QnA SEPUTAR DIVERGENCE
Pertanyaan : "Apakah divergence berfungsi pada IHSG? Jika iya, apa yang diukurnya?"
(Bagi anda yang mau belajar divergence, bisa masukkan keywords pencarian di profil saya dengan keywords "BELAJAR DIVERGENCE SERIES")
Divergence ini merupakan konsep teknikal analisis yang berlaku juga sebagaimana konsep analisis teknikal yang lain. Kalau ditanyakan bisa atau tidak menganalisis IHSG dengan divergence, tentu saja bisa. Ini adalah contoh dimana IHSG mengalami penurunan beberapa waktu yang lalu. Bisa anda lihat, bahwa terjadi bullish divergence pada IHSG beberapa waktu yang lalu saat penurunan IHSG terjadi. Selanjutnya, anda juga bisa melihat ada hidden bearish divergence terbentuk, yang menjadi penanda kalau IHSG melanjutkan penurunannya.
Jadi, bisa banget kita mendeteksi kenaikan indeks secara teknikal. Oiya, sejatinya memang divergence ini bergerak sesuai dengan "naluri alam" chart. Sering kali, pemantulan yang terjadi dikaitkan dengan bertemunya pergerakan candlestick dengan golden ratio fibonacci (pasca ini, saya akan menulis materi fibonacci retracement). "Oke, berarti akurat dong ya? Karena sesuai naluri alam?" Yo gak akurat juga toh. Kadang kala, memang ada kondisi-kondisi yang menyebabkan divergence ini gagal. Kalau gagal berarti ada sesuatu yang melawan "naluri alam".
Siapa kah yang mampu melawan naluri alam tersebut? "SENTIMEN". Menganalisis teknikal itu, seperti memetakan jalur lintasan chart. Mirip-mirip lintasan balapan. Ketika anda bisa memetakan lintasannya dengan baik, anda bisa tahu kemana sebenarnya candlestick itu berbelok.
Ada kalanya yang harusnya berbelok, malah lose in control dan keluar jalur. Tidak ada yang tahu pasti apakah seorang pembalap seperti Valentino Rossi akan kecelakaan atau tidak ketika balapan. Tetapi, akan selalu ada penjelasan mengapa Valentino Rossi kecelakaan. Entah karena terlalu melebar saat menikung, atau menghadapi manuver berbahaya pembalap lain.
Nah biasanya, divergence yang terjadi di IHSG ini, bisa menjadi referensi anda untuk masuk lebih cepat, hold atau bahkan keluar dulu dari pasar modal. Jika pada saham, divergence yang terjadi merupakan indikasi perubahan trend ataupun pelanjutan karena perubahan pola perilaku pasar. Nah, divergence pada IHSG merupakan indikasi arus masuk dan arus keluarnya dana asing di IHSG. Yang kita ketahui secara bersama, bahwa masuk dan keluarnya asing cukup menjadi perhatian pelaku pasar disebabkan memengaruhi pergerakan IHSG.
Dengan kata lain juga, divergence pada IHSG ini dapat menceritakan kepada kita pergerakan harga saham secara umum ke depannya seperti apa. Jika pergerakan indeks saham masih nurut dengan divergencenya, maka faktor sentimen bisa kita abaikan. Tapi, apabila tidak nurut dengan divergence, berarti ada faktor sentimen disana.
Anda mungkin bertanya-tanya dalam hati, “Oke, sekarang saya sudah tahu kalau untuk mendeteksi penurunan IHSG atau pembalikan arahnya, bisa menggunakan divergence. Lah, kalau mau tahu pergerakannya sampai mana gimana dong? Lintasan pasti punya ujung kan?”
Benar. Setiap lintasan ada garis finishnya. Untuk bisa memetakan ini, kita menggunakan tools Fibonacci Retracement tipe extended, kalau penurunan atau kenaikannya sudah membentuk setengah trend. Baik setengah trend naik, maupun setengah trend turun (satu pucak dan satu lembah yang semuanya dalam keadaan naik, atau satu puncak dan satu lembah yang semuanya dalam keadaan turun).
Anda mungkin akan bertanya lagi, "Bukankah analisis teknikal itu hanya efektif digunakan pada saham-saham yang banyak trader daripada investornya?". Memang ada saham-saham yang lebih nurut sama teknikalnya. Bahkan dalam seni menganalisis menggunakan moving average, harus dipastikan terlebih dahulu harga lebih sering merespon pada settingan moving average berapa untuk menentukann support dan resistance.
Mayoritas para analis memercayai kalau chart saham menurut dengan teknikal, artinya tradernya banyak. Tapi, bagaimana jika konsep yang demikian diterapkan pada IHSG? Apakah berarti IHSG banyak trader daripada investor?
Saya rasa tentu akan keliru jawabannya jika mengatakan "iya, lebih banyak trader daripada investor ketika mengukur pada IHSG". Alasannya adalah, pergerakan IHSG ini merupakan hasil dari pergerakan semua saham di bursa efek. Sehingga kita menjadi tidak tahu persis apakah lebih banyak trader atau investornya yang menggerakkan.
Alasan selanjutnya, acuan analisis untuk membeli saham yang lebih utama adalah chart pada saham itu sendiri. Bukankah akan menjadi begitu membingungkan trader ketika membeli saham hanya berdasarkan divergence pada IHSG, sedangkan indikator teknikal lainnya pada chart saham tidak terkonfirmasi?
Maka, apabila IHSG mengikuti konsep divergence, tidak dapat disimpulkan lebih banyak trader daripada investor, dikarenakan acuan membeli trader tetap pada chart saham yang mereka amati. Juga aksi beli pada saham lah yang menggerakkan IHSG. Divergence terbentuk secara alami berdasarkan perhitungan matematis.
$ANTM $PGAS $RAJA