Berdasarkan laporan keuangan $DEWA untuk Q4 2024, berikut adalah analisis keuangan perusahaan:
1. Kinerja Keuangan Secara Keseluruhan
Pendapatan turun: Pendapatan usaha turun dari Rp7,37 triliun (2023) menjadi Rp6,03 triliun (2024), mengalami penurunan sekitar 18%.
Laba bruto juga turun: Laba bruto turun dari Rp512,5 miliar menjadi Rp400,5 miliar.
Laba bersih menurun signifikan: Laba bersih turun dari Rp35,3 miliar menjadi Rp16,3 miliar, yang menunjukkan tekanan pada profitabilitas perusahaan.
Penghasilan komprehensif lain juga turun: Dari Rp69 miliar (2023) menjadi Rp21,4 miliar (2024).
2. Efisiensi Biaya
Beban pokok penjualan menurun: Dari Rp6,86 triliun menjadi Rp5,63 triliun. Namun, penurunan ini tidak cukup untuk menutupi penurunan pendapatan.
Beban administrasi lebih efisien: Turun dari Rp282 miliar menjadi Rp233 miliar.
Beban bunga turun signifikan: Dari Rp159 miliar menjadi Rp85 miliar, yang berarti perusahaan berhasil mengurangi beban utang atau biaya pinjaman.
3. Posisi Keuangan (Neraca)
Total aset meningkat: Dari Rp8,13 triliun (2023) menjadi Rp8,80 triliun (2024), menunjukkan ekspansi aset.
Liabilitas meningkat signifikan: Dari Rp4,84 triliun menjadi Rp5,49 triliun. Ini bisa mengindikasikan peningkatan pinjaman atau kewajiban jangka panjang.
Ekuitas meningkat tipis: Dari Rp3,28 triliun menjadi Rp3,31 triliun.
4. Arus Kas
Arus kas dari operasi turun: Dari Rp1,1 triliun (2023) menjadi Rp613 miliar (2024). Ini menandakan penurunan likuiditas operasional.
Investasi besar dalam aset tetap: Perusahaan mengeluarkan Rp1,43 triliun untuk aset tetap dibandingkan Rp186 miliar tahun sebelumnya, menunjukkan ekspansi atau peremajaan aset.
Peningkatan pinjaman bank: Perusahaan mendapatkan pinjaman Rp2,04 triliun dibandingkan tahun lalu Rp1,04 triliun, yang mungkin digunakan untuk ekspansi.
KESIMPULAN
- Kinerja DEWA menurun secara profitabilitas, dengan laba bersih yang lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.
- Penurunan pendapatan harus diperhatikan, meskipun efisiensi biaya terlihat di beberapa aspek.
- Beban bunga yang turun mengindikasikan pengelolaan utang yang lebih baik.
- Arus kas operasi melemah, tetapi ada investasi besar dalam aset tetap, yang bisa berarti ekspansi atau peningkatan operasional.
- Liabilitas yang meningkat perlu dicermati, karena bisa menambah risiko keuangan ke depan.
Jika ingin berinvestasi, penting untuk mempertimbangkan faktor eksternal seperti harga batu bara, permintaan industri, dan strategi perusahaan ke depan.
Tag : $DEWA $BUMI