🪨Potensi Perubahan Laba Bersih & Valuasi Emiten Batu Bara Akibat Perubahan Royalti
Seiring dengan konsultasi publik mengenai perubahan royalti pertambangan mineral dan batu bara (minerba) yang diajukan oleh Kementerian ESDM pada Sabtu (8/3) lalu, kami mencoba menghitung potensi perubahan laba bersih dan valuasi P/E dari beberapa emiten batu bara yang terdampak.
Asumsi utama dalam perhitungan kami adalah:
▪ Harga rata–rata batu bara Newcastle di level US$110/ton pada FY25F.
â–ª Dengan harga Newcastle tersebut, skema usulan perubahan royalti akan menurunkan tarif royalti dari 28% ke 18% untuk produsen dengan kontrak IUPK ($AADI, $BUMI, dan $INDY). Sementara itu, tarif royalti untuk produsen dengan kontrak IUP (PTBA) akan naik dari 10,5% ke 11,5%.
â–ª Perubahan tarif royalti berlaku retrospektif sejak awal 2025 (dampak penuh untuk setahun).
Dengan 3 asumsi utama tersebut, BUMI berpotensi menjadi emiten batu bara yang paling diuntungkan dengan estimasi laba bersih FY25F naik +142% YoY, diikuti oleh INDY (+126% YoY), dan AADI (+22% YoY). Sementara itu, PTBA berpotensi mengalami penurunan laba bersih sebesar -7,1% YoY. Dengan perubahan estimasi laba bersih tersebut, valuasi P/E FY25F masing–masing emiten akan berubah menjadi sebagai berikut:
â–ª BUMI: 18,7x menjadi 7,7x
â–ª INDY: 11,2x menjadi 4,9x
â–ª AADI: 3,7x menjadi 3x
â–ª PTBA: 6x menjadi 6,4x
*Catatan: ITMG tidak terdampak perubahan royalti batu bara.
_________
Hendriko Gani (@HendrikoGani)
Investment Analyst Stockbit