Pada dasarnya biaya menambang emas akan cukup stabil, sementara harga jual produk akhir naik terus. Sehingga dengan volume produksi yang sama dengan 2024 saja, maka profit akan bertambah proporsional setiap kenaikan harga jual emas. Saat ini harga jual rata2 Q1 2024 sekitar USD 2000/troy oz menjadi USD 2800/troy oz di Q1 2025 dan langsung jadi laba bersih. Saya hitung2 kasar saja seharusnya setiap kenaikan harga jual emas USD 300/troy oz, maka $ARCI bisa menambah laba bersih Rp 170 milyaran. Dengan catatan sampai saat ini tidak ada berita banjir besar di Manado dan volume produksi sama. Tapi jika Pit Marawuwung sudah mulai produksi emas maka volume produksi tahun ini bertambah otomatis profit bertambah besar lagi di Q2 dan seterusnya. Dengan catatan memang harga emas akan ke USD 4000/troy oz di 2026.
PE rata2 tambang emas global 12-15x. Saya sudah mulai koleksi saham amerika Barrick Gold dan Anglo dan memang seharusnya ARCI PE nya saat ini sudah well priced, namun tentu pendapatan masih akan tumbuh signifikan dan menurunkan PE ratio dan nanti harga saham akan naik lagi ke level PE ratio 12-15x.
PR utama supaya bisa dipegang lama oleh investor adalah secara konsisten mengurangi hutang dan kemudian pada akhirnya bagi dividen. Tidak perlu besar dividennya tapi yield 2-3% saja sudah akan membuat pasar mengalresiasi ARCI sebagai perusahaan sehat dan bertumbuh.
Faktor utamanya rejeki harga emas naik.
Ini sama seperti dulu siklus batubara. Saya tahu ini momentum terbaik untuk investasi karena Indonesia produsen aktif emas, dan tambang grassberg pun terbesar nomor 2 di dunia setelah Rusua kalau tidak salah
@itokireng @Mirzal