Oil Nyungsep ke Harga Covid-19
Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 tentang oil yang makin nyungsep https://stockbit.com/post/13223345
Pasar minyak dunia kembali terhempas keras, dan kali ini penyebabnya bukan pandemi atau krisis Timur Tengah, tapi... Trump. Yap, Presiden AS Donald Trump kembali membuat gaduh panggung global dengan mengumumkan tarif baru hampir ke seluruh dunia, termasuk tarif timbal balik untuk negara-negara seperti Indonesia, China, Jepang, dan Korea Selatan. Akibatnya, harga minyak langsung terjun bebas. Brent jatuh 3,3% ke level $67,85 per barel, sedangkan WTI (West Texas Intermediate) terperosok 3,5% ke $64,63 per barel. Ini bukan sekadar koreksi biasa—ini adalah level terendah sejak masa kelam pandemi tahun 2021. Dan kalau melihat tren mingguan, ini adalah penurunan paling parah dalam enam bulan terakhir. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masalahnya bukan cuma di tarif. Seolah tak mau kalah dalam urusan mengguncang pasar, OPEC (plus sekutunya) memutuskan untuk mempercepat peningkatan produksi. Rencana semula yang hanya menambah 135.000 barel per hari berubah menjadi 411.000 barel per hari mulai Mei. Timing-nya? Luar biasa “tepat” di tengah kepanikan pasar akibat perang dagang baru. John Evans dari PVM Oil menulis dengan nada pasrah, “Pasar minyak tak bisa berbuat banyak selain menyerah pada tekanan jual yang mirip seperti saat crash COVID.” Artinya? Bahkan broker-broker profesional sudah mengibarkan bendera putih sementara.
Investor global pun berlarian cari perlindungan. Yield obligasi AS turun, emas sempat naik, dan indeks Dolar AS (DXY) merosot ke 102,98—terendah sejak Oktober. Sementara itu, saham-saham energi di Wall Street babak belur. ExxonMobil dan Chevron masing-masing terkoreksi hampir 6-8%, dan sektor energy services (OSX Index) jatuh sampai 11,67% hanya dalam satu sesi perdagangan. Ini bukan sekadar koreksi teknikal—ini panik kolektif akibat disrupsi struktural di pasar global.
Goldman Sachs langsung revisi proyeksi harga minyak untuk Desember 2025: Brent dipangkas ke $66 dan WTI ke $62. Alasan utama? Risiko resesi global makin tinggi, dan pasokan dari OPEC juga berpotensi terus membanjiri pasar. Bahkan JP Morgan memperkirakan kemungkinan resesi global sekarang mencapai 60%, naik dari estimasi sebelumnya di 40%. Tapi di sisi lain, Rystad Energy mengingatkan bahwa harga bisa cepat rebound kalau eskalasi sanksi dan tarif memperkeruh rantai pasok energi. Jadi, walaupun harga minyak saat ini terlihat anjlok, semua bisa berbalik arah dalam hitungan minggu—terutama kalau Timur Tengah ikut panas atau China mulai main balasan lewat embargo pasokan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MEDC $ENRG $OIL
1/10