Ngulik lebih Dalam Tentang Indikator Directional Movement Index (DMI)
Indikator Directional Movement Index (DMI) ini sering kali dianggap remeh oleh banyak trader padahal buat trader pro, DMI adalah termasuk senjata rahasia. Bukan cuma buat ngukur arah tren tapi DMI bakal ngasih lo insight mendalam soal kekuatan tren yang sedang terjadi. Di sini kita bakal bahas lebih dalam tentang cara kerja +DI, -DI, ADX dan ADXR. Pahami betul karena dengan alat ini, lo bisa tingkatin presisi trading dan menangkap momentum pasar yang lebih solid.
Markibed.. Mari kita bedah..
● Sejarah dan Asal Usul DMI
Indikator Directional Movement Index (DMI) adalah salah satu produk analisis teknikal yang pertama kali diperkenalkan oleh J. Welles Wilder di tahun 1978 dalam bukunya yang terkenal "New Concepts in Technical Trading Systems". DMI ini diciptakan untuk memberi tau trader cara mengukur kekuatan tren dan arah tren bukan hanya buat nyari momen entry atau exit. DMI memisahkan tren menjadi dua arah yaitu bullish dan bearish dan memberi insight ke trader tentang seberapa kuat tren itu.
Filosofi yang diusung DMI sangat jelas yaitu "kekuatan tren lebih penting daripada arah tren". DMI ngasih lo gambaran apakah pasar lagi dalam tren yang solid atau lemah. Jadi alih-alih cuma ngandelin sinyal tren (seperti moving averages) tapi DMI akan ngasih lo kejelasan apakah tren itu layak di follow atau enggak.
● Rumus Formula DMI
Ada 4 komponen utama yang lo harus paham dalam DMI: +DI, -DI, DX, ADX dan ADXR. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang masing-masing komponen:
▪︎+DI (Positive Directional Indicator)
+DI ngukur kekuatan pergerakan harga bullish dalam periode waktu tertentu. Kalau harga hari ini lebih tinggi dari harga sebelumnya maka +DI bakal meningkat.
+DI = (CurrentHigh − PreviousHigh) / TrueRange
• Current High: Harga tertinggi hari ini.
• Previous High: Harga tertinggi sebelumnya.
• True Range (TR) adalah nilai terbesar antara:
- (Current High - Current Low)
- (Current High - Previous Close)
- (Current Low - Previous Close)
Jika harga bergerak lebih tinggi dari sebelumnya artinya ada momentum bullish yang kuat dan +DI bakal lebih besar.
▪︎-DI (Negative Directional Indicator)
-DI ngukur kekuatan pergerakan harga bearish. Kalau harga hari ini lebih rendah dari harga sebelumnya maka -DI bakal naik.
−DI = (PreviousLow − CurrentLow) / TrueRange
• Previous Low: Harga terendah sebelumnya.
• Current Low: Harga terendah hari ini.
• True Range tetap dihitung seperti di rumus +DI.
Jika harga bergerak lebih rendah dari sebelumnya berarti itu menunjukkan adanya momentum bearish yang bakal menyebabkan -DI naik.
▪︎DX (Directional Movement Index)
DX mengukur seberapa jauh selisih antara +DI dan -DI dalam periode tertentu. Intinya, DX nunjukkin kekuatan perbedaan antara momentum bullish dan bearish.
DX =∣[+DI − (−DI)]∣/ (+DI + −DI) × 100
• Jika DX tinggi, artinya ada perbedaan yang jelas antara bullish dan bearish.
• Jika DX rendah, itu artinya ada pergerakan harga yang nggak jelas, alias sideways.
▪︎ADX (Average Directional Index)
ADX adalah moving average dari DX yang dihitung untuk periode waktu tertentu (biasanya 14). ADX ngasih lo gambaran apakah tren tersebut kuat atau lemah tanpa memperhatikan arah tren.
ADX = SMA(DX,n)
• ADX di atas 25: Tren kuat, cocok buat lo ikutin.
• ADX di bawah 20: Pasar sideways atau nggak ada tren yang jelas, jangan trading disini.
• ADX di atas 40: Tren sangat kuat, tetapi hati-hati, ini bisa jadi tanda pasar terlalu jenuh.
▪︎ADXR (Average Directional Index Rating)
ADXR adalah moving average dari ADX yang dihitung dalam periode yang lebih panjang biasanya 14 periode. ADXR ngasih lo insight yang lebih smooth dan lebih stabil dibanding ADX. ADXR lebih cocok buat nge-smoothing data ADX yang berfluktuasi tajam.
ADXR = SMA(ADX,14)
Ini berguna buat lo yang mau melihat tren yang lebih stabil tanpa terlalu dipengaruhi oleh lonjakan ADX dalam periode yang sangat pendek.
● Filosofi dan Inti dari DMI
Filosofi utama DMI adalah untuk memisahkan analisis kekuatan tren dari arah tren. Ini artinya meskipun +DI atau -DI nunjukkin arah tren, ADX lah yang bakal ngasih sinyal apakah tren tersebut cukup kuat buat dipertahankan atau enggak.
Penting banget buat lo ngerti ini:
• +DI diatas -DI berarti itu bullish. Tapi cuma valid kalau ADX cukup tinggi.
• -DI diatas +DI berarti itu bearish. Tapi juga cuma valid kalau ADX cukup tinggi.
ADX adalah indikator kekuatan tren dan bukan arah tren. ADX yang rendah bukan berarti trennya enggak ada tapi lebih ke pasar lagi sideways dan enggak cukup momentum untuk ngasih keuntungan. Sebaliknya ADX tinggi nunjukkin tren yang kuat, baik itu bullish atau bearish.
● Rahasia dan Teknik Lanjutan Penggunaan DMI untuk Trader Expert
▪︎Penggunaan Cross +DI dan -DI
Biasanya trader melihat cross antara +DI dan -DI sebagai sinyal masuk. Tapi jangan salah, ini hanya valid ketika ADX menunjukkan kekuatan tren yang cukup kuat. Cuma ngandelin cross aja bakal ngebuat lo gampang kena fake signal.
• +DI crossing di atas -DI → Bullish, tapi pastikan ADX diatas 25 untuk validasi.
• -DI crossing di atas +DI → Bearish, tapi pastikan ADX diatas 25 untuk validasi.
Kalau ADX di bawah 20 lo jangan buru-buru entry karena pasar sedang sideways dan bakal penuh noise.
▪︎Menggunakan ADX untuk Filter Tren Kuat
• ADX di bawah 20: Pasar sideways atau lemah. Jangan trade.
• ADX antara 20-25: Ada tren tapi masih lemah. Cek lagi apakah ada sinyal yang lebih kuat di timeframe lain.
• ADX di atas 25: Tren sedang kuat. Ini adalah kesempatan buat ikut tren.
• ADX di atas 40: Tren sangat kuat. Hati-hati karena bisa jadi pasar sudah jenuh.
ADX bukan sekedar nyari tren doang tapi untuk nentuin apakah tren itu layak di follow atau nggak. Tren yang kuat lebih gampang profit tapi juga lebih rentan untuk reversal atau pembalikan.
▪︎Gabungkan DMI dengan Indikator Lain untuk Validasi
• Dengan RSI: Kalau +DI di atas -DI dan ADX kuat, cek RSI. Kalau RSI sudah overbought/oversold, berarti tren bisa segera selesai.
• Dengan Moving Averages: Gunakan moving averages sebagai filter tambahan. Misalnya, jika harga di atas MA dan +DI di atas -DI, ini lebih ke konfirmasi tren bullish.
▪︎Multi-Timeframe Analysis dengan DMI
Menggunakan DMI di timeframe besar (1h atau 4h) buat ngecek tren utama dan timeframe kecil (5min atau 15min) buat nyari momen entry yang lebih presisi.
• 1h atau 4h: Validasi tren utama dan kekuatan tren. Kalau ADX kuat, berarti tren kuat.
• 5min atau 15min: Cari entry dalam tren yang lebih kecil, dan pastikan bahwa tren di timeframe besar juga mendukung.
Ini ngasih lo gambaran lebih jelas tentang apakah lo lagi trade di arah yang benar atau nggak.
💎 Insight
DMI adalah indikator yang sangat powerful buat ngukur kekuatan tren dan arah tren secara terpisah. Gak kayak indikator lain yang cuma ngandelin arah tapi DMI lebih fokus di seberapa kuat pasarnya bergerak.
Pahami dan gunain ini dengan benar:
• +DI dan -DI ngasih lo arah tren.
• ADX ngasih lo kekuatan tren dan diatas 25 adalah area yang layak diperdagangkan.
• ADX di bawah 20 adalah tanda kalau tren lemah atau pasar sideways.
• ADXR smoothing ADX buat ngasih sinyal lebih stabil dan kurang dipengaruhi noise pasar.
Pakai DMI buat validasi tren yang lo lihat di pasar. Jangan cuma ngandelin cross antara +DI dan -DI tapi pastikan ADX juga mendukung tren tersebut.
Happy trading guys...
Random tags: $BBRI $ANTM $FORE