DBS Group, bank terbesar di Asia Tenggara berdasarkan aset, saat ini menjadi kandidat terdepan untuk mengakuisisi saham mayoritas di PT Bank Pan Indonesia (Panin Bank), bank terbesar ke-12 di Indonesia. Sekitar 86% saham Panin Bank sedang ditawarkan untuk dijual, yang dimiliki oleh ANZ (Australia and New Zealand Banking Group) dengan kepemilikan 39% dan keluarga Gunawan, pendiri bank tersebut, yang memiliki porsi fleksibel tergantung harga penawaran. Nilai gabungan saham ini diperkirakan mencapai US$1,8 miliar berdasarkan penutupan pasar pada 25 Maret 2025.
Proses akuisisi ini berada pada tahap kedua penawaran, dengan DBS bersaing melawan CIMB Group dari Malaysia. Penawaran mengikat (binding bids) dijadwalkan akan jatuh tempo pada akhir April atau awal Mei 2025, meskipun jadwal ini bisa berubah tergantung kondisi pasar. Jika berhasil, ini akan menjadi transaksi pertama di bawah kepemimpinan CEO baru DBS, Tan Su Shan, yang mulai menjabat pada 28 Maret 2025. Tan menyatakan bahwa DBS terbuka untuk akuisisi strategis yang dapat menambah nilai dan menghasilkan keuntungan dalam waktu yang wajar.
Analis memperkirakan bahwa akuisisi ini akan mendorong DBS masuk ke jajaran 10 bank terbesar di Indonesia, memperkuat posisinya melalui unit lokal mereka, PT Bank DBS Indonesia, yang sudah memiliki 34 kantor dan lebih dari 3.000 karyawan di 15 kota besar. Panin Bank sendiri memiliki bisnis yang mencakup pembiayaan konsumen hingga manajemen kekayaan pribadi, menjadikannya target menarik.
Namun, perlu dicatat bahwa saham Panin Bank di Bursa Efek Indonesia (kode saham: PNBN.JK) mengalami penurunan sekitar 20% sejak awal 2025, sejalan dengan pelemahan pasar saham Indonesia dan nilai tukar rupiah akibat kekhawatiran investor terhadap kebijakan pemerintah dan kondisi fiskal.
$IHSG $CFIN $PNBN