imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

PT Total Bangun Persada Tbk

Pernah Bagikan Dividen dengan Yield 33,11% pada Tahun Pembukuan 2022. Apakah Perusahaan Ini Masih Layak Dibeli?

--
Sebuah Utas Analisis Singkat Perusahaan $TOTL


PT Total Bangun Persada Tbk merupakan perusahaan yang berfokus pada konstruksi bangunan. Didirikan sejak 4 September 1970 serta telah melantai di bursa saham Indonesia sejak tahun 2006, Total Bangun Persada mencatatkan pertumbuhan laba serta asset perusahaan yang cukup baik.

Perusahaan ini tidak dapat dikatakan sebagai perusahaan kecil, mengingat pengalaman mereka dalam menangani proyek-proyek besar, seperti Proyek Central Park pada tahun 2007, Gedung Thamrin Nine pada tahun 2017, dan sejumlah proyek besar lainnya. Bahkan, saat ini mereka juga memiliki on going project seperti pembangunan gedung apartemen ADR di PIK serta pembagunan Jakarta Gelora Marriott Hotel.

Dengan latar belakang tsb, tidak heran jika TOTL berhasil mencetak pertumbuhuan laba yang hamper dikatakan konsisten walaupun sempat terganggu oleh pandemi. Walau begitu, perusahaan ini berhasil recover dari pandemi dengan menciptakan laba yang naik selama 2 tahun terakhir. Pada pembukuan tahun 2024, TOTL mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 53,7% (YoY) dengan tahun 2023 dan 88,3% dengan pembukuan tahun 2022. Kenaikan laba yang konsisten tersebut juga membuktikan bahwasannya manajemen TOTL dapat dikatakan memiliki performance yang baik.

Dari nilai aset perusahaan, Total Bangun Persada mengalami kenaikan total asset 11,5% atau setara dengan 0,36 triliun rupiah untuk pembukuan tahun 2024 jika dibandingkan dengan 2023. Peningkatan total aset dalam perusahaan ini merupakan katalis positif. Adanya pengurangan pada piutang usaha dan juga aset kontrak pun juga tidak menjadi sebuah masalah karena pendapatan perusahaan terus meningkat. Artinya, perusahaan mungkin saja dapat mengonversi haknya menjadi uang dengan lebih cepat.

Selanjutnya untuk liabilitas perusahaan, perusahaan ini memiliki utang usaha serta utang resensi yang cukup kecil. Hanya saja, yang harus menjadi perhatian penuh ialah beban yang masih harus dibayar sebagai liabilitas jangka pendek. Adanya liabilitas kontrak yang meningkat juga bukan sebuah masalah karena liabilitas tersebut bukan utang dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk utang pekerjaan/jasa.

Dari nilai ekuitas perusahaan, saldo ekuitas bertambah karena saldo laba yang meningkat. Artinya, perusahaan dapat menciptakan keuntungan dari hasil usaha-nya. Hanya saja, yang mencari perhatian utama ialah rasio DER-nya yang cukup tinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang dapat mencapai angka 1,94x, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan konstruksi lainnya. Walaupun begitu, saya tidak menganggap itu sebagai masalah yang besar apabila TOTL dapat konsisten mempertahankan kenaikan laba usaha-nya.

Kebijakan pembagian dividen perusahaan ini juga saya rasa cukup bagus bagi para dividen hunter, yaitu sekurang-kurangnya sekali dalam periode satu tahun. Untuk pembukuan tahun 2024, perkiraan dividen dari saya kemungkinan paling rendah sekitar Rp38/lembar. Angka tersebut saya dapat dari 50% jumlah laba bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Jika dilihat secara teknikal, saat ini TOTL berhasil keluar dari down trend-nya dan kembali berada di range 600-720. Indikator MACD juga menunjukkan adanya tren positif untuk saham TOTL. Namun, Indikator dari RSI menunjukkan saham ini overbought sehingga dapat dimungkinkan akan terjadi penurunan hingga ke area support-nya yaitu di angka 600.

Kesimpulan
Saham TOTL merupakan saham yang cukup bagus jika dilihat dari revenue growth (YoY), serta track record dividen yang konsisten. Hanya saja, DER yang tinggi, serta PBV yang saat ini berada di angka 1.85x, menurut saya kurang baik untuk melakukan buy saat ini.

Note: Analisis ini dibuat sebelum LK Q1 2025 keluar. Analisis ini juga bukanlah ajakan untuk menjual/membeli.

Semoga bermanfaat.
Tag: $PTPP $WIKA

Read more...

1/6

testestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy