imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CEKA: Sebagus Apa?

Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau lihat laporan laba CEKA tahun 2024, kesan pertama pasti bikin investor senyum lebar. Revenue tumbuh 26% dari Rp6,34 triliun jadi Rp8,00 triliun. Laba bersih naik 111%, dari Rp154 miliar ke Rp325 miliar. Margin ikut melebar: gross margin dari 5,46% ke 6,82%, operating margin dari 2,95% ke 4,89%, dan net margin dari 2,42% ke 4,06%. Secara return juga bikin ngiler: ROE lompat dari 6,2% jadi 13,6%, ROA dari 5,05% ke 10,7%, dan ROIC dari 6,78% ke 13,48%. Bahkan rasio ROIC itu jauh lebih tinggi dari WACC-nya yang cuma 10,1%, artinya secara teori CEKA menciptakan nilai (value creator). Dari sisi efisiensi operasional juga solid. Days inventory turun dari 62 hari ke 44 hari, cash conversion cycle membaik dari 60 ke 46 hari, dan beban penjualan + umum naik cuma 2% padahal revenue naik 26%. Capex juga naik dua kali lipat dari Rp104 miliar ke Rp224 miliar—menandakan ada investasi ekspansi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Struktur keuangannya pun tampak sehat. CEKA tidak punya utang berbunga, alias modal sendiri semua. Cadangan kas akhir tahun masih Rp620 miliar, meskipun turun dari Rp775 miliar tahun lalu. Masih cukup untuk menutup 98% dari total liabilitasnya yang sebesar Rp632 miliar. Dan kalau butuh, mereka punya fasilitas kredit Rp140 miliar dari Bank Mandiri yang belum ditarik. Rasio profitabilitas terhadap ekuitas juga keren: CFO to equity tahun lalu 21,9%, FCFE to equity 21,4%. Bahkan valuasinya juga menarik banget: PBV cuma 0,52x, PER hanya 3,85x, dan EV/EBIT 1,61x. Dari sisi valuasi murni dan efisiensi laba, CEKA kelihatan kayak hidden gem.

Tapi semua keindahan itu hancur saat masuk ke laporan arus kas. Tahun 2023, CEKA menghasilkan CFO Rp542 miliar, tapi di 2024 malah minus Rp18 miliar. Artinya, laba sebesar Rp325 miliar itu tidak menghasilkan kas—justru kas keluar. Selisih antara laba dan CFO ini sebesar Rp343 miliar, alias 100% dari labanya adalah akrual. Free cash flow (FCF) juga anjlok dari Rp532 miliar jadi minus Rp40,5 miliar. Ini bukan sekadar fluktuasi tahunan, tapi red flag besar. Kalau perusahaan terus-terusan untung tapi nggak pernah ada uang masuk, yang harus dicurigai adalah: laba beneran atau hanya akuntansi?

Ternyata jawabannya ada di piutang. Piutang usaha CEKA naik dari Rp624 miliar jadi Rp997 miliar dalam setahun (+60%). Dan lebih parahnya, piutang pihak berelasi naik dari Rp232 miliar ke Rp461 miliar (+98%). Jadi hampir separuh dari total piutang berasal dari transaksi dengan entitas grup sendiri, khususnya Wilmar. PT Wilmar Nabati Indonesia, misalnya, menyumbang revenue Rp3,34 triliun—42% dari total revenue CEKA—tapi duitnya belum masuk. Revenue berelasi CEKA mencapai Rp4,54 triliun atau 56,8% dari total revenue, naik dari 56,2% tahun lalu. Artinya, lebih dari separuh pendapatan CEKA hanya dalam bentuk angka, belum jadi uang tunai. Padahal penerimaan kas dari pelanggan hanya Rp7,63 triliun, atau kurang Rp370 miliar dari revenue-nya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

CEKA juga tidak mencadangkan kerugian piutang sama sekali (Expected Credit Loss = Rp0). Ini berbahaya, karena mereka menganggap semua piutang dari entitas grup itu pasti tertagih. Dalam kondisi normal mungkin bisa, tapi kalau misalnya entitas grup lagi kencang tekan efisiensi atau pending pembayaran, CEKA bisa kehabisan napas. Akibat dari semua ini, CFO tahun 2024 bahkan tidak cukup untuk membayar liabilitas. Rasio CFO terhadap liabilitas yang sebelumnya 96,5% kini jadi -2,9%. Satu-satunya penyangga likuiditas CEKA hanyalah kas sisa akhir tahun yang tinggal Rp620 miliar. Kalau tahun depan piutang tetap belum cair, dan kas terus menyusut, CEKA bisa alami krisis likuiditas.

Dari sisi struktur bisnis juga rawan. CEKA hanya melaporkan satu segmen usaha—tidak ada segmentasi geografis, produk, atau unit bisnis yang dipisah. Jadi kita tidak tahu mana unit yang menghasilkan cash dan mana yang hanya menumpuk piutang. Penjualannya memang tumbuh, terutama produk kernel dan tepung (naik 41% dan 104%), tapi dua produk ini juga justru dijual ke grup sendiri. Di sisi vendor pun sama—PT Multimas Nabati Asahan dan PT WNI juga jadi pemasok bahan baku utama. Jadi transaksi CEKA berputar di dalam rumah, tidak ada kontrol eksternal pasar. Ini rawan rekayasa volume, timing revenue, atau pembukuan akrual.

Dari sisi tenaga kerja, CEKA tergolong efisien. Jumlah karyawan hanya 421 orang, naik tipis dari 417 tahun lalu. Total gaji dari beban penjualan dan umum-administrasi tahun 2024 sekitar Rp59,7 miliar, atau setara gaji rata-rata per bulan sekitar Rp11,8 juta per orang, naik hanya 0,45% dari tahun sebelumnya. Beban gaji hanya 0,75% dari revenue, lebih efisien dibanding tahun lalu yang 0,93%. Jadi cost-side dari SDM cukup disiplin. Tidak ada masalah hukum besar, tidak ada liabilitas kontinjensi, tidak ada risiko derivatif atau kurs. Tapi semua ini nggak menolong kalau uang dari pelanggan (terutama grup sendiri) nggak pernah masuk. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi, CEKA ini bukan perusahaan yang rugi, bukan perusahaan yang buruk secara operasional, dan bukan juga perusahaan yang bermasalah hukum. Tapi CEKA adalah contoh klasik perusahaan dengan "profit tinggi, cash flow nihil". Semua laporan laba terlihat hebat, tapi duitnya tidak kelihatan. Di saat valuasi terlihat super murah, investor perlu tanya: ini beneran murah atau jebakan? Kalau tahun depan piutangnya dibayar, CEKA bisa langsung melonjak karena PER 3,85x itu jadi nyata. Tapi kalau piutang makin bengkak dan kas makin habis, CEKA bisa jatuh ke dalam lubang value trap—kelihatannya menarik, padahal kosong.

CEKA sedang duduk di persimpangan jalan. Bisa jadi contoh turnaround story yang bagus kalau uang masuk. Tapi juga bisa jadi kisah klasik akrual manis yang ujungnya krisis kas. Saat ini, CEKA adalah perusahaan yang “kaya di kertas, tapi miskin di dompet.” Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$SIMP $LSIP

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy