imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NCKL LK Q1 2025 Ajaib: Harga Nikel Dunia Turun, Laba Tetap Naik

Ada member yang senang lihat LK Q1 2025 NCKL labanya naik di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Sebelumnya saya memperkirakan laba NCKL akan anjlok di Q1 2025 karena harga nikel dunia turun. Tapi ternyata saya salah. Laba NCKL malah terbang di Q1 2025. Ajaib. Saya perlu Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pola laba naik di Q1 2025 meskipun harga nikel anjlok juga saya temukan di saham $NICL dan $INCO. Ini nikel Indonesia sepertinya sudah jalan sendiri di jalur yang berbeda dengan nikel dunia. Saham nikel yang agak sial mungkin hanya UNTR karena segmen nikel mereka malah rugi di Q1 2025.

Laba bersih PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) kuartal 1 2025 melonjak 65,4% YoY ke Rp1,66 Triliun, padahal harga nikel spot justru turun sekitar 25% dibanding rata-rata 2024. Tapi ini bukan sulap. Ada tiga mesin utama di balik lonjakan ini. Pertama, volume dan bauran produk berubah drastis: pendapatan dari segmen pengolahan (HPAL & RKEF) tetap naik 7,5% menjadi Rp5,97 Triliun, sementara penjualan bijih ke entitas berelasi melonjak 141% ke Rp1,16 Triliun. Volume ore tumbuh 52% YoY menjadi 4,98 juta WMT, dan ini membuat total pendapatan perusahaan naik 18,1% meskipun harga satuan produk turun. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kedua, margin kotor membaik dari 26,8% ke 29,5% karena efisiensi biaya. Biaya bahan baku hanya naik 35%, sedangkan volume naik lebih cepat. Biaya per ton bijih turun dari Rp383 ribu ke Rp339 ribu (turun 11,5%). Ditambah lagi efisiensi bahan bakar (-5,3%) dan tenaga kerja (-6,7%) membantu mempertebal margin. Ketiga, dari hilir, laba entitas asosiasi (terutama PT Halmahera Jaya Feronikel) melonjak 130% menjadi Rp638 Miliar, menyumbang 26% dari laba sebelum pajak. Porsi ini naik dari 19% tahun lalu seiring pabrik HPAL mereka beroperasi dengan utilisasi penuh.

Ada juga bumbu non-core seperti laba selisih kurs Rp154 Miliar dan pendapatan bunga Rp80 Miliar, tapi porsinya hanya 9% dari total laba sebelum pajak. Kalau semua non-core disisihkan dan kita pakai pajak normal, laba inti sekitar Rp850 Miliar, naik 30% YoY. EPS inti sekitar Rp13,5, berarti PER "core" sekitar 13,1×. PER headline (annualized) hanya 6,7× karena kontribusi besar dari hilir dan selisih kurs. Ekuitas per saham Rp518, jadi PBV-nya 1,36×. Marjin laba bersih naik dari 16,6% ke 23,2%.

Dari sisi kas, kinerjanya juga solid. Arus kas operasi (CFO) Rp1,89 Triliun, atau 83% dari laba bersih. Capex cuma Rp140 Miliar, bunga Rp170 Miliar, dan cicilan utang Rp430 Miliar, sehingga free cash flow tetap positif di sekitar Rp1,15 Triliun. Saldo kas naik ke Rp7,70 Triliun, dan rasio utang bersih terhadap ekuitas turun ke 0,09×. Struktur keuangan mereka sangat ringan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari segmen operasi, Nickel Processing menyumbang 84% pendapatan grup dan menghasilkan Rp1,28 Triliun laba bruto dengan margin 21,5%, naik dari 14,3%. Mining menyumbang 24% pendapatan dan Rp742 Miliar laba bruto, dengan margin 44,1% berkat stripping ratio rendah. Laba operasional didominasi processing (66%) dan sisanya mining (34%), tapi laba bersih didorong lebih jauh oleh kontribusi asosiasi dari processing.

Utang berbunga total Rp10,57 Triliun, tapi kas Rp7,70 Triliun, sehingga net debt hanya Rp2,87 Triliun (gearing 7,3%). Kreditur utama termasuk Bank Mandiri, LPEI, dan beberapa bank asing seperti UOB, Maybank, OCBC, CIMB, KEB Hana. Tenor panjang hingga 2029, bunga floating, dan semua covenant keuangan dipatuhi.

Apakah lonjakan laba ini bisa bertahan? Kemungkinan besar masih bisa, karena sensitivitas sekarang lebih ke utilisasi pabrik dan efisiensi biaya, bukan harga spot. Dalam simulasi stres, jika harga LME nikel turun lagi 30%, pendapatan processing turun Rp1,79 Triliun, tapi biaya bahan baku juga ikut turun Rp940 Miliar. Gross margin tetap positif sekitar 13%, laba operasional bisa turun 40% tapi masih positif, dan kas masih bertambah tipis.

Namun tetap ada titik rawan: 70% revenue berasal dari dua entitas Lygend, sehingga konsentrasi pelanggan tinggi. Share-of-profit dari entitas asosiasi sensitif ke harga FeNi/MHP. Dan karena 96% revenue berbasis USD sementara sebagian biaya dalam rupiah, pelemahan dolar bisa menggerus margin, walau Q1 masih untung selisih kurs. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi harga nikel boleh anjlok, tapi model bisnis tambang-ke-baterai dengan biaya rendah dan struktur biaya ringan bikin NCKL tetap tahan banting. Margin bisa menyusut, tapi tidak hilang. Laba mereka bukan sekadar akrual, tapi benar-benar masuk ke kas. Untuk saat ini, valuasi murah, efisiensi naik, dan posisi keuangan solid—kombinasi yang bikin NCKL cukup rasional untuk dilirik, bukan cuma spekulasi harga nikel naik.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/6

testestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy