IHSG Tanpa Asing? Apakah Bisa?

Foreign outflow yang kita lihat di Q1 2025 bukan sekadar profit-taking biasa. Dari awal tahun sampai 20 Maret, asing udah net sell Rp33,18T, dan dalam empat hari terakhir aja mereka buang Rp4,78T. Ini bukan transaksi retail atau repositioning minor, ini indikasi makro yang lebih dalam.

Kalau kita breakdown, ini bukan full exit, tapi lebih ke capital reallocation ke regional plays yang lebih yield-attractive. Fed udah shift ke stance "higher for longer," dan market pricing-in the probability kalau global liquidity nggak bakal longgar dalam waktu dekat. Artinya, market kayak Indonesia yang selama ini dapat benefit dari low-rate environment, sekarang harus adjust ke struktur yang lebih domestik-driven.

Tapi pertanyaannya, kalau asing cabut, siapa yang nampung?

Big Caps Liquidity Trap

IHSG selama ini likuid bukan karena depth market-nya kuat, tapi karena ada inflow-outflow yang sustain dari funds global. Sekarang, dengan kepemilikan asing turun drastis, likuiditas di big caps seperti BBCA, BBRI, TLKM mulai kelihatan kurang stabil. Bid-ask spread mulai melebar, dan kalau ini berlanjut, kita bakal masuk ke microstructure inefficiency di beberapa saham.

Masalahnya, market kita belum cukup deep untuk absorb exit modal sebesar ini kalau nggak ada substitusi yang seimbang. Kalau local institutional nggak stepping in dengan size yang cukup besar, efeknya bisa multi-layered:

1. Increased Volatility - Dengan berkurangnya "strong hands" di big caps, market jadi lebih rentan terhadap short-term momentum trading.

2. Shift to Small & Mid Caps - Banyak dana yang nggak bisa lagi parkir di big caps akhirnya rotasi ke small-mid caps, bikin beberapa saham naik irasional dalam waktu singkat.

3. Structural Spread Widening - Kalau likuiditas makin tipis, spread makin lebar, dan ini bikin market lebih susceptible ke dislocation.

Rotation Ke Sektor High Beta

Market lagi rally di sektor teknologi, dengan kenaikan hampir 9,84% dalam sehari. Ini jelas bukan retail-driven move. Ini lebih mirip liquidity seeking behavior, di mana dana besar mulai shift ke sektor dengan upside yang lebih agresif. Tapi pertanyaannya, apakah ini early cycle dari rerating, atau cuma tactical pump sebelum exit?

Ada beberapa cara buat lihat validitasnya:

1. Check Inter-market Correlation - Kalau sektor growth rally tapi bond yield stagnan, ini lebih likely speculative positioning daripada structural rerating.

2. Earnings Revision - Kalau nggak ada revisi upward di earnings expectation, berarti ini cuma short-term liquidity play.

3. Foreign Participation di Sektor Growth - Kalau asing memang repositioning, harusnya ada inflow yang sustain ke teknologi dan consumer cyclicals. Kalau nggak ada, ini cuma liquidity trap buat narik retail masuk sebelum distribusi.

IHSG Bisa Jalan Tanpa Asing?

Short answer: bisa, tapi long answer: nggak semudah itu.

Kita udah lihat di beberapa emerging markets lain, kalau asing keluar tapi ada substitusi dari domestic players dengan strategi yang sustain, market bisa tetap solid. Tapi kalau investor lokal cuma ikut momentum tanpa ada conviction di underlying growth, kita bakal lihat market yang lebih fragmented, lebih volatile, dan lebih tactical.

Kesimpulan

Kalau local institutional stepping in dan kita lihat sustained order flow di sektor yang tepat, kita bisa ride cycle baru ini. Tapi kalau ini cuma speculative play tanpa underlying liquidity support, ya siap-siap aja buat market yang lebih liar.

Sekarang, pertanyaannya itu ini tactical positioning buat short-term rally atau kita bakal lihat cycle shift yang lebih long-term? Kamu masuk buat ride momentum atau udah mulai build conviction?

$IHSG $BTC $BTCIDR

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy