imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ANTM Shifting Laba dari Nikel ke Emas

Tadi ada salah satu user Stockbit yang share laba ANTM naik di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Tahun 2024 bisa dibilang jadi babak baru buat PT Aneka Tambang Tbk. Kalau sebelumnya perusahaan ini dikenal sebagai pemain kuat di komoditas nikel, sekarang justru wajahnya berubah total jadi perusahaan yang hampir sepenuhnya ditopang oleh penjualan emas. Dan perubahannya bukan cuma sekadar tren sesaat—data laporan keuangan memperlihatkan transformasi yang tajam dan menyeluruh, mulai dari struktur pendapatan, margin, hingga sumber utama laba bersih. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Total revenue ANTAM di 2024 mencapai Rp69,2 triliun, melonjak 69% dari posisi 2023 yang hanya Rp41 triliun. Tapi pertumbuhan ini bukan berasal dari seluruh lini bisnis. Penyumbang lonjakan terbesar jelas berasal dari segmen Logam Mulia & Pemurnian, yang naik dari Rp26,4 triliun menjadi Rp57,8 triliun. Artinya, hanya dari segmen emas, ANTAM menambah lebih dari Rp31 triliun pendapatan baru—dan ini setara dengan 84% dari seluruh revenue tahun itu. Sebaliknya, segmen Nikel yang tadinya jadi primadona malah terjerembab: pendapatannya turun dari Rp12,9 triliun menjadi Rp9,5 triliun, atau anjlok 26,1%. Dari sisi porsi, nikel kini hanya menyumbang 14% dari pendapatan ANTAM, jauh menurun dibanding sebelumnya. Segmen Bauksit & Alumina memang naik sedikit (6,5%), tapi nilainya tetap kecil—sekitar Rp1,8 triliun atau hanya 2–3% dari total.

Namun pertumbuhan pendapatan besar tidak otomatis diiringi kenaikan margin. Di sinilah terlihat bahwa ekspansi volume tidak selalu paralel dengan efisiensi. Secara total, laba usaha ANTAM memang naik dari Rp2,62 triliun ke Rp2,99 triliun, alias tumbuh 14%. Tapi sayangnya, margin usaha justru menyusut dari 6,4% menjadi hanya 4,3%. Dan penyebabnya jelas: nikel. Di tahun 2023, segmen nikel masih memberikan margin laba usaha mewah sebesar 26,7%. Tapi di 2024, margin itu anjlok ke 7,3%. Bukan hanya karena penurunan penjualan, tapi juga karena beban penyusutan dan impairment aset tetap di segmen nikel yang mencapai Rp1,26 triliun dan Rp476 miliar berturut-turut. Bandingkan dengan emas yang meski skala penjualannya melonjak, marginnya tetap datar di kisaran 6,2%, dan bauksit yang justru meningkat dari 8,6% menjadi 9,2%. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Laba bersih naik dari Rp3,08 triliun ke Rp3,85 triliun, tumbuh 25%. Tapi sekali lagi, kalau ditelusuri lebih dalam, pertumbuhan ini sangat bergantung pada satu faktor dominan: emas. Kontribusi segmen Logam Mulia terhadap laba bersih 2024 mencapai Rp3,81 triliun, atau 99% dari total. Segmen nikel yang sebelumnya menyumbang Rp3,27 triliun laba di 2023, kini tinggal Rp829 miliar. Bauksit naik tipis jadi Rp215 miliar, tapi tetap kecil. Dan jangan lupa, kantor pusat serta segmen lain-lain menyedot laba hingga hampir Rp1 triliun. Jadi kalau emas tidak melonjak tajam tahun ini, mustahil laba bersih ANTAM bisa tumbuh.

Dari sisi geografis, posisi pasar ANTAM juga semakin terkonsentrasi di dalam negeri. Dari total Rp69,2 triliun pendapatan 2024, hanya Rp5,24 triliun berasal dari ekspor, atau sekitar 7,6%. Artinya, 92,4% sisanya diserap pasar domestik. Segmen emas hampir seluruhnya dijual di dalam negeri (99,8%), sementara nikel masih punya porsi ekspor sebesar 43% (naik dari 35% di 2023). Menariknya, bauksit kini lebih banyak diekspor (56%), menunjukkan bahwa komoditas ini mulai punya pangsa luar negeri yang menjanjikan. Tapi secara keseluruhan, dominasi pasar lokal dalam struktur penjualan ANTAM kini sangat kuat, terutama karena emas lebih mudah diserap pasar domestik.

