Membuat Skrining Saham Menggunakan Strategi Goldman
Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang strategi Goldman Sachs menghadapi trade war jilid 2 di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kamu mau bikin skrining saham di Stockbit yang mengikuti strategi defensif-taktis ala Goldman Sachs, ada beberapa variabel utama yang bisa digunakan langsung lewat fitur screener, dan beberapa yang harus dianalisis secara manual. Strategi ini dirancang untuk menghadapi situasi global yang penuh ketidakpastian seperti sekarang — ketika Trump kembali jadi presiden dan tarif dagang melonjak sampai 21%, inflasi AS diprediksi naik hampir 2%, dan pertumbuhan ekonominya bisa kepotong 1–3%. Pasar bergerak dalam mode risk-off, dan Goldman menyarankan tetap defensif, fleksibel, dan siap sergap koreksi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi valuasi, filter yang bisa langsung dipakai di Stockbit adalah PER di bawah 15 dan PBV di bawah 1,5, untuk memastikan saham tidak overvalued dan masih punya margin of safety. Lalu masuk ke sisi profitabilitas, kamu bisa pasang ROE di atas 10% dan Net Profit Margin lebih dari 10% — ini penting biar nggak beli saham yang untungnya tipis dan rentan kalau biaya naik akibat tarif. Tambahkan juga filter Free Cash Flow positif serta arus kas operasional (CFO) lebih besar dari laba bersih, untuk pastikan kamu beli perusahaan yang beneran menghasilkan uang tunai, bukan untung akuntansi doang.
Dari sisi kekuatan neraca, pasang filter Debt to Equity Ratio (DER) di bawah 1, dan kalau memungkinkan lihat juga apakah perusahaan punya kas lebih besar dari total utangnya. Perusahaan yang punya posisi net cash lebih tahan guncangan ketika suku bunga naik atau akses utang makin sulit. Jangan lupa tambahkan EPS Growth dan Revenue Growth positif secara YoY, karena perusahaan tetap harus tumbuh walaupun pasar lagi volatile. Kalau kamu ingin tambahan stabilitas, kamu juga bisa masukkan filter Dividend Yield di atas 3% untuk perusahaan yang bagi hasil rutin.
Namun, tidak semua hal bisa difilter langsung di Stockbit. Dua poin penting ala Goldman — yaitu sensitivitas terhadap valas dan diversifikasi pasar ekspor — harus dicek manual. Untuk sensitivitas valas, kamu bisa buka laporan keuangan perusahaan dan lihat apakah mereka sangat tergantung pada bahan baku impor, atau punya utang dalam mata uang asing. Kalau iya, mereka berisiko kalau rupiah melemah. Untuk diversifikasi ekspor, kamu bisa cek apakah perusahaan tergantung pada satu negara (misalnya ekspor besar ke AS), atau punya pasar ekspor yang menyebar — atau bahkan fokus utama mereka ada di pasar domestik, yang lebih aman dari guncangan tarif global. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi, kombinasi yang ideal adalah: pakai screener Stockbit untuk cari saham dengan valuasi murah, profitabilitas tinggi, arus kas positif, dan neraca solid, lalu lanjutkan dengan analisis manual untuk pastikan mereka nggak punya ketergantungan berlebihan pada valas dan pasar ekspor tunggal. Ini bukan strategi cari cuan cepat, tapi cara bertahan dan menang di tengah dunia yang makin berisik — sesuai gaya Goldman: defensif, gesit, dan selalu siap ambil peluang dari ketakutan pasar.
Skrining itu bukan jaminan cuan, tapi alat bantu untuk memperbesar peluang cuan — asal dipakai dengan benar dan nggak disembah kayak dewa.
Skrining saham itu ibarat filter air: dia bantu nyaring saham berdasarkan kriteria yang kamu tentukan, misalnya PER murah, ROE tinggi, FCF positif, atau dividen konsisten. Tapi hasil akhirnya tetap tergantung pada bagaimana kamu menginterpretasi hasilnya, memahami konteksnya, dan menyusun strategi selanjutnya. Misalnya, kamu bisa nemu saham yang PER-nya < 10, tapi ternyata dia rugi terus dan valuasinya murah karena memang udah sekarat. Atau nemu saham yang FCF-nya positif tahun ini, tapi ternyata karena jual aset, bukan dari operasional murni.
Selain itu, pasar nggak selalu rasional dalam jangka pendek. Bisa aja saham yang fundamentalnya cakep malah turun karena sentimen global lagi jelek, dana asing keluar, atau ada isu di sektor. Sebaliknya, saham gorengan bisa terbang padahal secara fundamental layak dibuang. Nah, skrining nggak bisa nangkep semua itu kalau kamu cuma andalkan angka mentah.
Tapi... kalau kamu ngerti cara baca angka, ngerti cara baca laporan keuangan, dan bisa menghubungkan data skrining dengan kondisi makro, valuasi sektoral, dan momentum pasar — skrining bisa jadi senjata yang sangat efektif. Banyak investor sukses (termasuk gaya ala Goldman Sachs) pakai skrining bukan buat cari "saham sakti", tapi buat nyaring yang jelek dulu, lalu fokus analisis lebih dalam di yang tersisa. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Skrining bukan jaminan cuan, tapi bisa bantu kamu menghindari saham jebakan dan mengarahkan ke saham yang secara probabilitas lebih masuk akal. Sisanya? Tetap perlu akal sehat, analisis tajam, dan disiplin eksekusi.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ACES $JRPT $TOTO
1/3