$GTSI LK Q1 2025: PLN Adalah Kunci
Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang GTSI di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau laporan keuangan GTSI Q1 2025 ini dikasih suara, dia mungkin bakal bilang, “Gue untung gede, margin makin gendut, kas tebal, tapi... hidup gue masih nebeng satu pelanggan.” Ini contoh perusahaan yang kelihatannya sehat luar dalam, tapi kalau ditelusuri lebih dalam, kita baru sadar dia berdiri di atas fondasi yang bisa oleng sewaktu-waktu. Di satu sisi, performanya bisa bikin investor kepincut; di sisi lain, ada tanda-tanda alarm halus yang cuma bisa kedengeran kalau kamu baca laporan keuangannya pakai mikroskop. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Mulai dari sisi pertumbuhan, GTSI mencatat kinerja yang sangat positif di hampir semua aspek. Pendapatannya naik 5,6% jadi US$ 8,02 juta, dan sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari aktivitas utama mereka: sewa kapal LNG. Di sisi lain, beban pokok pendapatan justru turun 13,6%, terutama karena efisiensi besar-besaran di biaya bahan bakar kapal—turun drastis dari US$ 2,03 juta jadi US$ 0,85 juta. Kombinasi pendapatan naik dan biaya turun ini bikin laba kotor melonjak hampir 70% ke US$ 2,98 juta, dan margin bruto naik signifikan dari 23,2% ke 37,2%, pertanda efisiensi operasional mereka membaik signifikan. Biaya umum dan administrasi juga berhasil ditekan dari US$ 0,81 juta ke US$ 0,70 juta, sehingga laba usaha hampir dua kali lipat, dari US$ 0,68 juta ke US$ 1,48 juta. Yang makin manis, untuk pertama kalinya mereka dapat kontribusi laba dari entitas asosiasi PT Jawa Satu Regas sebesar US$ 0,44 juta, yang langsung mengangkat bottom line menjadi US$ 1,59 juta, atau naik 43% dibandingkan tahun lalu.
Di sisi arus kas, kondisi GTSI juga solid. Arus kas dari aktivitas operasi melonjak 3,3 kali lipat jadi US$ 4,31 juta, dan kas & setara kas mereka naik 10,4% jadi US$ 27,18 juta. Liabilitas total berkurang dari US$ 46,5 juta ke US$ 45,5 juta, sebagian besar karena pembayaran utang dividen dan penurunan liabilitas sewa. Ekuitas naik jadi US$ 68,1 juta, didorong akumulasi laba ditahan. Gearing ratio terjaga di level 0,42x, masih tergolong konservatif untuk bisnis pelayaran. Dan aset kapal mereka diasuransikan dengan nilai US$ 76 juta, jauh lebih tinggi dari nilai bukunya yang sekitar US$ 41 juta—ini penting, karena artinya risiko kehilangan aset secara fisik relatif terlindungi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi sayangnya, semua pencapaian di atas berdiri di atas satu titik tumpu yang rapuh: ketergantungan total terhadap PLN Energi Primer Indonesia. 98% dari total pendapatan dan hampir seluruh piutang usaha mereka berasal dari satu pelanggan ini. Dan kontraknya? Hanya berlaku sampai Desember 2026. Di laporan ini tidak ada satu pun keterangan soal diversifikasi klien atau pipeline pelanggan baru. Kalau kontrak ini putus atau tidak diperpanjang, GTSI berpotensi kehilangan hampir seluruh arus kasnya dalam semalam. Ini risiko yang sangat besar. Dan ironisnya, mereka belum ambil langkah konkret untuk mengatasinya.
Masalah kedua: utang panjang berbunga tinggi tanpa strategi lindung nilai. GTSI punya pinjaman US$ 19,44 juta ke Bamboo Mountain Power dengan bunga 8,27% yang ditinjau setiap tahun. Ditambah pinjaman dari pihak berelasi, total beban bunga mereka dalam kuartal ini saja sudah mencapai US$ 472 ribu—naik 44% dari tahun lalu. Belum lagi kas mereka sebagian masih disimpan dalam Rupiah, padahal pendapatan dan utang mereka mayoritas dalam Dolar AS. Laporan keuangan menyatakan mereka tidak punya kebijakan hedging untuk risiko suku bunga dan kurs. Kalau Rupiah melemah atau suku bunga global naik, margin dan kas bisa langsung terganggu.
Masuk ke aset tetap, GTSI juga mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Depresiasi kapal dan tugboat dalam satu kuartal saja sudah mencapai US$ 2,02 juta—itu artinya mereka sedang memeras armada tua sampai tetes terakhir. Dan parahnya, mereka hanya belanja aset baru senilai US$ 9 ribu. Artinya tidak ada pembaruan armada. Bahkan uang muka dry-docking baru US$ 69 ribu—padahal maintenance rutin untuk kapal LNG biasanya tidak murah. Tanpa capex yang cukup, risiko penurunan nilai (impairment) kapal bisa jadi bom waktu berikutnya.
Hal lain yang mengkhawatirkan adalah kualitas piutang. Walaupun berasal dari PLN, hanya 34% dari piutang mereka yang masih tergolong current. Sisanya sudah lewat jatuh tempo. Oke, mungkin tidak berisiko gagal bayar, tapi tetap saja ini mengindikasikan cashflow collection yang tidak ideal. Mereka juga masih harus mencicil sewa kantor dan aset lainnya sebesar US$ 198 ribu per kuartal—angka kecil kalau kas lagi deras, tapi bisa jadi beban kalau profit melemah. Dan yang paling aneh: mereka masih sempat-sempatnya bagi dividen interim sebesar US$ 1,47 juta, padahal proyek FSRU mereka via PT Jawa Satu Regas baru mulai memberikan hasil dan belum tentu arus kasnya stabil. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Apakah semua ini bisa diperbaiki? Sangat bisa. Tapi butuh keputusan yang berani dari manajemen. Pertama, GTSI harus mulai cari dan negosiasi kontrak jangka panjang dengan klien baru di luar PLN, terutama untuk sewa kapal LNG. Kedua, lakukan refinancing atau restructuring atas pinjaman berbunga tinggi, atau cari opsi bunga tetap. Ketiga, mulai jalankan kebijakan hedging dasar untuk kurs dan suku bunga. Keempat, tunda dulu pembagian dividen sampai proyek FSRU berjalan penuh dan kas dari JSR stabil. Dan terakhir, siapkan dana khusus untuk pembaruan armada agar tidak tergelincir ke risiko teknis atau impairment mendadak.
GTSI sedang berada di simpang jalan. Di satu sisi, dia punya mesin laba yang sedang hangat, margin yang membaik, dan kas yang gemuk. Tapi di sisi lain, satu kesalahan arah atau ketidaksiapan menangani risiko bisa bikin semuanya ambruk. Dan seperti biasa, angka-angka di laporan sudah kasih sinyal—tinggal manajemen mau dengerin atau tidak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ipar Prabowo.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$HUMI $WIFI
1/2