"Emas berada di urutan terbawah dalam daftar saya berkenaan dengan penyimpan nilai. Saya lebih suka memiliki seratus hektar tanah di Nebraska, atau rumah apartemen, atau dana indeks. Jika Anda mundur ke tahun 1900, Anda akan mendapati bahwa emas berharga $20; harganya naik dari $20 ke $400 selama 100 tahun. Dow naik dari 66 ke 12.000 dalam periode yang sama, dan membayar Anda dividen selama Anda memilikinya ... Sementara itu, jika Anda memiliki emas, Anda membayar asuransi dan mungkin sejumlah biaya penyimpanan. Itu sebenarnya bukan penyimpan nilai. Saya tidak mendukung uang kertas, tetapi jika Anda khawatir tentang uang kertas—dan saya kira sangat masuk akal untuk mengkhawatirkan uang kertas dalam jangka panjang—emas adalah hal terakhir yang ingin saya miliki dalam keadaan seperti itu. Pertanian memiliki kegunaan, apartemen memiliki kegunaan, bisnis akan menghasilkan laba. Sejumlah bisnis akan menghasilkan laba dalam nilai riil seiring berjalannya waktu. Saya lebih suka memiliki kemampuan untuk menjual satu pound permen kepada orang-orang dua puluh tahun dari sekarang. Dan jika mereka bertransaksi dengan menggunakan kulit kerang, saya akan mendapatkan kulit kerang dalam jumlah yang sesuai, bukan uang kertas. Namun, saya tidak melihat emas sebagai penyimpan nilai. Sebenarnya, emas tidak bekerja dengan baik; saya tidak melihat alasan mengapa emas akan bekerja dengan baik di masa mendatang."
— Warren Buffett, Berkshire Hathaway Annual Shareholders Meeting, 2005
Banyak orang beranggapan bahwa emas adalah penyimpan nilai terbaik. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Emas memang stabil dan langka, tetapi dalam jangka panjang, nilainya tidak berkembang secara produktif. Selama seratus tahun terakhir, kenaikan harga emas jauh tertinggal dibandingkan pertumbuhan aset produktif seperti saham dan properti. Sementara emas hanya diam dan perlu disimpan dengan biaya tambahan, aset seperti lahan, apartemen, atau bisnis justru menghasilkan pendapatan nyata, bahkan memberikan dividen atau keuntungan yang terus bertumbuh seiring waktu.
Jika kita khawatir tentang melemahnya nilai uang kertas dalam jangka panjang, solusinya bukanlah menyimpan emas, tetapi memiliki aset produktif dengan kegunaan yang nyata. Sebuah lahan pertanian bisa menghasilkan pangan, apartemen bisa memberikan pemasukan sewa, dan bisnis bisa menciptakan nilai melalui produk atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Aset-aset ini tidak hanya menjaga nilai kekayaan kita, tetapi juga memperbesar kekayaan tersebut secara aktif. Itulah kekuatan sejati dari investasi: pertumbuhan yang ditopang oleh produktivitas, bukan hanya kelangkaan.
Kita perlu mengubah cara pandang bahwa menyimpan emas berarti menyimpan nilai. Kenyataannya, emas tidak bekerja sebaik yang dibayangkan banyak orang. Emas tidak menghasilkan, tidak berkontribusi, dan bahkan membutuhkan biaya untuk menyimpannya. Jika kita ingin melindungi kekayaan dalam jangka panjang, kita harus memilih aset yang bermanfaat dan menghasilkan. Dengan begitu, apa pun bentuk alat tukar di masa depan—entah uang kertas, kripto, bahkan kulit kerang sekalipun—kita tetap bisa bertukar nilai dengan sesuatu yang nyata dan berguna.
@Blinvestor
A Business-Oriented and Long-Term Investor
------------------------------
Silahkan cek bio untuk follow channel Telegram @Blinvestor.
Random tags: $WSKT $PTPP $PANI