Kapan Deadline Laporan Keuangan
Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Tenggat waktu laporan keuangan itu sebenarnya udah kayak kalender ujian nasional—datangnya selalu sama tiap tahun, udah ditulis jelas di peraturan, tinggal dijalani. Tapi entah kenapa, tetap aja tiap tahun ada aja emiten yang pura-pura amnesia, sok kaget, atau malah ngeles kayak murid nggak siap presentasi. Mulai dari Q1 sampai laporan tahunan, semuanya udah dikasih waktu longgar. Tapi buat beberapa emiten, waktu longgar itu justru dimanfaatkan buat ngaret semaksimal mungkin. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kita mulai dari Q1, periode Januari sampai Maret. Kalau emiten cuma nyetor laporan keuangan versi manajemen, tanpa sentuhan auditor atau reviu, ya tinggal setor aja maksimal tanggal 30 April. Mudah, satu bulan setelah tutup kuartal, selesai. Tapi ada juga yang sok-sokan pakai reviu terbatas—niatnya sih biar laporan terlihat kredibel, padahal isinya tetep aja merah semua. Nah, kalau pakai reviu, tenggat waktunya jadi 31 Mei. Kalau mereka nekat audit beneran, deadline-nya boleh mundur sampai 30 Juni. Semua ini sah, diatur resmi di POJK 14/POJK.04/2022. Tapi yang bikin greget, kadang udah dikasih kelonggaran sampai dua bulan tambahan, tetap aja laporannya nongol di detik-detik terakhir. Bukan karena auditnya rumit, tapi karena datanya baru dikumpulin dua minggu sebelum deadline.
Lanjut ke Q2, atau yang disebut laporan tengah tahun. Secara aturan, perlakuannya persis sama kayak Q1, tapi ketentuannya lebih eksplisit. Kalau disetor tanpa audit atau reviu, maka deadline-nya 31 Juli. Kalau emiten pengen main aman dengan pakai reviu, deadline-nya 31 Agustus. Dan kalau mau audit penuh, boleh setor sampai 30 September. Intinya, makin berat prosesnya, makin panjang waktu yang dikasih. Tapi hasilnya belum tentu makin bagus. Banyak juga yang audit tengah tahun cuma buat cari cap "serius", padahal realitanya lebih mirip tempelan stempel palsu. Kadang juga emiten pakai alasan audit untuk molor, padahal hasil akhirnya tetep versi manajemen juga yang keluar.
Masuk ke Q3, periode Juli sampai September. Ini laporan yang mulai jarang diperhatikan pasar, mungkin karena udah terlalu dekat dengan Q4. Tapi tetap wajib disetor. Kalau disetor tanpa reviu atau audit, tenggatnya 31 Oktober. Kalau direviu, deadline-nya 30 November. Dan kalau ada yang iseng mau audit Q3, deadline-nya molor sampai 31 Desember. Lagi-lagi, semua boleh, semua legal. Tapi faktanya, audit dan reviu buat Q3 hampir nggak pernah dilakukan kecuali ada kebutuhan khusus kayak mau rights issue, obligasi, atau pamer ke calon investor. Sisanya? Ya setor seadanya, asal angka masuk, urusan persepsi belakangan.
Sekarang masuk ke yang paling sakral: Q4, alias laporan tahunan. Ini bukan main-main lagi. Kalau Q1–Q3 boleh nggak diaudit, maka Q4 harus wajib kudu mesti diaudit. Karena Q4 ini juga berfungsi sebagai laporan keuangan tahunan perusahaan. Tenggat waktunya adalah 31 Maret, dan kalau emiten telat, siap-siap masuk papan pengawasan khusus, dapat surat cinta dari BEI, dan kalau bandel bisa disuspensi. Tapi ya begitulah, setiap tahun selalu ada drama. Banyak emiten yang baru setor laporan tanggal 31 Maret malam, kadang bahkan lewat tengah malam dan berharap sistem e-reporting BEI lagi nggak nge-hang. Lebih parah lagi, kadang mereka setor laporan yang masih dibilang "unaudited", padahal itu jelas pelanggaran. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Setelah itu masih ada Laporan Tahunan lengkap, yang isinya bukan cuma angka tapi juga bumbu penyedap korporat: profil direksi yang senyumnya lebih kaku dari neraca rugi laba, paparan CSR yang ditulis penuh puisi, struktur pemegang saham, manajemen risiko yang klise, dan grafik pertumbuhan revenue yang selalu ditarik diagonal ke atas. Laporan ini wajib disetor maksimal 30 April. Kalau ini pun telat, berarti bukan masalah sistem lagi, tapi niat yang patut dipertanyakan. Emiten seperti ini biasanya sibuk keliling cari investor, tapi urusan transparansi dasar kayak laporan tahunan aja nggak bisa dituntaskan tepat waktu.
Jadi kalau dirangkum list nya begini
Q1: 30 April (tanpa reviu), 31 Mei (dengan reviu), 30 Juni (dengan audit)
Q2: 31 Juli (tanpa reviu), 31 Agustus (dengan reviu), 30 September (dengan audit)
Q3: 31 Oktober (tanpa reviu), 30 November (dengan reviu), 31 Desember (dengan audit)
Q4: Wajib audit, deadline 31 Maret
Laporan Tahunan lengkap: Deadline 30 April
Semua udah dikasih waktu, aturan, dan pilihan. Tapi seperti biasa, banyak yang tetap telat bukan karena nggak ngerti, tapi karena emang kebiasaan menyepelekan. Bagi sebagian emiten, deadline bukanlah batas waktu, tapi justru alarm buat baru mulai kerja. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBRI $ADRO $ANTM
1/7