Aset Uang Muka Beli Tanah $PRIM Yang Tak Kunjung Lunas
Hari ini saya bahas tentang aset uang muka beli tanah di PRIM yang selama bertahun-tahun tidak berubah di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Satu hal yang terus bikin alis naik waktu baca laporan keuangan PRIM adalah pos "uang muka pembelian tanah" sebesar Rp100 miliar yang udah nongkrong manis di neraca sejak akhir 2020, dan sampai akhir 2024, gak bergerak sama sekali. Gak direklasifikasi ke aset tetap, gak ada progres jadi proyek pembangunan, dan gak ada penurunan nilai. Tetap diam seperti patung. Uangnya dibayarkan ke pihak bernama Djurpian untuk tanah seluas 79.057 m² di Desa Sampali, Deli Serdang—area yang lebih cocok disebut pinggiran kota ketimbang kawasan bisnis. Yang bikin geleng-geleng, total harga tanahnya Rp130 miliar, alias Rp1,64 juta per meter persegi. Untuk ukuran daerah pinggiran, angka ini jauh di atas harga pasar normal yang berkisar di Rp500–900 ribu/m². Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau transaksi ini beneran dijalankan dengan rencana pembangunan rumah sakit atau proyek properti, wajar dong, dalam 1-2 tahun udah kelihatan aktivitasnya—mulai dari perubahan ke aset tetap, penambahan fisik bangunan, atau minimal muncul di catatan proyek dalam pengerjaan. Tapi ini? Dari 2020 sampai 2024, proyek itu nggak pernah disebut dalam progres capex, gak masuk aset tetap, dan gak menghasilkan revenue sepeserpun. Bahkan AJB (Akta Jual Beli) yang harusnya menyelesaikan transaksi, gak pernah dikonfirmasi sudah dilakukan atau belum.
Kita bandingkan sama aset lainnya: PRIM punya aset tetap neto sebesar Rp576 miliar yang jelas-jelas digunakan untuk operasional, bisa disusutkan, dan menghasilkan revenue dari rumah sakit aktif seperti Medan, Jambi, dan Marelan. Sementara uang muka Rp100 miliar ini diem begitu aja, tanpa kontribusi apapun ke bisnis. Kalau dibandingkan dengan cash perusahaan yang cuma Rp20,7 miliar, uang muka itu setara hampir 5x lipat dari seluruh kas, dan lebih besar dari seluruh arus kas operasional tahun 2024 yang “hanya” Rp47 miliar. Bahkan utang usaha yang melonjak ke Rp94,3 miliar pada 2024—yang artinya PRIM lagi tunda bayar vendor alat medis—masih lebih kecil dari uang yang mereka kunci di tanah gak produktif ini.
Artinya apa? Uang Rp100 miliar ini tidak bisa diakses saat PRIM butuh bayar vendor, tidak menghasilkan uang, dan secara bisnis tidak efisien. Dan lucunya lagi, meskipun beban meningkat, rugi membengkak, dan cash makin tipis, manajemen tidak melakukan apa pun untuk mencairkan, mengalihkan, atau menjelaskan ke publik bagaimana kelanjutan transaksi tanah ini. Dalam laporan tahunan dan CALK, hanya disebut sebagai "uang muka kepada pihak ketiga"—tanpa rincian siapa notarisnya, status SHM-nya, atau kapan akan direklasifikasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kita gak bilang ini manipulasi, karena itu wilayah penegak hukum dan auditor. Tapi sebagai pembaca laporan keuangan yang waras, kamu sah untuk sangat curiga. Karena uang Rp100 miliar yang tidak menghasilkan apa-apa selama empat tahun, tidak dijelaskan progresnya, dan harganya di atas pasar, itu bukan sekadar “aset diam”—itu aset yang bisa merusak transparansi keuangan perusahaan. PRIM boleh bilang ini bagian dari ekspansi jangka panjang, tapi investor jelas berhak nanya: "Ekspansi ke mana? Dengan siapa? Dan kenapa selama 4 tahun gak kelihatan batang hidungnya?"
Dan kalau jawabannya tetap tidak ada, ya wajar kalau pasar kasih PRIM PBV 0,2x. Bukan karena pasar bodoh, tapi karena pasar tahu: ada uang besar yang tidak bergerak, dan itu berisiko menggerogoti kepercayaan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$LPKR $PANI
1/3