Saham Nike Anjlok
Perang dagang bisa menghantam langsung wajah para raksasa global, dan dalam kasus ini: Nike dan negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Indonesia, dan Kamboja. Dengan tarif yang tiba-tiba melonjak—46% untuk Vietnam, 32% untuk Indonesia, dan 49% untuk Kamboja—Nike langsung ‘terjungkal’ 11-12% di premarket, dan bukan cuma Nike yang kena getahnya, tapi juga On Holding, Skechers, dan Allbirds. Sinyal jelas dari Washington: "Kalau kalian bangun pabrik terlalu jauh dari rumah kami, ya siap-siap kami tagih ongkos kirimnya pakai tarif." Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Yang menarik (dan sekaligus tragis untuk Indonesia), adalah bahwa 27% sepatu Nike dibuat di sini, menjadikan Indonesia produsen terbesar kedua setelah Vietnam (50%). Sementara untuk pakaian, pabrik di Vietnam menyumbang 28%, China 16%, dan Kamboja 15%. Tapi karena porsi produksi tinggi itulah Indonesia malah ikut disikat. Tanpa ampun.
Tarif Trump bukanlah tarif biasa. Ini semacam "balas dendam dagang" yang dibungkus dengan slogan patriotik dan justifikasi ketimpangan perdagangan. Dan Indonesia, meski bukan eksportir super ke Amerika seperti China atau Meksiko, tetap kena imbas karena dianggap bagian dari rantai pasok Asia yang selama ini “menumpang” pada pasar AS.
Sementara itu, dari sudut pandang Amerika seperti yang tergambar dalam National Trade Estimate Report yang kita bahas sebelumnya, Indonesia sendiri dipandang sebagai partner yang terlalu rumit—berlapis regulasi, hobi ganti aturan, dan sistem perizinan seperti puzzle. Tapi ironisnya, ketika terkena imbas tarif, Indonesia justru kehilangan potensi ekspor yang sudah dibangun bertahun-tahun.
Jadi dari kacamata AS, Indonesia itu seperti tetangga yang suka pasang pagar tinggi, pelit ngasih akses, tapi sekalinya ada pesta, tetap berharap diundang dan dikasih jatah kue.
Tarif baru ini akan menyakiti sektor padat karya di Indonesia yang selama ini bertumpu pada ekspor alas kaki dan garmen ke Amerika Serikat. Pabrik-pabrik yang selama ini diuntungkan oleh upah murah dan insentif dari pemerintah Indonesia akan menghadapi tekanan berat. Kalau tak ada renegosiasi atau relokasi, bisa jadi ancaman PHK massal di sektor manufaktur tekstil dan sepatu akan muncul dalam hitungan bulan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dan tentu saja, investor global membaca ini dengan serius. Mereka tidak hanya melihat tarif ini sebagai sentimen sementara, tapi sebagai perubahan arsitektur dagang dunia yang makin tidak pasti. Jadi kalau regulasi dalam negeri tidak diperbaiki, birokrasi masih ruwet, dan strategi industri tetap bergantung pada pasar luar tanpa daya tawar, maka Indonesia tidak hanya akan kalah dalam permainan ekspor, tapi juga akan kehilangan kepercayaan sebagai basis produksi jangka panjang.
Sekali lagi, dari kaca mata Washington, Indonesia adalah mitra strategis... yang sayangnya terlalu rumit, terlalu tertutup, tapi terlalu yakin dirinya sudah siap bersaing global. Dan ketika tarif datang seperti tsunami, tidak ada payung perlindungan selain reformasi internal yang nyata.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MAPI $MAPA $ERAA
1/10