Mencari Saham Turnaround Sederhana
kalo suka. jempol bayarannya

1. Identifikasi Saham yang Sedang Turun (Underperforming)
✔️ Kriteria Harga: Cari saham yang harganya turun signifikan (misalnya, >30% dalam 6-12 bulan terakhir) tetapi belum mencapai titik terendah fundamental (misalnya, bukan karena kebangkrutan).
Gunakan @Stockbit screener untuk memfilter saham dengan penurunan harga signifikan.

✔️ Periksa sektor yang tertekan tetapi memiliki potensi pemulihan, seperti properti, ritel, atau energi

2. Analisis Fundamental untuk Potensi Pemulihan
✔️ Gunakan pendekatan FA untuk menilai apakah perusahaan memiliki potensi turnaround:

Pertumbuhan (EPS): Cari perusahaan dengan EPS yang mulai membaik atau memiliki potensi peningkatan (misalnya, EPS sebelumnya negatif tetapi mulai positif). Contoh: EPS +5-10% meskipun sebelumnya lemah.
Risiko (DER): Pastikan DER <1 atau menurun (menunjukkan perusahaan mengurangi utang). Jika DER >1 , risiko lebih tinggi.

Pendapatan: Perhatikan apakah perusahaan memiliki dividen (meskipun kecil) atau potensi untuk membayar dividen di masa depan.

Sektor: Pilih sektor dengan potensi pemulihan, seperti properti (jika suku bunga BI turun dari 6%), ritel (jika daya beli meningkat), atau energi (jika harga komoditas naik).

Manajemen: Cari tanda perubahan manajemen yang positif, seperti penggantian direksi atau strategi baru

Valuasi: Cari saham dengan PER rendah (<15x) atau undervalued dibandingkan sektornya, menunjukkan potensi kenaikan jika kinerja membaik.

3: Analisis Pola Harga untuk Tanda Shakeout
✔️ Penurunan Harga sebagai Strategi Shakeout: Perhatikan apakah penurunan harga saham signifikan diikuti oleh kenaikan mendadak, yang dapat menjadi indikasi shakeout—strategi untuk mengurangi jumlah pemegang saham kecil (ritel) agar pemegang saham besar (institusi atau pengendali) dapat mengkonsolidasikan kepemilikan sebelum mendorong kenaikan harga.

✔️ Periksa pola harga: Penurunan tajam (>30%) diikuti oleh kenaikan signifikan (>15%) dalam waktu singkat (misalnya, beberapa hari atau minggu).
Analisis struktur kepemilikan: Jika saham memiliki pemegang saham mayoritas yang dominan (misalnya, >70%), ini mendukung hipotesis shakeout karena pemegang saham besar dapat memengaruhi harga.
✔️Volume perdagangan: Peningkatan volume saat harga naik setelah penurunan tajam menunjukkan masuknya investor besar, yang sering terjadi setelah shakeout.

4. Analisis Teknikal untuk Timing Masuk
✔️ Indikator Teknikal:
RSI (Relative Strength Index): Cari saham yang oversold (RSI <30), menunjukkan potensi rebound.

Support Kuat: Identifikasi level support yang kuat (misalnya, OKAS memiliki support di ~Rp 90 berdasarkan historis).

Volume Perdagangan: Peningkatan volume bisa menjadi tanda masuknya investor besar, menunjukkan potensi turnaround.

Pola Grafik: Cari pola reversal seperti double bottom atau golden cross (MA 50 melintasi MA 200 ke atas) sebagai sinyal pemulihan.

5. Identifikasi Katalis Pemulihan
✔️ Perubahan Eksternal:
Contoh:
o Kenaikan harga komoditas (batu bara, nikel) untuk saham tambang seperti ADRO atau OKAS.
o Penurunan suku bunga BI (saat ini 6%) untuk saham properti seperti CTRA atau SMRA.
o Pemulihan daya beli konsumen untuk saham ritel seperti AMRT atau MIDI.

✔️Perubahan Internal:
o Restrukturisasi utang (DER menurun).
o Laporan keuangan terbaru menunjukkan perbaikan laba.
o Perubahan manajemen atau strategi (contoh: ACBD dengan direksi baru

✔️ Sentimen Pasar: Sentimen positif seperti pengumuman kontrak baru, ekspansi, atau kebijakan pemerintah yang mendukung sektor.

6. Validasi dengan Skoring
✔️ Buat batasan Skor emiten : maksimal 30 untuk menilai potensi turnaround:
o Pertumbuhan: 5-10/10 jika EPS mulai membaik.
o Risiko: 5-10/10 jika DER <1 atau menurun.
o Pendapatan: 3-5/5 jika ada dividen atau potensi dividen.
o Sektor: 5-10/10 jika sektor memiliki katalis pemulihan.
o Manajemen: 5-10/10 jika ada perubahan positif.
o Analisis: 5-10/10 jika valuasi murah (PER <15x) dan teknikal oversold (RSI <30).

✔️ tentukan Ambang Batas: misal Emiten dengan skor >18/30 layak dipertimbangkan untuk turnaround.

Contoh saja.. misal saja. kita cek $ABCD dan $SDEF , ntar data-datanya di ketik sendiri ya. ini cuma contoh saja

• ABCD
o Kinerja: Turun ~20% (estimasi), harga ~Rp 382 (berdasarkan analisis sebelumnya).
o Fundamental: PER ~15x, DER ~0.9, EPS +6%.
o Teknikal: RSI ~45, support ~Rp 350.
o Katalis: Penurunan suku bunga BI (6%) dapat mendorong sektor properti, ekspansi mal dan perumahan.
o Skor : ~20/30.
o Rekomendasi: Layak dipertimbangkan untuk turnaround. Beli di support Rp 350, target Rp 450 (+18%)

. CDEF
o Kinerja: Turun ~10% (estimasi), harga ~Rp 2,170 (berdasarkan analisis sebelumnya).
o Fundamental: PER ~18x, DER ~0.8, EPS +8%.
o Teknikal: RSI ~45, support ~Rp 2,000.
o Katalis: Pemulihan daya beli konsumen, ekspansi gerai baru.
o Skor : ~22/30.
o Rekomendasi: Layak untuk turnaround. Beli di support Rp 2,000, target Rp 2,500 (+15%).

Latihan Sendiri, ya.

selamat belajar

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy