Ketika Cashback Jadi Celah, dan Uang THR Hilang Begitu Saja: Kisah Pilu Investor Ritel di Sekuritas Antah Berantah
Hari ini ada salah satu user Stockbit yang share kisah nasabah sekuritas sebelah yang katanya duit hilang. Nasabah sekuritas tersebut cerita di medsos Thread yang di Share di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Di dunia saham yang penuh risiko, naik-turun harga, isu gorengan, dan volatilitas global, ada satu hal yang paling krusial buat investor ritel yakni kepercayaan. Itulah sebabnya kasus yang menimpa sejumlah investor pengguna aplikasi sekuritas A*—yang belakangan ramai di forum—bukan sekadar soal angka Rp400 ribu atau dividen Rp300 ribu yang “lenyap tanpa jejak.” Ini soal rasa dikhianati oleh platform yang seharusnya jadi penjaga amanah uang kita. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Cerita bermula dari seorang ibu muda, sebut saja namanya Hinata, yang mengaku kehilangan sebagian dana setelah top up Rp5 juta ke akun sekuritas A*. Di dashboard, hanya muncul cash Rp4,6 juta, sedangkan buying power tetap Rp5 juta. Ketika dikonfirmasi, pihak sekuritas menjelaskan bahwa Rp400 ribu sisanya dianggap sebagai cashback. Tapi ironi pun muncul: uang itu tidak bisa ditarik, tidak muncul sebagai saldo cash, dan ketika Hinata membeli saham senilai Rp4,6 juta, sisa uangnya benar-benar hilang. "Itu uang THR anak saya," tulisnya. “Saya doakan yang makan uang itu ga berkah tujuh turunan.”
Masalah makin besar saat sejumlah pengguna lain ikut angkat suara. Sasuke menceritakan bahwa dividen $BBRI miliknya sebesar Rp12 juta, tapi cash yang bisa ditarik cuma Rp11,6 juta. Buying power memang menunjukkan Rp12 juta, tapi saat proses penarikan ke rekening bank, uang yang bisa ditransfer cuma Rp11,6 juta. "Sisa Rp400 ribu itu kayak hantu. Ada di layar, tapi gak bisa dipegang,” tulisnya.
Ada juga Nami, seorang ibu rumah tangga yang sudah tiga tahun pakai A*. Ia mengaku aplikasi itu dulunya simpel dan cocok untuk investor pemula, tapi sekarang makin membingungkan. Saldo cash tidak sesuai dengan saldo RDN, trade limit bisa menjual saham tanpa peringatan, fitur kalender dividen telat, dan kadang tidak update. Bahkan ia pernah dikenakan penalti karena beli saham melebihi saldo tanpa tahu kenapa. “Akhirnya saya capek. Nunggu porto ijo aja, lalu saya keluar,” katanya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bahkan Shikamaru dan Ino menceritakan portofolio saham mereka sempat menghilang begitu saja. Tanpa histori, tanpa notifikasi, tanpa penjelasan. Dan ketika mereka komplain, baru dana dan porto kembali. Tapi sayangnya, luka kepercayaan sudah keburu terbentuk. “Sekarang saya pindah ke S*. Males ribut lagi,” kata Ino.
Yang harus dipahami manajemen sekuritas adalah ini bisnis sekuritas bukan bisnis jualan fitur, tapi bisnis kepercayaan. Uang nasabah bukan hanya angka di layar, tapi harapan, hasil kerja keras, bahkan dana pendidikan dan pensiun. Capek-capek bangun reputasi bertahun-tahun, promosi ke kampus, pasang iklan edukatif, kasih UI yang kekinian—itu semua bisa runtuh dalam sekejap, hanya karena satu keputusan manajemen yang keliru: mengakali saldo nasabah untuk bisa “nampak ada cashback” atau “ngumpetin uang recehan dari ribuan akun.”
Masalahnya, investor sekarang nggak sebodoh dulu. Mereka bisa cek cash flow, bandingkan dividen, telusuri riwayat transaksi. Sekali ketahuan ada yang “nggak masuk akal”, maka trust itu langsung anjlok. Dan ketika trust hancur, nggak ada switching cost yang bisa tahan nasabah tetap tinggal. Mau berapa pun saldo di A*, orang bisa tarik dana dalam sehari dan buka akun di sekuritas lain. Sekarang semua sekuritas punya aplikasi mobile, fitur chart, auto order, corporate action calendar, bahkan integrasi ke bank digital. Semua mirip. Jadi faktor penentu bukan fitur lagi, tapi siapa yang paling bisa dipercaya.
Akhirnya, kalau manajemen sekuritas tergoda untuk “cepat kaya” lewat akal-akalan saldo atau dividen, harus siap juga dengan konsekuensi: ditinggal massal. Investor bukan cuma pindah akun—mereka bawa serta cerita buruknya ke media sosial, komunitas, dan bahkan grup keluarga. Sekali reputasi rusak, semua jadi sulit diperbaiki. Dan saat itu terjadi, tidak ada cashback, referral, atau diskon fee trading yang bisa menutupi retaknya kepercayaan publik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Karena dalam dunia sekuritas, uang bisa dicari. Tapi kepercayaan? Sekali hilang, bisa pergi selamanya.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BMRI $BREN
1/2