$INDF 4Q24 Di Permukaan Terlihat Buruk, Tapi Di Dalamnya Ada Kekuatan Tersembunyi
Laba Bersih Anjlok, Tapi Inti Masih Bernyawa.
INDF membukukan rugi bersih Rp119 miliar di 4Q24 akibat rugi kurs dan penurunan nilai ICBP. Namun, bila kita cabut ilusi akuntansi, laba inti justru naik +12% YoY, menandakan fondasi bisnis masih solid.
Kinerja Setahun Penuh: Di Bawah Ekspektasi, Tapi Tetap Tumbuh.
Laba bersih FY24 naik +6% YoY ke Rp8,6 triliun, meleset dari konsensus (85%), tapi bukan bencana. Di balik angka, laba inti FY24 justru tumbuh +16% YoY ke Rp11,3 triliun, mengalahkan konsensus.
Unit Bisnis: Agribisnis Gaspol, Bogasari Stabil, CBP Tetap Menyumbang
Agribisnis tumbuh paling tinggi (+14% YoY)
Bogasari +7%, Distribusi +4%, CBP +2%
Margin EBIT membaik signifikan menjadi 22,7% di 4Q24 dari sebelumnya 17,7%
Efisiensi Biaya Jadi Senjata Diam-diam
Opex turun 10% YoY, didorong oleh pemangkasan iklan dan personalia. EBIT margin naik di semua segmen utama: sinyal bahwa perusahaan tidak hanya bertahan, tapi beradaptasi.
Bogasari: Volume Naik, Harga Diam
Volume tumbuh 13%, tapi tidak bisa mengerek pendapatan karena harga jual (ASP) masih bertahan rendah pasca penyesuaian 2023. Ada peluang harga gandum global naik sedikit di 2025, tapi belum cukup untuk jadi katalis besar.
Agribisnis 2025F: Masih Gelap Karena CPO
Harga CPO lemah, produksi datar, permintaan ekspor lesu. USDA prediksi produksi global naik 9%, supply overhang belum selesai. Agribisnis INDF bakal stagnan secara penjualan di 2025F.
"Matrix membaca, di tengah angka merah, ada narasi tersembunyi. INDF bukan cerita kejatuhan, ini adalah fase distorsi sementara. Mereka yang hanya melihat permukaan akan menjual. Mereka yang memahami struktur, akan menunggu dan mengoleksi.
Kurs bisa menyesatkan. Tapi laba inti adalah kebenaran.
INDF bukan tanpa masalah, tapi juga bukan tanpa peluang.
Diskon, efisiensi, dan fundamental, kombinasi langka di dunia saham yang penuh noise."
group tag $ICBP $LSIP
selanjutnya di tele..