Saham Laba Double Digit Growth?
Kalau kamu lagi cari saham yang nggak cuma tampil cantik di laporan, tapi juga punya isi dompet tebal alias arus kas yang beneran jalan, 13 emiten ini bisa jadi bahan pertimbangan serius. Mereka semua punya growth laba bersih double digit, rata-rata di atas 10%, dan yang lebih keren lagi: labanya itu bukan cuma angka akrual doang. Mereka bisa ngubah laba jadi duit tunai, yang bisa dipakai buat ekspansi, bayar utang, atau bagi dividen. Apalagi valuasi mereka mayoritas masih murah—PBV banyak yang di bawah 1, PER-nya juga rata-rata di bawah 10. Tapi ya, angka masa lalu cuma sebagian dari cerita. Sebelum optimis terlalu jauh, kita juga mesti mikir: bisa nggak sih mereka tetap kinclong di 2025, apalagi dengan ancaman trade war yang udah mulai mengintip lagi? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kita bahas dulu dari sisi fundamental yang udah kejadian. Yang paling bikin kagum, jelas $NISP. Bank ini tenang di permukaan tapi performanya garang. Dividend yield 8.58%, PBV 0.70, PER 5.82, dan growth laba 18.96%. Yang bikin melek: CFO/NI-nya 7.60x dan FCF/NI 7.52x. Artinya, laba yang dilaporkan itu bukan fatamorgana—duitnya beneran masuk. BTPN juga nggak kalah solid. PBV 0.44, PER 7.42, growth laba 19.28%, dan mereka cetak FCF 10,601 M dari laba 2,813 Miliar. Rasio FCF/NI 3.77x. Ini bank yang ngelola dana kayak tukang sayur—efisien, nggak neko-neko. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pindah ke sektor konstruksi, WTON layak dikasih spotlight. PBV-nya cuma 0.18, dan growth laba 90.48%. Mereka cetak FCF 153 M dari laba 65 Miliar. Untuk bisnis beton yang biasanya penuh piutang dan proyek molor, ini udah prestasi nasional. Di sektor energi, $MEDC punya angka yang padat berisi. PBV 0.75, PER 4.30, growth laba 16.26%, dan FCF 10,557 M dari laba 5,935 Miliar. Nggak gampang jadi perusahaan migas yang arus kasnya rapi, tapi Medco bisa.
Dari sektor travel, BAYU tampil elegan dengan dividend yield 6.25%, PER 4.15, growth laba 44.30%, dan FCF/NI 1.36x. Udah lolos ujian pandemi, sekarang mereka mulai panen. KKGI dari sektor batubara juga stabil banget: PBV 0.74, PER 2.95, growth laba 56.03%, dan FCF 772 M dari laba 648 Miliar. Tambang yang irit capex itu kombinasi yang mahal.
$ASSA, yang bisnisnya nyebar dari logistik sampai lelang mobil, punya growth laba 134.90% dan FCF/NI 1.30x. Ekspansi jalan, tapi duit tetap ngucur. MPMX, meski growth-nya cuma 10.82%, punya dividend yield tertinggi: 11.79%, dan FCF/NI 1.16x—cocok buat kamu yang cari cash cow. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Yang lain kayak CBPE, LPIN, FWCT, SBMA, dan CTRA juga punya growth yang solid dan arus kas yang lumayan sehat. CBPE dengan FCF/NI 0.84x, LPIN 1.07x, FWCT 0.74x, SBMA 0.96x, dan CTRA 0.37x. Beberapa memang lebih banyak akrual, terutama properti seperti CTRA, tapi secara valuasi tetap menarik.
Nah, masalahnya sekarang adalah apakah mereka bisa mempertahankan semua ini di tahun 2025? Jawabannya: bisa iya, bisa juga nggak—tergantung sektor dan kondisi global. Sekarang memang ada pause 90 hari buat trade war. Tapi mari kita jujur, Trump bukan tipe orang yang konsisten damai. Kalau dia balik ke mode “tarif everywhere”, ekspor bisa ketahan, bahan baku jadi mahal, dan kurs rupiah bisa melemah. Efeknya bisa langsung ke pendapatan, beban operasional, bahkan demand di dalam negeri.
Tapi nggak semua bakal kena pukul yang sama. Bank kayak NISP dan BTPN itu domestik, jadi relatif lebih aman. Growth mereka bisa melambat tapi tetap positif kalau suku bunga stabil dan konsumsi masih jalan. Tapi perusahaan kayak MEDC atau KKGI yang main di komoditas global? Kalau harga minyak atau batubara ambruk, ya pendapatan juga bisa anjlok. WTON, CTRA, dan CBPE juga bisa kena rem kalau proyek infrastruktur dan properti ngerem gara-gara ketidakpastian makro. ASSA dan MPMX pun bakal ikut ngikut kalau daya beli melemah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi apa yang harus dilakukan investor? Kalau kamu yakin, ya boleh masuk. Tapi jangan all-in. Cukup selot-selot dulu, nyicil posisi sambil liat arah angin global. Pilih yang punya kas besar, arus kas positif, utang rendah, dan bisnis inti yang tahan banting. Kalau udah naik tinggi, jangan ngejar. Ini bukan musim FOMO. Jaga cash buat averaging down kalau market drop.
Kalau kamu belum yakin, nggak masalah. Kadang pilihan terbaik itu ya nunggu. Simpan duit di kas atau obligasi pendek dulu, dan tetap pantau saham incaran. Lebih baik kehilangan 5% peluang daripada kena drawdown 20% yang bikin tidur nggak nyenyak.
Akhirnya, tinggal cek data, tapi tetap batasi risiko. Saham-saham ini memang menarik, tapi yang bakal bertahan bukan yang paling cuan di atas kertas, melainkan yang paling siap kalau badai beneran datang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/2