imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Pesan Goldman Sachs Buat Investor Untuk Menghadapi Tarrif War Jilid 2

Tadi malam salah satu user Stockbit share insight dari Goldman Sachs tentang strategi menghadapi tarrif war di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Pasar keuangan global baru saja diguncang realitas baru: Trump kembali ke Gedung Putih dan langsung menepati janjinya soal perang dagang jilid dua. Mulai 5 April 2025, semua barang impor ke AS — kecuali dari dua tetangganya, Kanada dan Meksiko — dikenai tarif baseline 10%. Tak berhenti di situ, sejak 9 April, sejumlah negara mendapat tambahan tarif yang lebih sadis: Vietnam 46%, Taiwan dan Thailand 36%, Indonesia 32%, Jepang 24%, Uni Eropa 20%, Inggris 10%, dan China 34%. Kata Goldman Sachs, “Starting April 9, top-up tariffs will be applied on imports from key trading partners...” — dan ya, nama Indonesia disebut jelas di situ. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kenaikan tarif ini bikin tarif efektif rata-rata AS melonjak dari 2,3% ke sekitar 21%, level tertinggi sejak era sebelum Perang Dunia I. Menurut Goldman, kebijakan ini bisa memangkas pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1–3%, dan inflasi inti alias core PCE diprediksi bisa naik hampir 2 poin persentase. "We estimate a cumulative 1–3pp drag on real GDP... and see a boost to core PCE inflation of nearly 2pp..." jelas Goldman. Tapi mereka juga bilang, The Fed nggak akan langsung bereaksi kecuali data ekonomi mulai goyah. Mereka masih menunggu pelemahan nyata di belanja konsumen, tenaga kerja, dan investasi bisnis. “We believe clearer evidence of weakness in employment, consumer spending, and business investment will likely be needed for the Fed to act.”

Pasar merespons dengan pola klasik: saham global melemah, US Treasury rally karena investor cari aman, dan yen Jepang jadi rebutan. Spread kredit mulai melebar di sektor-sektor sensitif seperti otomotif, ritel, dan teknologi. Tapi ini belum tahap panik total. Goldman menyebut: "Corporate credit spreads remain tight despite widening...", yang artinya pasar masih setengah percaya tarif ini akan bertahan lama. Dolar AS justru melemah, sedikit membantu pasar emerging — walau belum cukup untuk redam tekanan ekspor. Yuan China masih stabil, tapi kalau tekanan makin besar, pelemahan bisa terjadi kapan saja. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sikap Goldman sendiri? Defensif tapi gesit. Mereka nggak lari dari pasar, tapi sudah pasang posisi aman dan siap manfaatin koreksi. “We have adopted a more defensive stance across public markets... We remain nimble...” kata mereka. Strategi utamanya tetap berjalan — pegang obligasi pemerintah durasi menengah, cari saham dengan diversifikasi pendapatan global dan neraca keuangan kuat, dan menjauhi sektor-sektor yang berpotensi kena tarif tambahan kayak semikonduktor dan farmasi. “Our investment playbook outlined in March remains broadly intact.”

Lalu apa artinya buat investor Indonesia? Jawaban pendek: jangan panik, tapi jangan santai juga. Ini bukan waktu untuk gegabah beli saham yang jatuh cuma karena diskon, tapi juga bukan alasan untuk kabur total dari pasar. Evaluasi portofolio secara rasional. Prioritaskan saham dengan karakter kuat: pendapatan tidak tergantung AS, neraca keuangan sehat, dividen stabil, valuasi masuk akal, dan tidak sensitif terhadap fluktuasi valas. Hindari emiten yang margin-nya tipis dan bahan bakunya masih impor dari negara yang terkena tarif.

Menurut Goldman, kalau kamu lebih nyaman di luar saham, ada beberapa instrumen yang justru makin menarik di tengah gejolak. Obligasi pemerintah durasi menengah-panjang jadi pilihan defensif yang logis. Obligasi korporasi dari perusahaan solid di sektor defensif juga menarik asal punya peringkat kredit yang baik. Pegangan kas atau instrumen pasar uang tetap penting demi fleksibilitas. Emas (lewat ETF atau instrumen resmi) bisa jadi pelindung nilai yang relevan. Dan jangan lupakan eksposur mata uang kuat seperti USD atau Yen untuk lindungi portofolio dari risiko depresiasi rupiah.

Goldman menekankan: "Elevated uncertainty underscores the importance of maintaining diversification and adopting a dynamic approach..." Dalam bahasa sehari-hari: jangan taruh semua telur di satu keranjang, dan jangan keras kepala sama strategi. Saat dunia makin nggak pasti, fleksibilitas dan disiplin jadi senjata utama. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi ini masa di mana strategi harus lebih pintar dari ego. Pasar memang lagi sensitif, tapi justru di situ letak peluang. Yang penting, tahu kapan harus bertahan dan kapan harus maju. Seperti gaya Goldman: tetap tenang, tetap defensif, dan tetap siap manfaatkan dislokasi pasar — karena justru dari kekacauan, peluang terbaik sering muncul.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ASII $TLKM $BBRI

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy