$CPRO LK Q1 2025: Laba Naik Tapi Cashflow Tidak Cukup Untuk Bayar Capex
Request dari salah satu user Stockbit. Sebenarnya saya sudah bahas tentang CPRO di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Laporan keuangan CPRO Q1 2025 menunjukkan wajah ganda: di satu sisi ada perbaikan laba bersih 62% YoY ke Rp160 Miliar, gross margin membaik ke 21,1%, dan operating margin mencapai 10,4%. Revenue tumbuh stabil 4,6% YoY ke Rp2,40 Triliun, ditopang oleh kinerja segmen pakan yang masih menjadi tulang punggung bisnis. CFO tetap positif Rp60 Miliar, menunjukkan operasional masih menghasilkan uang meskipun tekanan tetap ada. Tapi di sisi lain, kas tinggal Rp58 Miliar, utang jangka pendek Rp1,24 Triliun, dan FCF negatif Rp27,8 Miliar menunjukkan bahwa tekanan likuiditas belum benar-benar hilang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Aset perusahaan besar: total Rp6,81 Triliun, naik tipis dari akhir 2024. Yang paling mencolok adalah tanah senilai Rp2,69 Triliun yang berasal dari revaluasi, bukan harga perolehan. Ini memang memperkuat ekuitas di atas kertas dan menjadi jaminan utama ke bank, tapi tidak menghasilkan kas dan tidak bisa dicairkan cepat. Properti investasi Rp251 Miliar juga idle, serta ada aset tetap tidak terpakai senilai Rp97 Miliar. Di sisi lain, ada proyek konstruksi dalam penyelesaian Rp144,5 Miliar yang bisa menambah kapasitas produksi jika selesai tepat waktu—ini sisi positifnya.
Segmen pakan menyumbang 82% revenue dengan margin 12,1%. Segmen lain-lain seperti probiotik dan benur mencetak margin tinggi (24,5%) meskipun volumenya kecil. Segmen makanan masih rugi Rp2,5 Miliar, tapi ekspor tumbuh 22,7% YoY menjadi Rp260 Miliar, memberikan sinyal positif terhadap upaya diversifikasi pasar. Pasar domestik masih dominan di 89%, tapi kenaikan ekspor layak diapresiasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi struktur biaya, COGS hanya naik 1,1% dibanding revenue yang naik 4,6%, sehingga gross profit naik 20,3% YoY. Ini menunjukkan efisiensi bahan baku dan pengendalian biaya produksi. SGA juga tumbuh moderat; beban penjualan naik 6,4% dan administrasi naik 10,6%. Laba usaha naik signifikan ke Rp249,6 Miliar, sedangkan beban bunga turun 14,3% ke Rp36,7 Miliar. Rugi kurs juga turun drastis dari Rp11 Miliar menjadi Rp1,5 Miliar.
Tapi dari sisi modal kerja, problem utama belum selesai. Piutang usaha bruto Rp1,01 Triliun, dan 21% di antaranya macet lebih dari 120 hari. Persediaan naik menjadi Rp1,41 Triliun, 45% di antaranya adalah barang jadi—risiko obsolete cukup besar. DSO memang pendek (38 hari), tapi kualitas piutangnya buruk. DI 67 hari, CCC sekitar 60 hari, sedangkan kas yang tersisa hanya cukup untuk 5% dari utang bank jangka pendek. Ini sinyal bahaya.
Liabilitas total Rp3,08 Triliun, 76% di antaranya jangka pendek. Utang pihak berelasi Rp300 Miliar (utama dari CP Group) memberi fleksibilitas karena tanpa bunga eksplisit, tapi tetap harus dicermati. Beban akrual Rp112 Miliar dan imbalan kerja jangka pendek Rp87 Miliar juga beban tetap yang tidak bisa ditunda. Meski tidak ada gagal bayar, situasi ini sangat tergantung pada rolling loan dan dukungan grup. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi valuasi, saham CPRO memang terlihat murah: PER 5,02x, PBV 0,86x, dan EV/EBITDA 3,5x. Tapi EV/CFO mencapai 20,3x, yang berarti kas jauh lebih kecil dari laba akuntansi. ROE 17,2% dan ROA 9,4% (annualized) terlihat menarik, tapi basisnya hanya dari satu kuartal. Investor harus waspada bahwa rasio-rasio ini bisa berubah drastis jika margin tertekan.
CPRO juga terpapar risiko kurs: utang USD bersih Rp500 Miliar, tanpa lindung nilai. Sensitivitas kurs: kenaikan 1% USD = potensi penurunan laba sebelum pajak Rp4,9 Miliar. Jika terjadi penguatan USD 10% + kenaikan harga bahan baku, laba bisa anjlok lebih dari 30%.
Dari sisi SDM, beban gaji per kuartal Rp95,5 Miliar untuk 1.756 karyawan, rata-rata Rp18 juta/bulan. Angka ini naik 14% YoY dan cukup tinggi untuk sektor agribisnis. Liabilitas imbalan kerja total Rp290 Miliar. Jumlah karyawan stabil, artinya manajemen SDM cukup disiplin, tapi struktur gaji tetap berat.
Anak usaha seperti CPB dan Marindolab justru menyumbang rugi, dengan total kerugian Rp143 Miliar sebelum pajak. Laba konsolidasian hampir seluruhnya datang dari induk. Ini menunjukkan ketergantungan grup pada satu entitas operasional, dan memperkuat risiko konsentrasi.
Keunggulan lain: aset tetap diasuransikan cukup lengkap, nilai tanggungan lebih dari Rp3,6 Triliun. Aset biologis Rp30 Miliar dihitung dengan pendekatan pasar, dan sebagian besar persediaan dijaminkan ke bank. Jadi struktur perlindungan aset cukup memadai.
Bank masih percaya sama CPRO karena kombinasi revaluasi aset besar dijadikan jaminan mirip case $BSBK. Dukungan CP Group $CPIN sebagai entitas berpengaruh. Arus kas operasi masih positif. Bisnis riil masih jalan dengan revenue lebih dari Rp2,3 Triliun per kuartal. Tidak ada default, tidak ada derivatif atau litigasi besar
Jadi CPRO ini bukan zombie, tapi juga belum sehat. Ia hidup dari kombinasi kebaikan hati bank, reputasi grup, dan aset besar yang sudah diagunkan. Laba naik, ekspor tumbuh, dan SGA terkendali—itu poin positif. Tapi kas menipis, utang pendek terlalu besar, dan kualitas piutang buruk.
CPRO masih punya waktu untuk recovery, tapi harus mulai monetisasi aset idle, perpanjang tenor utang, dan kurangi ketergantungan ke pihak afiliasi. Kalau tidak, tiap kuartal hanya jadi siklus menambal lubang—sampai tidak bisa ditambal lagi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau ditanya apakah CPRO masih punya harapan, jawabannya: iya, masih ada. Tapi harapan itu bukan dalam bentuk mukjizat atau sentimen pasar yang tiba-tiba meledak. Harapan CPRO datang dari potensi nyatanya sebagai perusahaan agribisnis yang masih menghasilkan revenue lebih dari Rp2,4 Triliun per kuartal, dengan bisnis utama di segmen pakan yang punya margin sehat dan stabil. Ini bukan perusahaan fiktif atau zombie yang cuma hidup dari utang; ini perusahaan sungguhan yang masih punya basis operasional aktif, pelanggan, dan jalur distribusi yang berjalan. Segmen pakan menyumbang 82% dari total pendapatan dan mencetak laba usaha Rp237 Miliar, dengan margin sekitar 12%. Bahkan ekspor yang dulunya kecil, sekarang tumbuh 22,7% YoY ke Rp260 Miliar. Artinya, secara bisnis inti, CPRO belum mati—masih ada denyut.
Tapi harapan itu nggak datang gratis. Masalah utamanya tetap berat: kas akhir kuartal tinggal Rp58 Miliar, sementara utang bank jangka pendek mencapai Rp1,24 Triliun. Free cash flow juga masih negatif Rp27,8 Miliar akibat belanja capex Rp88 Miliar yang belum memberi imbal balik langsung ke kas. Struktur aset besar tapi enggak likuid—Rp2,69 Triliun nilai tanah hasil revaluasi yang nggak bisa dipakai buat bayar utang. Jadi kuncinya di sini bukan ekspansi, tapi disiplin. Kalau CPRO bisa mulai jual sebagian aset idle (Rp97 M idle asset + Rp251 M properti investasi), negosiasi perpanjangan tenor utang ke bank, dan memperbaiki manajemen piutang—yang sekarang 21% sudah macet lebih dari 120 hari—maka peluang bertahan terbuka lebar. Apalagi mereka punya privilege yang nggak dimiliki banyak perusahaan lain: backup dari CP Group dan kepercayaan dari bank-bank besar kayak BRI, BNI, dan DBS.
Dengan valuasi saham yang masih murah—PER 5,02x dan PBV 0,86x—sebenarnya pasar belum menutup pintu. Tapi tetap realistis: valuasi diskon itu bukan undangan beli, tapi refleksi dari risiko likuiditas dan struktur utang yang miring. Kalau manajemen berhasil perbaiki sisi likuiditas, monetisasi aset nganggur, dan jaga margin agar tetap di atas 10%, CPRO bisa keluar dari fase bertahan menuju fase tumbuh. Jadi, selama perusahaan ini masih bisa rolling utang, servis bunga, dan jaga revenue tetap muter, masih ada jalan. Ini bukan cerita tentang perusahaan yang “gagal”, tapi lebih ke perusahaan yang lagi nahan napas sambil berjuang berenang ke tepian. Kalau ngeluarin tenaga di arah yang tepat, dia masih bisa sampai ke daratan. Tapi kalau salah gaya, ya… bisa tenggelam juga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/3