[%kAaD%] imho semua orang (otak manusia) memiliki satu bias yg bernama MENTAL ACCOUNTING.

Juga ada yg namanya HEURISTIC BIAS

Jadi pemikiran Anda bukan soal salah/ benar sih

Pemikiran itu Subjective, unik... terserah masing2 bagaimana :
mengelola "akuntansi mental" nya dan
apa "jalan pintas mental-nya" (heuristic)

random tag makan [%XRmL%] 
terlepas [%xNyv%] atau nggak dari [%Otns%] 
 😁  ✌️

@Hauw2x imho semua orang (otak manusia) memiliki satu bias yg bernama MENTAL ACCOUNTING.

Juga ada yg namanya HEURISTIC BIAS

Jadi pemikiran Anda bukan soal salah/ benar sih

Pemikiran itu Subjective, unik... terserah masing2 bagaimana :
mengelola "akuntansi mental" nya dan
apa "jalan pintas mental-nya" (heuristic)

random tag makan $ENAK 
terlepas $CUAN atau nggak dari $IHSG 
 😁  ✌️

Ini foto temen saya. Dia lagi makan2 Omakase.
Sekali makan 3juta katanya.

Mahal gak? Loh ya jelas mahal.
Tapi kalian2 di sini sadar gak, bahwa ketika kalian rugi di market, bisa 10x, 100x ato bahkan 1000x nya?

Banyak orang ketika market merah seperti kali ini, semua pengeluaran serba diirit2, semua dihemat2.
Bahkan temen saya sendiri foto makan indomie di mobil. Saking gedenya ruginya di $BBRI, dia lupa rebus indomienya 🤣🤣🤣🤣

Jujur. Saya tidak bisa memahami pemikiran itu.
Kalo saham downtrend, buat apa pengeluaran dihemat2 untuk beli saham?
Apalagi kalo itu uda pengeluaran kebutuhan pokok, kayak beras, listrik, pulsa, SPP anak.

Saham namanya udah downtrend, apalagi ini marketnya $IHSG aja downtrend.
Kira2 setelah dibeli arahnya kemana? Turun.
Kalo mantul ya paling lebih rendah dari sebelumnya, dan kalo jeblok, lebih dalam dari sebelumnya. Itulah definisi downtrend. Lower high, lower low.

Jadi setelah dibeli dengan ngirit, arahnya? Turun.

Apalagi, ngirit2 buat beli saham di kondisi kayak gini.
Sebuah kondisi di mana resesi global seperti tidak terhindarkan.
Uptrendnya Amerika dari covid lebih dari 4 taon, masa downtrendnya cuma 2 minggu?

Dampak negatifnya aja blom priced in.
Blom ada gelombang PHK.
Blom ada gelombang default.
NPL blom naik (ato udah naik tapi masih akan naik lagi dan tidak tahu seberapa banyak).

So ya ngapain diirit2...?
Kalo udah pasti dibeli sekarang akan RUGI, kenapa pengeluaran sehari2 diirit2?
Ujung2nya bakalan rugi kan...?
Apalagi, kalo kondisi kayak gini, beli saham pake uang panas.

Justru ngirit2, apalagi beli saham pake uang panas itu ya waktu lempar sendal aja jadi hermes. Waktu monyet aja make money di market. Waktu beli apa aja sambil merem, harganya naik.
Bener gak pemikiran saya? Coba minta pendapatnya.