Total aset konsolidasi ANTAM per akhir 2024 sebesar Rp44,5 triliun. Yang mengejutkan, kantor pusat justru menguasai 58,6% dari total aset (Rp26,09 triliun), jauh lebih besar dibanding segmen nikel (Rp7,36 triliun), emas (Rp6,66 triliun), dan bauksit (Rp3,73 triliun). Liabilitas juga masih besar, total Rp12,3 triliun, dengan porsi tertinggi dari segmen emas (Rp5,4 triliun) dan kantor pusat (Rp3,47 triliun). Kalau kita lihat belanja modal (Capex), tahun 2024 ada pengetatan besar: dari Rp1,59 triliun di 2023 jadi cuma Rp964 miliar. Penurunan paling drastis terjadi di kantor pusat, dari Rp1,06 triliun menjadi Rp202 miliar. Di sisi lain, Capex untuk nikel dan bauksit justru naik, menunjukkan bahwa ANTAM masih mencoba memperbaiki dua segmen tersebut untuk jangka menengah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sementara itu, total penyusutan turun dari Rp1,67 triliun ke Rp1,56 triliun. Tapi hampir seluruhnya tetap ditanggung segmen nikel (Rp1,26 triliun), yang memperberat posisi margin mereka. Dan satu angka yang tidak boleh diabaikan: impairment aset tetap sebesar Rp476 miliar seluruhnya terjadi di segmen nikel, memperjelas bahwa lini bisnis ini sedang berada dalam tekanan berat.

Jadi, tahun 2024 adalah tahunnya emas buat ANTAM. Semua kinerja finansial yang positif dihasilkan dari satu sumber dominan — segmen logam mulia. Nikel yang dulu jadi tulang punggung, kini jadi beban. Margin yang dulu tebal, sekarang makin tipis. Ekspor makin kecil kontribusinya, pasar lokal yang jadi penentu utama. Dan yang paling penting, transformasi ini terjadi bukan hanya karena naiknya harga emas, tapi juga karena penurunan tajam di sektor lain. Kalau tren ini berlanjut, kita bisa saja menyebut ANTAM bukan lagi "perusahaan nikel", tapi "perusahaan emas dengan lini usaha lain yang sedang coba dipulihkan." Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

ANTM mungkin terdampak oleh “Trump Trade War Jilid 2,” terutama karena dua hal: 1) ketergantungan ekspor nikel dan bauksit, serta 2) volatilitas harga komoditas global yang makin tak menentu belakangan ini.

Kalau lihat dari data futures terbaru, harga nikel (NI1!, NICKEL1!) sedang lesu darah: YTD turun sekitar -6,99% sampai -14,17%, dan secara 6 bulan pun anjlok -19,15%. Ini sejalan dengan laporan keuangan ANTAM 2024 yang mencatat penurunan revenue nikel -26% dan drop margin dari 26% ke hanya 7%. Jadi kalau Trump makin agresif dengan tarif ke semua negara (termasuk Indonesia), permintaan nikel dunia bisa makin lemah, apalagi kalau supply chain jadi kacau karena restriksi lintas negara.

Sementara itu, emas (GOLD1!, XAUUSD1!, AU1!) justru sedang tampil kinclong. YTD naik antara +13% sampai +15%, dan secara tahunan melonjak +28–30%. Ini cocok dengan kondisi ANTAM 2024 yang laba bersihnya diselamatkan oleh emas. Jadi walau trade war bikin industri manufaktur babak belur, investor global justru lari ke safe haven seperti emas. Dan ANTAM—dengan 83% revenue-nya dari logam mulia—secara langsung diuntungkan tren ini. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

ANTM sangat rawan jika tekanan tarif menghantam industri logam industri seperti nikel dan bauksit, apalagi kalau Tiongkok dan AS saling balas tarif. Tapi di sisi lain, mereka juga terlindungi karena emas justru naik daun saat dunia makin panik. Jadi, kalau Trump terus ngotot perang dagang, ANTAM bisa terkena pukulan di satu sisi, tapi tetap punya pelindung dari sisi logam mulia. Singkatnya, separuh rugi, separuh imun.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BRMS $AMMN

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy