, semua pendapatan itu murni dari pihak ketiga. Tahun lalu, mereka masih dapat 20,9% dari related party alias “dagang sama temen sendiri.” Sekarang? Nggak ada lagi. Ini penting banget, karena revenue pihak ketiga lebih dianggap “sehat” dan tahan audit. Artinya, MDIY udah bisa jualan ke pasar terbuka tanpa disetir oleh grup internal. Dari sini aja udah kelihatan perbaikan kualitas bisnisnya.

Lalu soal efisiensi. Beban pokok penjualannya memang naik, tapi cuma 28,8%—jauh lebih rendah daripada kenaikan penjualannya. Hasilnya? Gross margin-nya melesat dari 46,4% jadi 56%. Ini angka yang mewah buat perusahaan ritel. Biasanya margin segitu cuma bisa didapat kalau kamu jual barang branded, punya daya tawar ke vendor, atau memang operasionalnya efisien banget. Kemungkinan besar, kenaikan margin ini disebabkan oleh dua hal: pertama, bauran produk makin premium; kedua, efisiensi logistik dan vendor support untuk ekspansi besar-besaran.

Ekspansi? Iya. Jumlah gerai sewa mereka nambah 60 unit jadi 1.021 gerai. Dan nilai aset hak guna mereka juga naik signifikan sekitar Rp234 Miliar, bukti bahwa ini bukan cuma ekspansi fiktif di atas kertas. Artinya, MDIY benar-benar nambah footprint secara organik, bukan cuma ngeakuisisi atau makelar. Strategi ini yang bikin revenue bisa naik besar dalam waktu singkat.

Tapi tunggu dulu, apakah laba besar itu didukung uang kas beneran? Jangan-jangan cuma laba di atas kertas? Ternyata enggak. Arus kas dari pelanggan di Q1 ini mencapai Rp1,806 Triliun. Setelah dipotong pembayaran supplier, gaji karyawan, pajak, dan operasional lainnya, MDIY masih bisa menyisakan arus kas operasi sebesar Rp304 Miliar. Ini bahkan lebih besar dari laba bersihnya. Cash conversion-nya tembus 134%, artinya duit yang masuk beneran sesuai sama yang dilaporkan—ini jarang-jarang. Dan dari CFO sebesar itu, mereka belanjain Rp238 Miliar buat capex (kemungkinan besar renovasi dan buka toko baru), dan sisanya jadi free cash flow Rp65 Miliar. Masih positif, walau tipis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masalahnya muncul ketika kita lihat kewajiban sewa. Perusahaan ini keluar duit Rp185 Miliar untuk bayar sewa dan Rp17 Miliar untuk bunga sewa. Kalau kita jumlahin, hampir Rp202 Miliar habis cuma buat sewa tempat. Sementara FCF-nya cuma Rp65 Miliar. Artinya? Setelah bayar sewa, arus kas langsung tekor Rp137 Miliar. Dan itu ditutup dengan kombinasi kas lama dan penarikan pinjaman bank. Jadi meskipun kelihatan keren dari luar, sebenarnya mesin uang MDIY ini masih “dipompa” secara agresif dari ekspansi dan leverage.

Sekarang kita bahas valuasi. Dengan harga saham Rp1.460 dan saham beredar 25,19 miliar lembar, market cap MDIY tembus Rp36,6 Triliun. Bandingin dengan nilai bukunya yang cuma Rp3,29 Triliun, kita dapet PBV sekitar 11x. Lalu EPS-nya? Q1 cetak Rp9, artinya kalau annualized jadi Rp36. Maka PER-nya sekarang sekitar 40,6x. Gila mahalnya. Kalau pakai metrik FCF yang cuma Rp262 Miliar setahun (kalau dibuletin), P/FCF-nya nyentuh 140x. Bandingin dengan rata-rata ritel Indonesia yang PER-nya 12-18x dan PBV-nya biasanya di bawah 4x, valuasi ini udah kelas premium ekstrem.

Apakah pantas? Ya, kalau growth seperti ini bisa konsisten. Tapi kalau growth-nya mulai melambat, atau margin kembali normal, valuasi setinggi ini bakal bikin investor refleks pencet tombol jual. Risiko terbesarnya justru di ekspansi agresif yang penuh sewa. Fixed rent itu bisa jadi pedang bermata dua. Selama penjualan naik terus, sewa bisa dibayar. Tapi kalau permintaan mulai flattening, gerai-gerai itu bisa berubah jadi beban permanen.

Intinya, MDIY Q1 2025 memang tampil gahar. Revenue naik, margin naik, laba naik, arus kas juga naik. Tapi ada konsekuensi: valuasinya sekarang sudah harga growth champion. Kalau ekspansi tergelincir atau margin sedikit aja kepleset, efeknya bisa kaya kartu domino. Dan buat investor yang beli di harga sekarang, mereka bukan cuma beli bisnis, tapi juga beli ekspektasi besar yang harus ditepati tiap kuartal. Dan seperti yang kita tahu, ekspektasi itu kadang bisa lebih kejam dari kenyataan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy