imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saham Dividend?

Kalau kita lagi cari saham yang bisa kasih passive income stabil tiap tahun lewat dividen, penting banget untuk nggak kejebak sama angka yield tinggi doang. Kadang angka gede itu justru tanda bahaya, bukan peluang emas. Contoh paling ekstrem ya $ADRO. Tahun ini mereka kasih dividend yield sampai 103%, dan kedengarannya memang gila banget. Tapi kalau dicermatin lebih dalam, itu semua gara-gara spin-off anak usahanya, AADI, yang hasilnya langsung dibagikan ke pemegang saham. Jadi, bukan dari operasional murni, bukan dari laba reguler, dan yang pasti: nggak akan kejadian tiap tahun. Kecuali mereka iseng lepas ADMR juga, dan itu pun belum tentu dikasih semua ke investor kayak AADI kemarin. Artinya? Yield tahun ini one-off. Padahal kalau kita lihat angka-angka lainnya, ADRO kelihatan menggoda: PBV 0.63, PER 2.24, cash 22.715 M, dan laba masih besar di 22.297 Miliar. Tapi jangan lupa, laba itu turun 12% YoY, dan ini bisa jadi sinyal bahwa margin batubara mereka udah mulai menyempit. Jadi, ya, ADRO tetap menarik secara valuasi, tapi jangan harap dividen tahun depan bisa sebesar dividen tahun lalu. Tapi tetap gede sih untuk ukuran saham di Indonesia. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang kita geser ke saham yang dividennya lebih normal tapi justru kelihatan lebih sustain dan waras. $MPMX, misalnya. Anak usaha keluarga Soeryadjaya ini bergerak di bisnis otomotif dan pembiayaan, dan mereka kelihatan cukup disiplin dalam bagi laba. Tahun ini mereka kasih dividend yield 12.17%, tapi yang menarik: itu bukan hasil dari lepas anak usaha atau untung dadakan. Itu murni dari operasional mereka yang sehat. Laba tumbuh 10.82%, revenue naik 13.83%, dan mereka duduk nyaman di atas kas 1.867 Miliar. Valuasinya juga masuk akal: PBV 0.68, PER 7.24. Kalau pakai pendekatan konservatif—misalnya payout ratio 60%—potensi yield ke depan tetap sekitar 8.29%, dan karena labanya naik, yield bisa tetap tinggi. Artinya, ini dividen yang bisa sustain, bukan efek kejutan sesaat. Dari semua kandidat, MPMX adalah contoh ideal perusahaan yang konsisten bagi cuan ke investor dan masih punya ruang tumbuh.

Lanjut ke $RALS, pemain ritel yang dikenal dengan Ramayana. Dunia ritel emang keras, apalagi bersaing sama e-commerce dan minimarket yang makin menjamur. Tapi RALS masih bisa bertahan. Bahkan laba mereka tumbuh 4.56% tahun ini. Memang nggak spektakuler, tapi tetap positif. Revenue naik 0.59%, stabil walau nggak melonjak. Mereka tetap kasih dividend yield 14.97%, yang jauh di atas rata-rata IHSG. Cash-nya juga aman, 1.034 Miliar, PBV 0.66, dan PER 7.55. Valuasinya termasuk murah untuk sektor defensif. Kalau kita pakai logika sederhana, PER segitu dan payout ratio 50%, harusnya yield normal sekitar 6.6%. Tapi realisasi dua kali lipat. Jadi wajar kalau banyak yang mulai melirik saham ini buat simpanan dividen jangka panjang. Apalagi perusahaan ini udah tahan banting sejak krisis 2008, pandemi, sampai sekarang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kita juga punya DUTI, anak usaha dari BSDE yang bergerak di properti. Yield-nya 11.69%, valuasi murah (PBV 0.58, PER 7.06), dan kas jumbo 2.525 Miliar. Tapi, laba mereka turun 20.13%, jadi harus hati-hati. Walaupun revenue naik 14.51%, penurunan margin bisa ganggu kemampuan mereka untuk terus bagi dividen setinggi itu. Yield yang besar tahun ini mungkin bisa bertahan satu dua tahun, tapi kalau efisiensi nggak membaik, bisa mulai turun.

Nah, satu lagi yang cukup menarik tapi penuh catatan adalah TUGU, anak usaha Pertamina yang bergerak di asuransi umum. Mereka kasih dividend yield 13.90%, valuasi super murah (PBV 0.32, PER 4.49), dan revenue naik 9.52%. Tapi labanya anjlok 47%, dan kas mereka cuma 358 Miliar, tergolong kecil untuk perusahaan asuransi. Yield tinggi ini kemungkinan besar didanai dari cadangan laba, bukan dari operasional yang naik. Kalau situasi ini berlanjut, yield ke depan bisa berkurang drastis. Jadi ini lebih cocok buat yang doyan deep value dan siap spekulasi, bukan buat yang cari dividen stabil.

Kita juga coba pendekatan dari dua sisi untuk estimasi yield ke depan.

Pertama, dari dividen tahun lalu + growth laba. Misalnya MPMX, yield lama 12.17%, laba tumbuh 10.82%, berarti potensi yield tahun ini bisa naik ke 13.45%. RALS juga gitu, yield 14.97% dan growth laba 4.56%, potensi yield sekitar 15.65%. Tapi DUTI dan TUGU justru yield-nya bisa turun, karena labanya turun. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kedua, kita lihat dari PER + growth laba + yield lama. Logikanya, kalau PER rendah dan laba naik, maka potensi yield ke depan akan tetap tinggi jika payout ratio dijaga. Misal RALS dengan PER 7.55 dan yield lama 14.97%, maka potensi yield tetap bisa di kisaran 15% karena growth-nya masih positif.

Semua analisis ini ngasih kesimpulan yang konsisten. MPMX dan RALS tetap paling menarik untuk yield jangka panjang. MPMX punya kombinasi growth, cash kuat, valuasi murah, dan yield sehat. RALS cocok buat yang cari stabilitas dan defensif. ADRO memang menggiurkan tahun ini, tapi cuma sementara. DUTI dan TUGU bisa jadi peluang, tapi risikonya lebih tinggi karena penurunan laba.

Intinya, jangan cuma lihat angka yield paling tinggi. Cari yang yield-nya besar tapi logis dan sustain, yang kasih dividen dari hasil usaha, bukan dari kejutan sesaat atau cadangan. Dan seperti biasa, selot-selot aja. Nggak usah langsung ngebut, apalagi sampai full margin. Yang penting konsisten dan tahu apa yang dibeli. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy