Dugaan kenapa entitas induk kebagian rugi, adalah waktu $SSIA divestasi sebagian saham Suryacipta Swadaya (SCS) pengembang Subang Smartpolitan.
Kemungkinan waktu divestasi itu, SSIA sudah mengakui untung besar di awal terlebih dahulu. Maka dari itu Q2 dan Q3 2024 laba melonjak.
Entitas induk untung besar, sedangkan kepentingan non pengendali kebagian sedikit aja.
Nah mulai Q4 2024 sampai sekarang Q1 2025, giliran untungnya dibagi ke kepentingan non pengendali di SCS.
Sementara entitas induk yakni SSIA dinormalisasi kelebihan pengakuan keuntungannya, jadinya harus catat rugi.
Gak tau deh ini sampe kapan cara nyatetnya kayak begini.