Baiklah, saya akan spill salah satu analisis Riset Bolasalju untuk sektor consumer goods (barang konsumsi). Analisis ini terbit sebagai publikasi Riset Bolasalju di bulan November 2024.
Pilihan saham: Hal selanjutnya adalah pilihan saham. Industri konsumer terbagi dua: non-siklus dan tersiklus.
Dari dua industri konsumer ini, ada empat subsegmen di non-siklus (125 saham) dan tujuh subsegmen di industri tersiklus (154 saham). Industri non-siklus meliputi: ritel makanan dan konsumsi umum, makanan dan minuman, tembakau, dan produk tidak tahan lama lainnya. Industri tersiklus meliputi: otomotif, rumah tangga, barang rekreasi, barang mewah, jasa konsumen (termasuk hotel), dan media.
Di analisis ini kami hanya memilih 13 saham. Ada produk makanan/minuman ($INDF Indofood, MYOR Mayora, ULTJ Ultra Jaya, STTP Siantar Top, ROTI Sari Roti, dan CAMP es krim Campina), ritel konsumsi ($AMRT Alfamart), distributor produk kesehatan (EPMT Kalbe Farma), produk perawatan badan dan rumah tangga ($UNVR Unilever), produk bayi/ibu (MICE Pigeon), produk otomotif (AUTO Shop&Drive), dan pariwisata (PJAA Jaya Ancol). Kami merasa 13 saham ini bisa menangkap nuansa industri konsumer karena: 1) mereka adalah yang terbaik dan bahkan pemimpin pasar di industrinya; dan, 2) beberapa segmen mereka sudah cukup mewakili untuk menangkap nuansa di industri konsumer yang berbeda-beda tersebut.
Kesimpulannya, ritel non-siklus seperti makanan/minuman atau bahan pokok masih tumbuh, meski tumbuhnya tidak sebesar periode sebelumnya.
Sementara itu, ritel tersiklus yang mayoritas produk/jasa kategori kebutuhan sekunder atau tersier ada yang mengalami tekanan, ada yang tidak. Jadi bagaimana kesimpulannya? Silakan pikirkan sendiri.
Mungkin ada beberapa komentar untuk mengkritisi analisis ini:
Analisis ini bias karena fokus hanya 13 perusahaan yang termasuk terbaik di kedua industri ini. Jawaban saya: betul. Tapi industri mereka menguasai hajat hidup orang banyak. Artinya kebutuhan masyarakat akan produk/jasa mereka masih besar.
Bisa saja data keuangan yang dilaporkan over-reported, sehingga menyembunyikan realitas sesungguhnya. Jawaban saya: Bisa juga under-reported, misal untuk mengurangi pajak.
Lalu bagaimana dengan sentimen di luar tentang ekonomi yang rasanya terganggu? Jawaban saya: saya melihat memang beberapa industri terganggu. Banyak industri. Misalnya kontraktor, proyek infrastruktur fisik/digital terhambat, dan akhirnya siklus bawahnya semua spending di masyarakat terasa terhambat. Banyak usaha ritel terganggu juga.
Anggaplah kita bagi ekonomi di masyarakat itu dalam tiga tingkatan: ekonomi ritel bawah, ekonomi di tengah sebagai penyedia jasa/produk umum (sekunder), dan ekonomi besar yang menangani proyek/perdagangan besar seperti infrastruktur/pertambangan/komoditas.
Jika ekonomi besar terganggu atau terhambat, maka ekonomi di tengah juga terpengaruh, dan akhirnya ekonomi ritel bawah juga. Kenapa ekonomi besar terganggu? Selain efek pandemi, kita juga baru mengalami pemilu presiden. Dua hal ini bisa mengganggu spending ekonomi besar. Apalagi dengan gejolak global yang demikian dinamis, ada perang dagang dan juga perebutan hegemoni kekuasaan yang masih terus berkecamuk, maka perputaran dana juga terganggu. Dana global sebenarnya tidak langsung memengaruhi ekonomi menengah atau ritel bawah. Dana global berputar di wilayah pasar modal, transaksi surat utang (obligasi), dan investasi. Nah, yang terakhir inilah yang bisa memengaruhi aliran uang hingga ke bawah.
Di tingkat ekonomi ritel bawah, setidaknya jika dilihat dari profitabilitas perusahaan ritel yang menguasai hajat hidup orang banyak yang telah kami analisis, sebenarnya Indonesia masih baik-baik saja.
Nah, sebagai penutup, usaha-usaha tersebut adalah perputaran ekonomi di tingkat konglomerasi besar. Bagaimana perputaran ekonomi di tingkat industri kecil atau mikro? Saya belum tahu jawabannya dan hingga detik ini belum menemukan data yang layak untuk bisa dilihat. Kalau dilihat dari data pembanding seperti inflasi, memang terjadi penurunan. Inflasi turun bisa berarti dua hal: harga turun atau konsumsi yang turun sehingga memaksa penyedia menurunkan harga. Tapi apa iya harga turun? Nah.
Selanjutnya bagaimana? Ngupi aja dulu ☕️