đź“ť Kompilasi Kinerja Emiten 2024: Part 1
Sebagian besar emiten telah mengumumkan laporan keuangannya untuk periode tahun buku 2024. Pada kompilasi kinerja emiten bagian pertama ini, kami merangkum kinerja emiten yang berkaitan erat dengan konsumen (consumer–related), antara lain sektor banking, consumer staples, dairy, poultry, retail, tobacco, healthcare, dan media.
Berikut rincian pendapatan, laba usaha, dan laba bersih masing–masing sektor (Gambar 2).
🔑 Key Takeaway
▪️Secara umum, performa kebanyakan sektor consumer–related cukup baik pada 4Q24 dan selama FY24, di mana total top–line pada kedua periode tersebut masing–masing masih tumbuh di atas +6% YoY.
▪️Margin laba usaha pada 4Q24 dan FY24 secara total juga relatif stabil, yang membuat total laba usaha masih tumbuh +5,6% YoY pada 4Q24 dan +7,2% YoY selama FY24. Penurunan margin laba usaha yang terjadi di sektor consumer staples, dairy, retail, dan tobacco selama FY24 dapat diimbangi oleh kenaikan pada sektor banking dan poultry.
▪️Meski top–line dan laba usaha mencatatkan performa yang cukup baik, laba bersih pada 4Q24 turun -1,6% YoY, terutama didorong oleh kerugian kurs dari perusahaan consumer staples seperti $ICBP seiring pelemahan kurs rupiah dan kenaikan provisi di beberapa bank. Namun total laba bersih selama FY24 masih tumbuh cukup baik sebesar +4,8% YoY, terutama didorong oleh sektor banking, poultry, dan dairy.
Highlights dari rekap kinerja emiten per industri antara lain:
▪️Secara nominal, sektor banking tetap menjadi kontributor pertumbuhan laba bersih terbesar selama FY24. Pertumbuhan pada sektor tersebut utamanya didorong oleh $BBCA (+13% YoY) dan $NISP (+19% YoY), sementara laba bersih dari 3 big banks lain hanya membukukan pertumbuhan sekitar +0–3% YoY. Selama FY24, sektor banking mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan dari BBCA dan BMRI, dengan keduanya melampaui guidance FY24 dari masing–masing manajemen. Namun, beban provisi yang melonjak dari BBRI menjadi aspek negatif, menjadikannya satu–satunya big bank yang mencatatkan cost of credit (CoC) lebih buruk dibandingkan guidance manajemennya.
▪️Sektor poultry mencatatkan pertumbuhan laba bersih paling tinggi secara persentase YoY selama FY24. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga rata–rata bahan baku (jagung -5% YoY), serta terjaganya kenaikan harga DOC (+28% YoY) dan broiler (+3% YoY) selama FY24.
▪️Selain poultry, industri yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar double digit selama FY24 mencakup media, healthcare, dan dairy. Sementara itu, industri yang mencatatkan penurunan laba bersih adalah consumer staples (terutama ditekan oleh penurunan kinerja UNVR) dan tobacco (penurunan volume dan margin karena kenaikan cukai dan downtrading).
Stockbit Snips 26 Maret 2025:
https://cutt.ly/RrpI4Gjn
1/2