imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

BEI Surati MSCI Untuk Longgarkan Aturan Indeks Mereka

Tadi saya baru baru postingan dua user Stockbit tentang surat BEI untuk Starla, eh, MSCI. Satunya di Stream dan satunya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau kita mau jujur membedah kenapa hari ini BEI harus repot-repot mengirim surat kepada MSCI, semuanya sebenarnya bermula dari sebuah penyakit lama: sistem pengawasan pasar yang tidak profesional dan terlalu banyak bergantung pada interpretasi rasa, bukan angka. Ini bukan soal bursa Indonesia dibully dunia luar, ini soal BEI yang sejak awal mengabaikan pentingnya transparansi dan konsistensi regulasi di tengah pasar modal global yang makin sophisticated. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Mari kita mulai dari dua "alat sakti" yang sering dipakai BEI: UMA (Unusual Market Activity) dan FCA (Full Call Auction).

UMA itu di atas kertas kelihatan keren: tujuannya mengawasi saham yang pergerakannya tidak wajar. Tapi begitu dilihat lebih dekat, ternyata standar "tidak wajar" itu tidak pernah ada definisi pasti. Dalam Peraturan BEI Nomor II-A, UMA hanya dijelaskan sebagai "aktivitas perdagangan atau pergerakan harga yang menurut bursa berpotensi mengganggu perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien". Tidak ada angka, tidak ada persentase, tidak ada threshold volume, bahkan tidak ada indikator teknikal spesifik. Semuanya dikembalikan ke "feeling" pejabat bursa. Jadi kalau hari ini saham kamu naik 30% dalam 2 hari, bisa saja dianggap normal. Tapi besok, saham lain naik 15% langsung kena UMA, karena "feeling" petugas beda.

Yang lebih parah, UMA ini hampir selalu nempel ke saham-saham yang lagi gacor naik, bukan yang ARB berjilid-jilid. Jadi, pasar dapat sinyal begini: kalau harga naik rame-rame, dianggap mencurigakan, tapi kalau harga jatuh rame-rame, dibiarkan kayak bencana alam. Ini jelas bias. Dalam pasar yang fair, kenaikan maupun penurunan ekstrem harus sama-sama diawasi, bukan hanya satu arah saja. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lalu datanglah skema FCA. Ini sistem di mana saham hanya boleh diperdagangkan lewat call auction—pesanan dikumpulkan, lalu dipertemukan di satu harga lelang. Lagi-lagi teorinya keren: membatasi volatilitas. Tapi prakteknya? Saham yang sehat, naik pelan-pelan, volume besar, malah dipaksa masuk FCA. Begitu masuk FCA, saham langsung sepi. Harga jatuh 10% sehari, tanpa ada resistensi normal dari bid-offer biasa. Akibatnya? Investor ritel yang seharusnya menikmati cuan malah dikorbankan di altar stabilitas semu.

Di tengah kekacauan regulasi ini, muncullah bintang baru: saham-saham seperti $BREN, $CUAN, dan $PTRO. Ketiganya melejit berkat berbagai sentimen positif—dari energi terbarukan sampai perbaikan fundamental. Harga saham mereka terbang tinggi, volume melonjak. Tapi karena tercatat pernah kena UMA atau masuk Papan Pemantauan Khusus, saham ini masuk radar merah MSCI.

Untuk MSCI, ini bukan masalah suka atau tidak suka. Ini soal kredibilitas mereka di mata ribuan fund manager global. Kalau mereka memasukkan saham yang riwayatnya diwarnai UMA atau masuk FCA tanpa dasar objektif, lalu harga saham itu tiba-tiba longsor gara-gara regulasi lokal yang ajaib, siapa yang bakal dipersalahkan? Ya MSCI sendiri. Reputasi MSCI taruhannya, bukan sekadar daftar saham. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Maka pada review indeks Februari 2025, MSCI mengambil keputusan tegas: BREN, CUAN, dan PTRO tidak masuk MSCI Index. Dan itu diperkuat lagi di review Mei 2025. MSCI bahkan menyiapkan rencana revisi metodologi Global Investable Market Indexes (GIMI): mulai mempertimbangkan riwayat UMA dan Special Monitoring Board dalam mengevaluasi kelayakan saham.

Bahasanya MSCI sangat diplomatis: mereka terbuka untuk masukan hingga 20 Juni 2025, keputusan final 11 Juli 2025. Tapi intinya, pesan mereka jelas: kalau pasar lokal tidak bisa memastikan fairness dan liquidity, maka jangan berharap saham kalian dipilih untuk masuk indeks dunia.

Sampai di sini, paniklah BEI.
Karena kalau saham-saham besar gagal masuk MSCI:

1. Aliran dana asing bakal seret.

2. Likuiditas BEI bakal kering.

3. IHSG bisa kehilangan pamor di mata dunia.

4. Negara bisa kehilangan potensi penerimaan pajak dari capital gain yang lebih besar.

Di tengah kepanikan ini, akhirnya BEI mengirim surat ke MSCI sekitar akhir April 2025. Surat ini isinya:

1. Menjelaskan bahwa UMA di Indonesia bukan hukuman, hanya peringatan.

2. Menekankan bahwa FCA hanya berlangsung 7 hari, bukan 12 bulan.

3. Meminta MSCI untuk tidak menilai UMA dan FCA di Indonesia seberat negara lain.

Intinya, "Tolong MSCI, pahami ya, regulasi kami emang kayak gitu, tapi maksudnya baik kok. Jangan coret saham kami gara-gara itu ya."

Masalahnya, dunia global tidak bekerja berdasarkan belas kasihan. Mereka bekerja berdasarkan sistem, angka, konsistensi, dan fairness. MSCI melihat UMA dan FCA di Indonesia bukan dari niat, tapi dari efeknya ke kestabilan dan investability. Dan kalau efeknya buruk, niat baik tidak cukup. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Siapa dong yang harus berubah? Jawabannya sudah jelas BEI yang harus berbenah, bukan MSCI yang harus berkompromi.
Karena MSCI menjaga integritas indeks mereka yang digunakan oleh triliunan dolar dana kelolaan dunia. MSCI harus memastikan semua saham di dalam indeksnya likuid, adil, dan stabil.

Sementara BEI sendiri yang membuat sistem pengawasan pasar kayak jalan tol tanpa marka, lalu marah ketika dunia luar bilang "jalannya berbahaya". Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau BEI ingin saham Indonesia masuk indeks dunia, bukan dunia yang harus menurunkan standarnya, tapi kita yang harus meningkatkan kualitas regulasi dan pengawasan pasar kita.

Itu artinya UMA harus punya standar baku berbasis angka dan FCA harus diterapkan adil dan konsisten.

Setiap keputusan pengawasan pasar harus transparan, bisa diverifikasi, dan tidak mengandalkan perasaan semata.

Selama BEI masih nyaman bermain dalam kabut abu-abu, selama itu pula investor global akan terus memandang pasar kita dengan kacamata curiga.
Dan surat yang kemarin dikirim ke MSCI itu, sebenarnya bukan langkah diplomasi, tapi refleksi keterlambatan menyadari bahwa dunia sudah bergerak jauh lebih cepat dari regulasi kita yang masih jalan di tempat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/5

testestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy