Tips dan Trik Trading atau Investasi Saham dengan Indikator Bollinger Band
Indikator Bollinger Band merupakan salah satu alat analisis teknikal yang banyak digunakan oleh trader dan investor untuk mengidentifikasi peluang beli dan jual saham. Bollinger Band terdiri dari tiga garis utama, yaitu upper band, middle band (mid band), dan lower band. Garis tengah biasanya merupakan simple moving average (SMA), sementara garis atas dan bawah menggambarkan deviasi standar dari SMA tersebut. Dengan memahami perilaku harga terhadap garis-garis ini, kita bisa menentukan momen yang tepat untuk masuk pasar.
Salah satu strategi yang cukup efektif adalah membeli saat harga breakout atau menembus mid band dari bawah ke atas. Ini menandakan bahwa tren harga mulai berubah dari bearish ke bullish, apalagi jika disertai peningkatan volume transaksi. Mid band berperan sebagai garis konfirmasi, di mana breakout menandakan kekuatan beli yang mulai mendominasi pasar. Dalam banyak kasus, ini menjadi sinyal awal dari potensi tren naik yang lebih panjang.
Strategi kedua yang bisa digunakan adalah menunggu harga yang semula tidak mampu menembus upper band (terjadi penolakan), lalu kembali turun dan menyentuh mid band. Jika harga berhasil bertahan atau memantul dari mid band, ini bisa menjadi sinyal pembelian yang baik. Strategi ini cocok bagi investor yang ingin masuk dengan risiko lebih rendah, karena membeli di sekitar area support (mid band) setelah adanya tanda penolakan dari level resistance (upper band).
Selain itu, pembelian juga bisa dilakukan saat harga memantul dari lower band atau low band. Pantulan ini sering menjadi indikasi bahwa harga sudah oversold dan siap untuk rebound. Terakhir, peluang emas juga muncul saat harga breakout menembus upper band dengan volume besar. Ini adalah tanda bahwa pasar sedang sangat optimis, dan harga kemungkinan besar akan melanjutkan kenaikan. Untuk mempermudah, berikut adalah empat kondisi ideal untuk membeli saham berdasarkan Bollinger Band:
1. Harga breakout menembus mid band dari bawah ke atas.
2. Harga gagal menembus upper band dan kemudian memantul dari mid band.
3. Harga memantul dari lower band setelah penurunan tajam.
4. Harga menembus upper band disertai lonjakan volume yang signifikan.
$IHSG $BBNI $BMRI