imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Fundamental Is Dead ?

Pada era sekarang ini mulai bermunculan dan pergeseran analisis saham.
Yeah, dari Fundamental, teknikal, sentimen (positif negatif) hingga bandarmology.
Manakah yang lebih relevan ?

Dari masa lalu kita belajar untuk menerka masa depan.
2008, 2015, 2020, 2025.
Setiap saham punya masanya, dan setiap masa punya sahamnya.

Saham Konglomerat PP, Aguan, HA tidak bisa menggunakan analisis fundamental.
Karena yang digunakan adalah analisis sentimen, buy rumor sell news.
Menggunakan marketing influencer yang wara wiri di sosmed, jualan harapan & masa depan.
CUAN, BREN, TPIA, PTRO, BRPT (PP)
$PANI , CBDK
RAJA, RATU
PBV yang tidak masuk akal 150x, 50x dengan kondisi perusahaan yang biasa saja.
Bukan market leader, bukan pula big fish untuk ASIA.

Dari saham milik Bakrie group seperti BUMI, UNSP kita bisa belajar bahwa big whale tetap akan mencaplok teri. Ada pula saham Bank Digital era Covid yang jadi primadona, dan sekarang kembali ke habitatnya. ARTO, BANK, BBYB.
FOMO, tergiur ajakan influencer dan berharap cuan mendadak.

Ketika bubble meletus, semua akan kembali ke settingan pabrik, dan sangkuters akan menyalahkan semua pihak dan berkata "saham itu judi". Inilah yang disebut dengan Newton Syndrom. Ketamakan kerakusan para trader, investor, scalper.
Saham gorengan akan memberikan potensi cuan sementara
Ikutlah naik, copet, dan turunlah segera. Timing masuk dan keluar harus pas.

Investasi adalah tentang TRUST.
Laporan keuangan, manajemen, good will, GCG, growth, deviden, MSCI Index & rating tetap menjadi patokan utama apakah kita mau membeli saham tersebut atau tidak ?
Pada akhirnya saham dengan pondasi yang kuat tetap akan memberikan keuntungan.

Untuk holder saham, selamat menikmati era kegelapan 2025 untuk potensi bagger.
Sayangi ginjalmu, minum ciu setiap hari 馃ぃ
$ITMG , $INTP , TAPG, UNTR, BBRI, BMRI, ASII, UNTR, BBNI RALS, IPCC,BBCA

Read more...
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy