Saya Cuma mau bilang “ opini pribadi saja “
“CUMA ORANG BODOH SAJA YANG BILANG BELI SAHAM ITU JUDI”
Saya jelaskan kenapa ? ( makanya harus rajin baca bukan lihat tik-tok konten artis dan hal tidak bermanfaat ) atau nonton drama2 tidak berguna !!
Sebelum membeli saham itu perlu di Analisa !
Kalau orang BODOH itu beli tanpa ada Analisa !
makanya wajar Selalu Jadi mangsa ! karena bodoh tidak mau tau Asal beli .
kalau Rugi salahin orang lain !! ( cari-cari Alasan untuk membenarkan KEBODOHAN nya )
karena saya sangat tidak setuju dan Geram melihat pihak2 yang tidak tahu menahu tentang Saham tapi ikut Komentar tentang Saham .
seolah-olah Pakar di Saham !!
saya jelaskan Alur nya biar orang awam bias paham Korelasi Makro / Mikro Ekonomi terhadap Pergerakan Index Harga Saham Gabungan !
jadi bukan beli Suatu saham tanpa alasan ! kalau anda Beli Saham ga Liquid ya wajar,
sahamnya Volatil dan Bergerak bebas tergantung Bid – Offer.
Tapi
Aksi Jual Investor Asing di Saham BUMN !
Investor Asing melakukan aksi Jual Sangat besar pada saham $BBCA dan BUMN seperti, $BBRI, $BMRI, dan TLKM, mungkin ber-spekulasi bahwa dividen BUMN akan masuk ke Danantara atau lembaga lain dalam strategi pengelolaan aset negara.
Karena Anggaran kementrian saja di Potong ( Efisiensi anggaran ) apalagi LABA perusahaan BUMN !
Juga..
Faktor Penyebab Aksi Jual Asing (Profit Taking) karena Rebalancing Portofolio Saham Investor melakukan penyesuaian portofolio karena perubahan indeks
atau kondisi ekonomi global.
Kekhawatiran terhadap Pengelolaan Dividen Jika dividen dikelola oleh Danantara, investor khawatir tidak akan langsung diterima oleh pemegang saham publik. ( MUNGKIN SAJA / CUMA ASUMSI ) tapi minimal di pangkas lah Deviden nya ! ga mungkin ga bagi deviden ke Investor !
Hal ini bisa mengurangi daya tarik saham BUMN sebagai investasi dividen. (saya focus bahas saham BUMN dulu , BBCA perusahaan Swasta tapi ikut terdampak sentiment Negatif .
masalahnya Cuma 1 : investor ritel terus beli , dan tidak mau Cutloss !
kalau punya mental Baja jadi Investor sih boleh saja, tapi Percuma kalau Invest tapi tidak beli lagi ! ( kehabisan dana )
Lanjut , Dampak & Sentimen Pasar Jika distribusi dividen tidak langsung ( untuk LABA DI TAHAN / DEVIDEN harus nya di gunakan perusahaan untuk mengembangkan Perusahaan tersebut ( Ekspansi ) ,
saham BUMN bisa terdampak karena yield dividen menjadi tidak menarik. Investor yang fokus pada dividen bisa beralih ke aset lain.
Faktor Tambahan yang Mempengaruhi Sentimen Pasar Net Sell Asing Besar-Besaran
24-27 Februari 2025: Investor asing mencatatkan net sell Rp7,31 triliun.
18 Maret 2025: Net sell Rp2,57 triliun, berkontribusi pada penurunan IHSG 3,84%. Ketidakpastian Kebijakan Domestik Isu pergantian Menteri Keuangan dan potensi defisit fiskal lebih besar dari perkiraan.
Dinamika Pasar Global Perang dagang, ketegangan geopolitik, dan ancaman resesi global. Dampak Penurunan Pendapatan Pajak terhadap Investor Asing Defisit Anggaran Melebar → Pemerintah mungkin harus menerbitkan lebih banyak utang. Ketidakpastian Fiskal → Bisa mencerminkan pelemahan ekonomi domestik. Risiko Perlambatan Ekonomi → Pajak rendah bisa berarti konsumsi dan investasi menurun. maka akan ada Pengetatan Likuiditas !
Jika pemerintah menarik dana dari pasar , likuiditas Pasar Saham juga bisa berkurang. ( boro-boro urus Pasar modal , rakyat mau makan saja susah )
Kesimpulan: Aksi jual asing kemungkinan besar dipicu oleh Kombinasi profit taking, Rebalancing portofolio, serta ketidakpastian terkait dividen BUMN, kebijakan fiskal, dan kondisi Global.
Namun Jika isu dividen benar, dampaknya bisa negatif dalam jangka pendek, terutama bagi investor yang mengandalkan dividen.
Tapi jija tidak Apakah ini peluang beli atau Justru ada risiko lebih besar lain kedepannya ? yang memicu aksi jual asing secara masif
kekhawatiran investor terhadap langkah pemerintah yang terus menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) untuk menutup kekurangan fiskal.
Pemerintah Indonesia diketahui beberapa kali meningkatkan penerbitan SBN. Berdasarkan data APBN KiTa, selama dua bulan pertama atau Januari-Februari 2025 pemerintah telah menarik utang baru dari SBN sebanyak Rp238,8 triliun. Angka ini setara 37,2 persen dari total target penerbitan 2025.
Pembiayaan anggaran melalui penerbitan surat utang tersebut meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Januari-Februari 2024, pemerintah menerbitkan SBN Rp177,9 triliun. Penerbitan SBN digunakan untuk membiayai kekurangan APBN 2025.
Selain faktor SBN, anjloknya IHSG sebagian besar disebabkan oleh tingginya aksi net sell oleh investor asing. Kondisi ini memicu panic selling di kalangan investor domestik, yang semakin memperburuk pergerakan pasar saham.
Apakah dengan semua analisa ini bisa di katakan kalau beli saham itu = judi ?
Cuma orang bodoh dan malas mikir saja yang bilang saham itu judi !
memang Saham-Saham tersebut turun Pemicunya karena Aksi Jual Asing,
Tapi Asing Jualan bukan Tanpa Alasan ! makanya anda di tuntut untuk bisa berfikir , meng-Analisa keputusan Investor Asing !
bukan beli karena Alasan yang di buat-buat !!