imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$FWCT Apakah Ada Manipulasi Persediaan?

Kalau baca laporan keuangan Q4 2024-nya PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT), kesan pertama tuh seperti liat anak baik-baik: rapi, sopan, angka-angka konsisten, dan gak ada yang melonjak aneh-aneh. Penjualan tumbuh dari Rp948,36 miliar jadi Rp1,309,65 triliun, alias naik 38,1%, dan harga pokok penjualan (COGS) juga naik wajar dari Rp816,36 miliar ke Rp1,108,10 triliun, naik 35,8%. Margin bruto stabil di 15,4%, artinya gak ada akrobat keuangan yang bikin laba terlihat ‘mewah’ mendadak. Dalam industri kayu yang rawan sulap stok dan margin, ini kelihatan menjanjikan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kita bahas dulu soal stok. Persediaan justru turun dari Rp112,03 miliar ke Rp109,25 miliar, di tengah penjualan yang naik lumayan kencang. Kalau perusahaan mau main kotor, biasanya stok akhir dibesarin biar COGS turun dan laba naik. Tapi FWCT gak ambil jalur itu. Mereka bahkan gak kelihatan nimbun barang buat akal-akalan. Tapi jangan buru-buru jatuh cinta—karena walau gak nimbun, mereka juga gak nyisihin cadangan untuk potensi kerugian penurunan nilai persediaan. Semua stok dianggap “bagus, mulus, siap jual”. Padahal kita lagi ngomongin veneer dan barang jadi dari kayu—yang kalau kelembapan naik dikit aja, bisa jadi barang rongsokan. Jadi ya, bukan dimanipulasi, tapi pendekatannya kelewat optimis. Buat industri yang sangat fisik, gak ada cadangan sama sekali tuh bikin alis naik sebelah.

Lanjut ke piutang. Biasanya salah satu trik klasik manipulasi laba itu lewat penjualan fiktif ke piutang. Tapi FWCT gak kelihatan main begitu. Total piutang usaha pihak ketiga turun tipis dari Rp27,04 miliar ke Rp26,85 miliar, padahal penjualan naik tajam. Kalau ada yang janggal, harusnya piutang ikut naik drastis. DSO mereka cuma sekitar 10 hari—sangat cepat untuk industri manufaktur, yang artinya mereka jualan mostly tunai atau sistem tagih yang super efisien. Bahkan bisa dibilang sehat banget. Tapi sayangnya, piutang relasi ke WTPI justru naik dari Rp3,58 miliar jadi Rp10,03 miliar. Di sinilah kita mulai masuk zona abu-abu.

Kenapa? Karena WTPI (PT Wijaya Triutama Plywood Industri) itu bukan perusahaan biasa. Mereka disebut sebagai pihak berelasi karena... tada! “memiliki pemegang saham yang sama” dengan FWCT. Kita bahas dikit soal pemegang saham FWCT: mayoritas sahamnya dikuasai oleh PT Fortuna Anugrah Sumber Terpadu (FAST) sebesar 57,34%, lalu ada First Fortuna Holdings Pte Ltd (25,03%). Sisanya publik, dengan Budi Tjahjadi—yang juga Direktur Utama FWCT—memegang 0,66% saham. Nah, yang menarik, si Budi ini juga direktur di FAST, alias dia duduk di dua kursi sekaligus. Dan FAST adalah pemilik mayoritas FWCT. Sementara WTPI disebut punya pemegang saham yang sama. Bingo—artinya semua transaksi FWCT ke WTPI itu pada dasarnya uang muter di lingkaran yang sama. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

FWCT gak cuma beli bahan baku dari WTPI, tapi juga menjalin kontrak eksklusif jangka panjang selama 10 tahun, dari 2020 sampai 2030. Selama 2024, FWCT beli veneer dari WTPI sebesar Rp86,64 miliar—itu setara 12,95% dari total pembelian mereka. Bukan jumlah kecil. Jadi bayangin, 1 dari tiap 8 rupiah bahan baku FWCT itu berasal dari satu vendor: WTPI. Dan untuk menjaga hubungan mesra ini, FWCT bahkan nitip uang Rp21 miliar ke WTPI dalam bentuk deposit jangka panjang tanpa bunga. Yes, tanpa bunga. Alias, perusahaan publik nyimpen uang ke perusahaan private yang dimiliki orang yang sama, tanpa dapet imbal hasil. Keren, ya?

Semua transaksi dengan WTPI memang diungkap secara eksplisit sebagai pihak berelasi. Tapi gak ada penjelasan apakah transaksi dilakukan dengan harga pasar (arm’s length). Gak ada indikasi komite audit independen terlibat buat nge-review kontrak atau harga beli. Gak ada mekanisme tender terbuka buat nyari alternatif pemasok. Padahal ini transaksi besar dan jangka panjang. Gak ada pula jaminan kalau WTPI punya kapasitas finansial atau operasional yang cukup buat jaga pasokan 10 tahun ke depan. Yang ada justru FWCT naruh duit ke mereka, seolah-olah lebih percaya sama keluarga sendiri ketimbang pasar bebas.

Kalau ditarik ke tata kelola perusahaan (governance), ini udah masuk wilayah rawan. Gak melanggar PSAK? Enggak. Semua transaksi berelasi dicatat dan dilaporkan. Tapi dari sisi good corporate governance (GCG)? Ini udah red flag yang disemir supaya kelihatan wajar. Apalagi WTPI itu bukan entitas publik. Kita gak bisa tahu margin mereka berapa, struktur biaya mereka gimana, dan siapa saja yang menikmati untung dari transaksi ini. Dan karena ada piutang Rp10 miliar + deposit Rp21 miliar ke sana, FWCT secara praktis udah "meminjamkan" Rp31 miliar ke perusahaan yang gak bisa kita cek kesehatannya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun perlu digarisbawahi: seluruh analisis ini tidak dimaksudkan sebagai tuduhan atau insinuasi negatif terhadap FWCT maupun pihak-pihak terkait. Semua pembahasan disusun berdasarkan dokumen publik, yaitu laporan keuangan konsolidasian Q4 2024, dan ditujukan sebagai kajian edukatif untuk memahami potensi risiko dan praktik umum yang bisa muncul dalam tata kelola korporasi. Gak ada klaim bahwa FWCT melanggar hukum, apalagi melakukan fraud. Pembacaan ini pakai kacamata kehati-hatian investor, bukan kaca pembesar jaksa. Jadi sebelum ada yang tersinggung atau baper, penting dicatat: ini bukan vonis, hanya evaluasi dari sudut pandang publik atas transparansi, struktur transaksi, dan potensi red flag.

Singkatnya, FWCT tidak terindikasi manipulasi persediaan. Mereka gak main sulap COGS, dan angka-angka dasarnya terlihat wajar. Tapi struktur relasi bisnis mereka, terutama dengan WTPI, mengandung risiko governance yang sebaiknya dicermati oleh investor. Kalau ada investor yang ngerasa ini semua biasa aja? Silakan. Tapi kalau ada yang bilang ini rawan? Ya gak salah juga. Soal wajar atau enggaknya, biar waktu dan transparansi yang jawab. Kita cuma baca data, bukan baca niat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy