imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"Transformasi AlamTri: Dari Batubara ke Energi Terbarukan, Apakah Saham $ADRO Masih Layak Dibeli di Bawah Rp 2000?"

Sejak salah satu anak perusahaaan adaro yaitu adaro minerals dengan kode saham $ADMR melantai di bursa saham, perusahaan ini secara langsung mengganti nama menjadi Alamtri Resources Indonesia. Berdasarkan hasil perbincangan dengan mentor saya, terdapat sebuah dugaan yang tentu belum diketahui kebenarannya bahwa AlamTri sebagai salah satu perusahaan di bawah naungan Boy Thohir dan kawan kawan ini akan bertransformasi menjadi perusahaan yang mendukung sumber energi terbarukan yang pasti lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu mengapa perusahaan ini melepas anak perusahaan terbesarnya. Dalam realitanya, inilah yang terjadi.

Melalui anak usahanya, yakni PT Kalimantan Aluminium Industry, perusahaan ini sedang berfokus untuk menggarap smelter aluminium yang berlokasi di Kalimantan Utara. Adapun target yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah dengan mengoptimalkan sebanyak 72 pot atau tungku yang ada. Berdasarkan prediksi, diharapkan bahwa proyek ini bisa berjalan di tahun yang sama, dengan proyeksi pendapatan dari segmen alumunium diharapkan sudah bisa dimunculkan pada laporan keuangan di tahun 2026 yang akan datang. Adapun tujuan didirikannya smelter aluminium adalah untuk mendukung program hilirisasi pemerintah, bersama dengan memenuhi kebutuhan aluminium domestik dan mengurangi ketergantungan impor.

Selanjutnya adalah fokus utama perusahaan terhadap PLTA Kayan Hydro Nusantara (salah satu perusahaan join venture antara PT AlamTri resource Indonesia Tbk, Sarawak Energy Berhad, dan PT. Kayan Patria Pratama), sebagai salah satu proyek green mereka yang berfokus terhadap pembangkit listrik tenaga air dengan rencana kapasitas mencapai angka 1.375 MW di kawasan Utara Kalimantan. Untuk PLTAnya sendiri baru bisa berjalan di tahun 2030 yang akan datang. Adapun fungsi dari PLTA ini akan dialokasikan untuk mendukung proses produksi pada smelter aluminium PT Adaro Minerals di kawasan industri hijau Indonesia. Selain itu perusahaan akan membangun bendungan hingga jaringan transmisi listrik dari PLTA ke smelter Adaro Minerals.

Selain itu, bersama dengan PT Medco Power Indonesia, PT Energi Baru TBS, dan sejumlah perusahaan baterai dari luar negeri, AlamTri sepakat menandatangani MoU untuk pengembangan energi baru terbarukan, dengan memproduksi rantai pasok panel surya atau solar photovoltaic (PV), hingga sistem penyimpanan energi baterai (SPEB) di Indonesia. Kerjasama ini pada dasarnya merupakan bagian dari salah satu upaya untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission. Namun hingga saat ini, masih belum ada kejelasan signifikan dari proyek ini.

Menurut saya pribadi, ada dua sisi yang berlawanan dari aksi ADRO untuk masuk ke komoditas aluminium. Pertama dari sisi negatif, dimana aksi pembuatan smelter aluminium ini tidak sepenuhnya "hijau". Sebagai contoh yakni fokus utama perusahaan untuk mendukung pengembangan smelter aluminium yang berlokasi di Kalimantan Utara. Meskipun proses produksinya akan memanfaatkan PLTA Kayan Hydro Nusantara, namun di sisi lain itu hanya bersifat mengurangi. Pada dasarnya itu merupakan hal yang cukup baik, namun proyek smelter aluminium masih tetap berpotensi memberikan dampak lingkungan yang signifikan, seperti emisi gas rumah kaca, tingkat konsumsi yang tinggi, hingga menghasilkan limbah berbahaya dan deforestasi.

Meskipun demikian, sisi lainnya adalah dimana aluminium ini menjadi salah satu komoditas yang menarik dan dapat dimanfaatkan untuk banyak sektor, mulai dari industri otomotif dan transportasi, hingga proyek infrastruktur dan konstruksi. Selain itu, aluminum sendiri berperan penting dalam pengembangan sumber energi terbarukan, sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga angin dan panel surya dengan mendukung komponen turbin angin maupun kerangka panel surya, hingga mendukung produksi kerangka kendaraan listrik (EV) dikarenakan bobot yang lebih ringan, sehingga mampu meningkatkan efisiensi energi dan jarak tempuh.

Apakah ini berarti AlamTri tidak akan memproduksi batubara kembali? jawabannya masih. Hal tersebut terbukti dari pengembangan PLTU Kaltara yang menggunakan bahan dasar batubara dengan kapasitas hingga mencapai angka 1000 MW, yang telah menghabiskan dana sebesar Rp 20.8 triliun. Selanjutnya, AlamTri sendiri masih akan berfokus terhadap produksi batubara melalui anak usahanya yaitu AADI, meskipun jenis batubara yang digunakan adalah Thermal Coal dan Metallurgical Coal yang memiliki nilai kalor menengah, serta dengan kandungan sulfur dan abu yang tergolong rendah.

Lalu bagaimana kinerja keuangannya?
Pada sisi neraca perusahaan, tercatat total aset perusahaan turun signifikan mencapai angka USD 6,7 miliar atau turun lebih dari 40%. Penurunan signifikan terjadi pada kas untuk pos aset lancar. Penurunan kas yang signifikan disebabkan oleh aksi perusahaan membagikan dividen jumbo kepada pemegang saham perusahaan sebesar USD 3 miliar dolar, yang membuat jumlah kas menurun signifikan. Kemudian pada bagian investasi perusahaan dan aset tetap maupun properti pertambangan pada pos aset tidak lancar yang disebabkan oleh pelepasan AADI sebagai salah satu anak perusahaan terbesar ADRO.

Selanjutnya pada sisi liabilitas, penurunan signifikan terjadi lebih dari 50% dari USD 3 miliar menjadi USD 1,3 miliar pada tahun 2024. Penurunan signifikan terjadi pada hampir seluruh pos liabilitas jangka pendek yang turun lebih dari 50% mencapai angka USD 647,4 juta dari yang sebelumnya mencatat USD 2,1 miliar. Kemudian pada sisi ekuitas juga turun 20% mencapai USD 5,3 miliar.

Pasca AADI melepaskan diri dari ADRO, perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan usaha mencapai angka USD 2 miliar dolar pada tahun 2024. Hal tersebut membuat laba bersih perusahaan turun mencapai angka USD 637 juta dolar pada tahun 2024. Hal tersebut masih tergolong wajar dikarenakan aksi perusahaan dengan melepas AADI untuk beroperasi secara sepenuhnya dalam memproduksi batubara, mengingat AADI memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap pendapatan perusahaan sebelumnya. Meskipun demikian, arus kas operasional perusahaan mencatatkan pertumbuhan sebesar USD 2 miliar, atau tumbuh dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan angka USD 1.1 miliar. Arus kas operasional yang tumbuh menunjukan bahwa perusahaan ini memiliki penerimaan kas dari pelanggan atau penjualan tunai dalam jumlah yang cukup besar, meskipun mencatatkan penurunan pendapatan pada tahun yang sama. Ini bisa saja disebabkan oleh penerimaan pelunasan terhadap sejumlah piutang oleh sejumlah pihak pada tahun yang sama.

Apakah saat ini harga sahamnya menarik?
EPS tahun 2024 = USD 0,01 x kurs (Rp 16.162) = Rp 161,62 (EPS paling update Q4 tahun 2024 karena Q1 tahun 2025 belum tersedia)
Price saat ini = Rp 1.845

PER = Rp 1.845 / Rp 161.62 = 11.41 x
Average = 10 x

Book Value tahun 2024 = (USD 5,3 miliar x Rp 16.162) / 30,7 M lembar saham = Rp 2.822
Price saat ini = Rp. 1. 845

PBV = Rp 1.845 / Rp 2.822 = 0.65 x
Average = 1.56 x

Bagaimana dengan histori dividennya
Secara cash dividen, angka tersebut tergolong mencatatkan peningkatan sejak tahun 2020 hingga 2024. Namun di sisi lain Dividend Payout Ratio perusahaan terus mencatatkan penurunan dari tahun 2020 sebesar 99,92% menjadi 48,74% pada tahun 2023. Meskipun demikian, sejak tahun 2017 perusahaan konsisten menjaga rasio pembayaran dividen diatas angka 40%. Kalau berdasarkan analisis saya secara singkat, salah satu alasan yang mungkin terjadi disebabkan oleh komitmen perusahaan untuk lebih berfokus terhadap peningkatan investasi terhadap sejumlah proyek yang berpotensi akan dikembangkan, mengingat ADRO sendiri telah merubah arah bisnis perusahaan dengan melepas AADI, dan lebih berfokus terhadap produksi energi dengan efek kerusakan lingkungan yang berkurang dibandingkan dengan biasanya.

Kesimpulannya :
Menurut saya pribadi secara kinerja keuangan, ADRO masih tergolong cukup menarik setidaknya pada tahun 2024 dengan perolehan pendapatan dan laba bersih yang masih cenderung solid, serta perusahaan yang selalu mengambil langkah pembaharuan melalui aksi korporasi perusahaan seperti akuisisi hingga memperluas diversifikasi usaha perusahaan. Dengan melihat harga saham yang terus mencatatkan penurunan, harga saham ADRO tentu merupakan salah satu yang cukup menarik yakni di bawah angka Rp 2000.

Selanjutnya jika melihat secara kualitatif, Perusahaan tengah berupaya untuk melakukan diversifikasi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mulai dari memproduksi aluminium dengan pembangunan smelter aluminium, kemudian menggunakan bantuan pendukung pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Diharapkan ini merupakan salah satu langkah perusahaan AlamTri untuk menjadi tidak bergantung sepenuhnya terhadap sektor batubara, dimana batubara sendiri merupakan sumber energi konvensional yang tidak dapat diperbaharui, merusak lingkungan, hingga mendapatkan ancaman dari komoditas pesaing. Salah satu ancamannya datang dari penggunaan sumber energi terbarukan yang dikembangkan, hingga adanya penemuan logam thorium oleh China di kompleks pertambangan Bayan Obo yang berpotensi mengancam eksistensi batubara (perlu diketahui bahwa China merupakan salah satu konsumen batubara terbesar di dunia).

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy