imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

đź’° BBRI 1Q25: Laba Bersih -14% YoY, Fokus Rombak Segmen Mikro

Bank Rakyat Indonesia ($BBRI) mencatatkan laba bersih sebesar 13,7 triliun rupiah pada 1Q25 (-14% YoY, -9,4% QoQ), relatif sejalan dengan ekspektasi (23% estimasi 2025F konsensus). Penurunan laba bersih secara tahunan utamanya disebabkan oleh lonjakan beban provisi menjadi 12,3 triliun rupiah (+15% YoY, +41% QoQ). Net Interest Income (NII) dan Pre–provision Operating Profit (PPOP) relatif flat pada 1Q25, masing–masing turun -2% YoY dan -3% YoY.

▪️Segmen Mikro Masih Menantang, Proses Perombakan sedang Dijalankan

Credit cost (CoC) berada di level 3,5% pada 1Q25, lebih tinggi dibandingkan guidance 2025 dari manajemen yang berkisar 3–3,2%. Sebagai pengingat, manajemen BBRI pada Januari 2025 memutuskan untuk menambah provisi (management overlay) dengan CoC bank–only naik hingga ke level 5,6% pada bulan tersebut. NPL meningkat dari akhir 2024 ke level 3% pada 1Q25, meski lebih rendah secara tahunan (vs. 2024: 2,8%, 1Q24: 3,1%). Peningkatan NPL tersebut utamanya terjadi pada segmen mikro yang naik ke level 3,4% (vs. 2024: 2,9%, 1Q24: 2,7%).

Perombakan yang sedang ditempuh oleh manajemen baru pada segmen mikro membuat penyaluran kredit mikro semakin ketat, tercermin dari penurunan kredit segmen mikro bank–only sebesar -3% YoY pada 1Q25 (vs. 2024: -1% YoY). Secara konsolidasi, kredit untuk segmen mikro dan ultra–mikro masih tumbuh +2% YoY pada 1Q25, didorong sepenuhnya oleh pertumbuhan pembiayaan dari Pegadaian (+30% YoY) dan PNM (+5% YoY).

▪️Akeselerasi Pertumbuhan CASA, CoF Membaik

Dana murah (CASA) tumbuh +7% YoY pada 1Q25 (vs. 2024: +5% YoY), sementara total deposit flat (+0,4% YoY). Kenaikan pertumbuhan CASA membuat Cost of Fund (CoF) turun ke level 3,5% (vs. 2024: 3,7%, 1Q24: 3,6%). Meski demikian, perbaikan CoF tidak mampu mendongkrak NIM yang secara konsolidasi turun ke level 7,7% pada 1Q25 (vs. 2024: 7,8%, 1Q24: 8%) akibat penurunan lending yield ke level 12,9% (vs. 2024: 13,3%, 1Q24: 13,6%).

Selain perombakan segmen mikro, penguatan funding franchise juga jadi salah satu prioritas manajemen baru, sehingga laju pertumbuhan positif CASA diharapkan dapat terus berlanjut. Dari aspek likuiditas, tantangan yang dihadapi BBRI relatif lebih ringan dibandingkan Bank Negara Indonesia ($BBNI) dan Bank Mandiri ($BMRI), mengingat pertumbuhan kredit saat ini bukanlah fokus utama BBRI. LDR berada di level 86% pada 1Q25 (vs. 2024: 88,9%) seiring pertumbuhan kredit yang relatif rendah di level +5% YoY.

🔑 Key Takeaway

Manajemen BBRI masih mempertahankan guidance 2025 untuk saat ini, meski pertumbuhan kredit dan CoC pada 1Q25 tidak sebaik guidance. Terkait dengan risiko tarif global, BBRI menyebut bahwa eksposur langsung dari klien yang melakukan ekspor ke AS mencapai ~20 triliun rupiah, setara ~1,5% dari total kredit. Namun, risiko tidak langsung (indirect) berpotensi datang dari pelemahan ekonomi Indonesia yang memiliki korelasi lebih besar dengan segmen UMKM. Kami menilai bahwa progres perbaikan kualitas aset pada segmen mikro masih akan menjadi faktor kunci yang perlu dicermati oleh investor, di mana perbaikan kualitas aset akan memungkinkan segmen ini untuk kembali bertumbuh ke depannya.

Stockbit Snips 30 April 2025:
https://cutt.ly/8rj0hpQ8

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy