Sampai sekarang, salah satu topik serius soal berita, informasi dan konten hiburan dari media - apapun jenis dan platformnya - adalah berkaitan dengan satu kata : kualitas.
Kualitas, meski terkadang beriringan juga dengan selera - yang sifatnya personal, namun pada umumnya menjadi harapan mendasar dari penonton maupun pembaca. Bare minimum istilah kerennya. Misalnya konten yang tidak mengandung unsur SARA, konten yang tidak menjatuhkan berkedok kritis atau honest review hingga konten yang judulnya sesuai dengan isinya alias bukan klikbait. Setelah itu, barulah selera masuk dan ini yang juga dianggap memperbaiki kualitas.
Tapi, untuk mendorong kualitas, tentu ada satu faktor yang tidak bisa diabaikan. Bahkan, faktor inilah yang justru membuat perusahaan media maupun content creator manapun bisa jadi terpaksa “menjual diri” dengan bikin konten yang acak adut, dengan alasan “sesuai selera penonton atau pembaca. Faktor inilah, balik balik, berkaitan dengan duit atau pembiayaan. Alias pembiayaan media dan konten.
Kali ini, saya mau kupas mengapa urusan pembiayaan atau pendapatan ini bisa mempengaruhi kualitas konten dan media.
Dengarkan hanya di Spotify dan Noice Cerita Dibalik Duit.
$SCMA $NETV $MNCN
1/2