$SMGR Mengapa Kamu Begitu?
Laporan keuangan full year 2024 milik SMGR akhirnya keluar juga, dan yang langsung terasa waktu baca adalah perasaan... ngilu. Bukan karena pendapatan jeblok luar biasa—karena faktanya memang tidak. Revenue-nya hanya turun sedikit, dari kisaran Rp36 triliun di 2023 ke sekitar Rp35 triliun di 2024. Penurunan 5% memang bukan kiamat, tapi yang bikin semua ini terasa menyakitkan adalah cara penurunan kecil itu bisa menyebabkan laba bersih rontok total, dari Rp2,3 triliun menjadi hanya Rp771 miliar. Turun 66%. Ini bukan penurunan biasa. Ini penurunan yang bikin manajemen seharusnya gak cuma garuk-garuk kepala, tapi juga duduk serius dan berpikir keras soal arah bisnis ke depan. BUMN Danantara gitu loh Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau hanya dari sisi revenue, orang mungkin masih bisa bilang “masih mending.” Tapi begitu lihat bahwa gross profit turun tajam dan laba bersih dikikis habis, pertanyaannya jadi: ini kenapa bisa setipis ini marginnya? Dan jawabannya cukup jelas di laporan—beban pokok penjualan gak ikutan turun seiring penjualan yang menurun. Artinya, SMGR belum mampu menyesuaikan biaya produksinya dengan skala bisnis yang menyusut. Mau bilang efisiensinya meningkat juga susah, karena tidak ada indikasi bahwa ada penghematan berarti di sisi produksi maupun distribusi. Bahkan beban penjualan dan distribusi relatif tetap tinggi, walau volume penjualan kemungkinan besar menurun. Dengan kata lain: cost structure-nya masih berat, padahal pendapatan mulai turun.
Yang makin bikin gatal adalah ketika kita geser ke bagian arus kas. Cash flow dari aktivitas operasi selama tahun 2024 cuma Rp2,37 triliun, turun 33% dibanding 2023 yang masih sanggup hasilkan Rp3,52 triliun. Ini angka yang penting karena ini adalah uang “asli” yang masuk dari kegiatan utama perusahaan. Dan ketika angkanya menyusut lebih dari sepertiga, itu bukan sekadar gangguan sementara—itu pertanda perusahaan mulai kesulitan menghasilkan cash dari operasinya sendiri. Uang makin sedikit, tapi kewajiban makin banyak. Situasi kayak begini jelas bukan posisi yang nyaman buat perusahaan sebesar SMGR. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masuk ke sisi pendanaan, kita dikasih tontonan lain: pinjaman jangka pendek SMGR naik dari Rp556 miliar di awal tahun jadi Rp2,77 triliun per September. Kenaikan nyaris lima kali lipat. Di saat bersamaan, mereka bayar obligasi senilai Rp3,36 triliun. Jadi meskipun terlihat seperti prestasi karena bisa bayar utang, kita tahu bahwa sebagian besar dana yang dipakai adalah dari sumber utang jangka pendek. Artinya, SMGR memindahkan beban dari utang jangka panjang ke utang yang jatuh temponya lebih cepat—dengan risiko bunga lebih tinggi dan tekanan likuiditas yang lebih besar. Ini ibarat gali lubang baru buat nutup lubang lama, tapi lubangnya lebih dangkal dan cepat penuh.
Dari sisi struktur modal, SMGR memang masih bertahan dengan ekuitas yang cukup tebal dan belum melakukan aksi rights issue atau private placement. Ini bisa dibilang salah satu poin positif yang tersisa. Mereka masih punya goodwill sekitar Rp3,5 triliun, yang artinya akuisisi sebelumnya masih dicatat dengan optimisme—tapi kalau tren laba terus seperti ini, nilai goodwill itu berpotensi mengalami penurunan nilai (impairment) di tahun-tahun berikutnya, dan itu bakal langsung berdampak ke ekuitas. Masih ada ruang napas, tapi napasnya pendek.
Kalau kita tarik garis besar, SMGR sepanjang 2024 menunjukkan wajah perusahaan yang berat kaki, tapi masih belum jatuh. Mereka belum gagal bayar, belum defisit arus kas secara total, dan masih bisa bagi dividen, meskipun nominalnya tinggal Rp572 miliar—jauh dari Rp1,6 triliun tahun sebelumnya. Tapi, mereka berada di jalur yang licin: pendapatan stagnan, laba tergerus tajam, dan tekanan utang makin nyata. Pasar semen juga nggak membantu. Industri ini penuh kapasitas, permintaan tidak naik signifikan, dan harga jual susah naik. Jadi jangan harap SMGR bisa mendongkrak revenue lewat pricing power. Mereka harus main di sisi efisiensi dan manajemen biaya. Sayangnya, 2024 membuktikan mereka belum sanggup melakukan itu dengan baik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dengan segala kondisi ini, laporan keuangan SMGR tahun 2024 bukan sekadar dokumen tahunan—dia adalah alarm. Alarm yang bilang bahwa bisnis seperti biasa tidak lagi cukup. SMGR bisa saja bertahan dalam waktu dekat, tapi kalau strategi jangka menengah tidak dibenahi, mereka bisa masuk ke jalur pelan tapi pasti menuju penurunan struktural. Perusahaan ini masih besar, masih punya pasar, dan masih punya brand kuat. Tapi brand dan skala aja nggak cukup kalau laba terus menipis dan utang makin menggantung. 2025 akan jadi ujian: mereka bisa balik ke jalur pertumbuhan atau makin dalam terseret kompetisi dan beban internal. Untuk sekarang, kondisi mereka adalah: tidak krisis, tapi jelas tidak sehat.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU