imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah Ada Bandar yang Bisa Menyelamatkan $IHSG?

Bursa seluruh dunia sudah kayak tabrakan beruntun di tol Cipularang saat lebaran, hancur lebur. Selama IHSG kita libur Lebaran sepuluh hari, dunia luar seperti habis dilempar petasan dari segala arah. Dow Jones turun 5,5%, Nasdaq jatuh 5,8%, S&P 500 longsor 6%, Nikkei Jepang tumbang 6,6%, KOSPI Korea Selatan -5,3%, NIFTY India -4,1%, dan HSI Hong Kong bahkan amblas lebih dari 11%. Kalau indeks saham itu mobil, maka sekarang semua parkirnya sudah penyok-penyok. Dan yang paling seram? VIX Index alias indikator ketakutan global meledak 50% dalam sehari dan 163% secara YTD, tandanya kepanikan sudah resmi masuk mode turbo. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang coba bayangin IHSG sebagai kapal feri di tengah laut. Saat kapal-kapal besar seperti Dow Jones dan Nasdaq dihantam badai, air pasang naik, dan arus bawahnya ganas, kecil kemungkinan kapal kecil seperti IHSG bisa selamat tanpa oleng. Apalagi dalam kondisi ini, IHSG bukan hanya menghadapi ombak dari luar negeri, tapi juga muatan internal yang berat libur panjang, sentimen lemah, dan belum ada sentimen positif lokal yang bisa jadi jangkar.

Secara teknikal, hampir semua indeks besar dunia mencatat penurunan tajam 1 bulan terakhir Nasdaq -12%, Dow Jones -9,3%, DAX Jerman -8,5%, FTSE UK -7%, CAC Prancis -8,4%, dan indeks saham China (CSI300) -7,3%. Bahkan HSTECH Index, yang isinya saham-saham teknologi China, udah ngedrop -24,6% dalam 3 bulan terakhir alias udah kayak jatuh dari lantai 10 dan belum mendarat.

Masalahnya, IHSG bukan satu-satunya yang bakal “bangun tidur” besok pagi. Setelah 10 hari bursa tutup, semua saham yang selama ini menahan diri kayaknya bakal ikut panik. Bahkan BEI sendiri udah ngasih sinyal lewat mock trading hari ini, yang diwarnai dengan simulasi saham big banks seperti BBRI dan BMRI ARB. Mock trading ini bukan error, tapi uji coba sistem untuk melihat skenario terburuk kalau besok pasar anjlok beneran kayak latihan pemadam kebakaran sebelum gedung benar-benar terbakar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lalu, apakah bandar bisa selamatkan IHSG? Secara teori, bisa saja. Tapi mari realistis. Saat tekanan datang dari global, menyelamatkan indeks itu kayak coba nahan banjir bandang pakai sapu ijuk. Kalau dana asing keluar Rp2-3 triliun dalam sehari, butuh likuiditas lokal setara hanya untuk netralisasi. Dan itu baru untuk menahan, belum untuk naikkan harga. Realita yang lebih mungkin adalah pasar jatuh dulu untuk cari harga wajar baru, dan bandar baru masuk setelah diskon besar-besaran.

Situasi besok itu seperti pintu bioskop yang ditutup saat film thriller tayang, dan semua orang disuruh keluar pas scene paling menegangkan. Begitu pintu dibuka, semua penonton langsung panik siapa cepat, dia selamat. Dan yang berdiri paling depan bisa saja jadi korban pertama.

Jadi, kalau kamu ritel, ini saatnya siapin mental dan strategi. Jangan berharap ada pahlawan berjubah masuk di menit pertama. Pasar bukan sinetron. Di dunia nyata, yang kuat adalah yang sabar nunggu badai lewat, bukan yang nekad berenang di tengah ombak tinggi sambil bawa ransel penuh barang diskonan.

Lalu kita harus ngapain dong? Itu tergantung kamu siapa dan kamu pegang apa.

Kalau kamu pegang saham gorengan, gak ada fundamental, gak ada dividen, gak jelas siapa bandarnya, dan chart-nya udah kayak roller coaster, ya mohon maaf, cutloss itu bukan dosa. Itu bentuk mencintai diri sendiri. Apalagi kalau market global kayak sekarang udah kayak kapal karam, jangan berharap gorengan bisa berenang. Bahkan seringnya mereka tenggelam lebih dulu. Ibaratnya kamu naik perahu bocor pas tsunami datang mending loncat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi kalau kamu pegang saham bluechip, punya fundamental kuat, rajin bagi dividen, dan secara valuasi udah mulai diskon, justru ini bukan waktu buat panik, tapi mikir strategis. Cutloss di tengah badai itu kayak jual rumah pas banjir harganya pasti murah. Kalau kamu butuh uang atau nggak kuat nahan tekanan mental, yes, silakan kurangi posisi. Tapi kalau kamu siap maraton dan bukan sprint, cicil beli di selot-selot, never all-in, itu strategi paling waras.

Dividen juga bisa jadi jangkar. Saat harga saham jatuh, dividend yield naik. Misal kamu punya saham yang rutin bagi dividen Rp100 per tahun, dan sekarang harganya turun dari Rp2.000 ke Rp1.000, itu artinya yield-nya naik dari 5% ke 10%. Dalam dunia yang serba takut kayak sekarang, cash is king. Dan dividen adalah cash nyata.

Soal fundamental? Ini saatnya buka LK Q4, lihat laba bersih, cek utang, arus kas operasional, dan posisi kas. Kalau perusahaan masih cetak laba, punya cadangan kas, dan bisa survive tanpa nambah utang itu artinya bisa dihold. Tapi kalau dari CALK kelihatan revenue drop, laba hilang, piutang naik, kas menipis, dan utang mekar kayak kembang api. Jangan dipaksa tahan.

Jadi kalau tanya ke diri sendiri dan isi porto.

1. Isi porto saham gorengan? Cutloss gak dosa.


2. Isi porto Bluechip bagus? Cicil selot selot beli di turunan tiap anjlok 15-25%.

3. Isi porto dividen yield tinggi? Pertimbangkan buat hold atau beli lagi.

Sekali lagi never all-in, selot selot only dan tetap waras.

Kalau saham yang dihold fundamental hancur? Jangan jadi martir dengan keep hold.

Pasar itu bukan soal berani, tapi soal tahan lama. Dan yang tahan lama bukan yang nekat, tapi yang tahu kapan harus mundur, kapan harus diem, dan kapan harus masuk pelan-pelan.

Justru di saat kayak gini, hal-hal non-teknikal itu jadi pelindung mental paling ampuh. Market merah, portofolio berdarah, IHSG nyaris ARB berjamaah, tapi kalau hati tenang, pikiran jernih, kita nggak ikut-ikutan panik jual di dasar. Banyakin doa, karena kadang yang kita butuh bukan sinyal teknikal, tapi ketenangan batin. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ibadah, apalagi kalau masih dalam suasana Lebaran, bisa bikin kita sadar bahwa rezeki itu bukan cuma dari capital gain, tapi juga dari napas yang masih gratis dan keluarga yang sehat. Silaturahmi bisa jadi momen ngobrol yang menyelamatkan logika daripada panik liat running trade, lebih baik denger cerita hidup orang lain yang lebih menampar daripada candle merah.

Sedekah? Justru pas market drop, kita diuji apakah bisa gak kasih ke orang lain padahal portofolio lagi berdarah? Dan anehnya, sering kali, justru setelah berbagi, datang rezeki yang nggak masuk logika.

Bantu sesama? Di luar sana banyak orang yang bahkan gak ngerti apa itu IHSG, tapi lagi kesusahan. Bantu mereka, kita jadi lebih bersyukur. Dan saat kita lebih bersyukur, kita gak akan terlalu emosional lihat angka-angka merah di portfolio.

Karena pada akhirnya, market bisa naik-turun. Tapi jiwa yang tenang dan hati yang ikhlas itu yang bikin kita tetap utuh gak peduli berapa lot yang nyangkut.

Ini sebenarnya latihan denial, Ikhlas Nyangkut.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBRI $BREN

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy