$ARTO = Banknya $GOTO = Duit GOTO = Duit Bank Jago
Kelihatan banget kalau hubungan ARTO dengan grup GoTo itu kayak saudara kandung yang lagi akur banget. Di satu sisi, dukungan ini bikin Bank Jago punya likuiditas yang gendut dan kuat. Tapi di sisi lain, ketergantungannya juga berpotensi jadi jebakan kalau nggak cepat dibereskan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sebelum bahas lebih jauh, ini dulu rincian angka transaksi ARTO dengan pihak keluarga:
Kredit ke pihak berelasi:
PT Multifinance Anak Bangsa: Rp350 Miliar
PT BFI Finance Indonesia $BFIN : Rp136 Miliar
Karyawan kunci: Rp69 Juta
Total Kredit ke Berelasi: Rp485 Miliar
Kontribusi ke Total Kredit: 2,4%
Growth QoQ: Turun -6,4% dari Rp519 Miliar
Aset lain dari pihak berelasi:
PT Midtrans: Rp15 Juta
Kontribusi ke Total Aset Lain: Hampir 0%
Growth QoQ: Turun -98,4% dari Rp946 Juta
Saldo Giro dari pihak berelasi:
Perusahaan berelasi (mayoritas GoTo Group): Rp4,33 Triliun
Pemegang saham non-pengendali: Rp177 Miliar
Pemegang saham pengendali: Rp42 Juta
Total Giro Berelasi: Rp4,51 Triliun
Kontribusi ke Total Giro: 75,8%
Growth QoQ: Naik +6,6% dari Rp4,23 Triliun
Kalau lihat datanya, gampang banget kesimpulannya Bank Jago itu hidupnya sekarang masih didukung penuh oleh keluarga besar GoTo. Mayoritas saldo giro mereka berasal dari perusahaan afiliasi. Sementara kredit ke pihak berelasi sebenarnya kecil banget, cuma 2,4%, dan malah lagi turun. Aset lain dari afiliasi juga hampir habis, sisa receivable receh doang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sudut positif, kondisi ini membantu banget buat Bank Jago. Mereka dapat dana murah, bisa ekspansi kredit cepat, dan dapat kesempatan lebar buat jualan produk-produk ke ekosistem Gojek dan Tokopedia. Praktis, dibanding bank lain, Bank Jago kayak orang yang sudah dikasih bensin penuh sebelum balapan mulai.
Tapi, di balik itu semua, risiko besarnya juga nggak bisa diabaikan. Bayangin aja, kalau GoTo tiba-tiba butuh duit buat keperluan internal atau bisnisnya lagi seret, mereka bisa aja narik Rp1-2 triliun dari giro di Bank Jago dalam waktu singkat. Kalau itu kejadian, likuiditas Bank Jago bisa langsung ngos-ngosan. Belum lagi, struktur pendanaan yang berat ke satu grup ini juga gampang banget jadi bahan gosip di pasar, bikin persepsi investor jelek dan tekanan ke harga saham makin berat.
Makanya, kalau mau kuat ke depan, Bank Jago harus segera diversifikasi. Langkah-langkah konkret yang perlu mereka lakukan seperti turunkan porsi dana dari afiliasi ke maksimal 40%-50% dalam 2-3 tahun ke depan., perbanyak nasabah ritel dan merchant di luar GoTo, lewat program tabungan digital, payroll, dan merchant financing independen. Pastikan ada cadangan likuiditas darurat minimal 20%-30% DPK dalam bentuk SBN atau call money. Perkuat tata kelola dan transparansi soal semua transaksi afiliasi supaya tetap clean di mata OJK dan investor.
Kalau ini semua dikerjain serius, Bank Jago bisa lepas dari label "banknya GoTo" dan berdiri sendiri sebagai bank digital murni yang sustainable. Tapi kalau tetap nyaman dalam pelukan GoTo tanpa diversifikasi, ya siap-siap aja, begitu GoTo demam, Bank Jago bisa masuk angin berat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Karena di dunia perbankan, punya saudara kaya itu enak, tapi tetap harus punya kaki sendiri buat jalan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU