Libur $IHSG Ada Manfaatnya?
Diskusi hari ini tentang Nasdaq yang nyungsep di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
28 Maret 2025 harusnya jadi hari biasa di Wall Street. Tapi kenyataannya? Pasar ambruk kaya lift yang talinya putus. Dow Jones jeblok 715 poin, S&P 500 turun hampir 2%, dan Nasdaq… jatuh 2,7% kayak orang terpeleset di lantai marmer pas lebaran. Saham-saham raksasa kayak Alphabet, Amazon, Meta, Microsoft, semua dikocok habis. Bahkan saham-saham AI yang biasanya jadi jagoan—ikut diseret ke got. Dan kalau dilihat dari indikator rasa takut investor alias VIX, yang loncat hampir 20% dalam sehari, jelas pasar lagi trauma berat. Bukan karena ada perang dunia, bukan karena ada bank bangkrut, tapi karena dua hal yang jika dikombinasi, efeknya kayak nasi basi dikasih sambal setan: data inflasi yang membandel dan Trump yang lempar tarif impor mobil 25% ke seluruh dunia. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ceritanya begini. Data inflasi terbaru, khususnya core PCE (Personal Consumption Expenditures), rilis dan hasilnya lebih panas dari yang diharap. 2,8% yoy untuk Februari, naik dari 2,6% bulan sebelumnya, dan lebih tinggi dari konsensus 2,7%. Bulanannya juga naik 0,4% dari bulan lalu. Ini indikator inflasi favoritnya The Fed. Artinya? Inflasi belum nurut, dan sekarang malah dikasih bensin tambahan berupa tarif.
Tarif ini bukan tarif biasa. Ini tarif "semua kena" ala Trump: 25% untuk seluruh kendaraan dan komponen otomotif yang tidak dibuat di Amerika. Dari Jepang? Kena. Dari Meksiko? Kena. Dari Jerman, Korea, bahkan Kanada—semuanya kena. Tujuannya jelas: paksa semua produsen mobil bangun pabrik di Amerika, kasih kerjaan ke orang Amerika, dan secara politik—ambil hati pemilih di negara bagian industri seperti Michigan dan Ohio. Simpel, populis, dan brutal.
Tapi efeknya bukan main. Menurut Cox Automotive, harga mobil bisa naik $3.000 kalau diproduksi di AS dan $6.000 kalau dari Kanada/Meksiko. Yang paling terdampak? Mobil-mobil rakyat kecil Amerika seperti Honda CR-V, Chevy Trax, Subaru Forester, Honda HR-V. Ironisnya, di Indonesia, mobil-mobil ini dianggap mewah. Tapi di AS, itu mobil buat keluarga muda, buat first-time buyers. Kalau sebelumnya cicilan bisa $350 per bulan, setelah tarif bisa jadi $500. Dan langsung jutaan konsumen terlempar dari pasar.
S&P Global Mobility bahkan prediksi penjualan mobil tahunan di AS bisa turun dari 16 juta ke 14,5–15 juta unit. Produksi ditekan, dealer panik, konsumen mulai nahan belanja. Pasar mobil bekas pun meledak karena semua buru-buru beli sebelum makin mahal. Ini bukan cuma krisis harga, ini krisis pasokan, konsumsi, dan kepercayaan pasar.
The Fed, yang selama ini pengen mulai turunin suku bunga, sekarang dipaksa mundur. Jerome Powell masih bilang efek tarif mungkin “sementara,” tapi rekan-rekannya di FOMC mulai kasih sinyal waspada. Susan Collins bilang tarif ini jelas akan naikin inflasi, dan bisa bertahan lebih lama dari ekspektasi. Alberto Musalem dari St. Louis kasih contoh menarik: kalau bir Kanada kena tarif dan orang beralih ke Budweiser, maka Budweiser bisa ikutan naikin harga. Efek tidak langsung dan efek kedua makin memperparah inflasi.
Sekarang bayangkan semua ini terjadi… sementara Indonesia lagi libur lebaran. Dari 28 Maret sampai 7 April 2025, IHSG tutup total. Pasar saham beku. Mau panik juga gak bisa. Investor lokal cuma bisa buka aplikasi portfolio sambil nahan napas. Saham-saham kayak BBRI, TLKM, ASII cuma bisa dilihat tanpa bisa dijual. Tapi anehnya, ini justru bisa jadi berkah terselubung: liburnya pasar jadi rem darurat alami dari kepanikan massal. Kita gak bisa ikut panik jualan, gak bisa tebar FUD. Kita terpaksa diam. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi jangan lupa, tanggal 8 April 2025, kita akan buka lagi. Dan kemungkinan besar akan langsung gap down karena sentimen global udah terbentuk 10 hari penuh tanpa ada reaksi dari kita. Saham-saham eksportir, otomotif, komoditas bisa jadi korban. Belum lagi kalau rupiah ikut tertekan dan dana asing cabut cari aman.
Untungnya, kita punya satu peluru emas: dividen BUMN. April adalah bulan cairnya dividen dari bank-bank besar dan BUMN strategis: BBRI, TLKM, PTBA, PGAS, dan kawan-kawan. Totalnya bisa ratusan triliun. Dan yang pegang dompet? Danantara, si super holding BUMN. Sekarang pertanyaannya: mau dipakai buat apa duitnya? Buat buyback saham BUMN? Buat suntik PLN atau Garuda? Atau buat proyek real yang bisa bantu ekonomi? Kita belum tahu. Tapi yang jelas, dananya bisa jadi bantalan pasar saat IHSG kembali dibuka.
Tentu muncul pertanyaan: kalau pasar Amerika makin ribet, kenapa produsen mobil gak pindah jualan ke negara lain? Bukankah China (24 juta unit), India (5 juta), Eropa (12 juta) lebih besar dari AS (16 juta)? Secara volume, iya. Tapi margin di AS jauh lebih tebal. Orang Amerika beli mobil $40.000 dengan gampang. Di India? $10.000 aja udah mikir-mikir. Pasar Asia itu sensitif harga. Dan sebagian besar masih LCGC, bukan SUV gede yang untungnya dobel. Jadi geser pasar gak otomatis untung.
Buat Indonesia, meskipun kita gak beli mobil dari AS, kita tetap bagian dari rantai pasok global. Komponen ECU, gearbox, sensor, chip—semua impor. Kalau harga naik di luar, produksi lokal ikut naik. Selain itu, ekspor komponen dari AUTO, SMSM, DRMA ke Jepang dan Thailand bisa turun kalau pabrik mereka memangkas produksi. Permintaan bisa drop 10–15%.
Intinya, tarif 25% ini bukan cuma tarif. Ini tembakan senapan politik yang pelurunya kena ke seluruh dunia. Harga mobil naik, inflasi naik, suku bunga susah turun, konsumsi melambat, ekspor terganggu, pasar saham panik, dan ekonomi global kehilangan traksi. Indonesia? Libur. Tapi begitu balik buka pasar, kita langsung dihantam realita.
Kalau Danantara pinter, mereka bisa manfaatkan momen ini: pakai dividen buat stabilkan harga saham BUMN, suntik perusahaan sakit, dan bangun narasi optimisme di tengah badai. Tapi kalau duitnya cuma disimpan atau dipakai tambal sulam tanpa strategi, ya siap-siap aja: gap down, disusul aksi jual, dan euforia lebaran berubah jadi koreksi berjemaah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ASII $SMSM
1/10