imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sepanjang 2025 Ini, $IHSG Bursa Dengan Performa Terburuk Nomor 3 di Dunia

Sharing hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

IHSG tampaknya sedang mengalami "fase meditasi" dalam pasar saham global karena cenderung diam, tenang, dan kurang bergairah. Sementara Hang Seng (Hong Kong) naik 18,56% YTD, Polandia 15,91%, Austria 14,64%, kita justru turun -7,54%. Dalam lingkup ASEAN, Vietnam (+5,01%) dan Singapura (+1,01%) masih bisa mencetak return positif, sementara IHSG duduk manis di peringkat 5 dari 6 bursa ASEAN, hanya lebih baik dari Thailand yang sedang remuk (-15,18%). Kalau ini lomba lari, kita bukan hanya tertinggal, kita bahkan belum sempat makan bakso Pak Toto, pakai sepatu dan pemanasan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Baru-baru ini, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dari equal-weight ke underweight. Goldman Sachs tidak mau ketinggalan, ikut memangkas peringkat saham dan obligasi Indonesia. Bagi investor asing, ini sinyal bahwa mereka bisa dapat return lebih baik di tempat lain. Menurut Morgan Stanley, pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah, sektor siklikal yang selama ini jadi penyelamat malah kena tekanan, dan yang lebih menarik? China mulai pulih dengan Return on Equity (ROE) yang membaik.

Mereka bahkan menaikkan valuasi MSCI China dari 10x menjadi 11,6x, sementara Indonesia justru dianggap mulai mahal dan kurang atraktif dibanding China. Dengan kata lain, jika harus memilih antara dua destinasi investasi, China terlihat lebih "worth it" dibanding Indonesia. Ini yang ngomong Morgan Stanley ya, bukan saya.

Sementara itu, Goldman Sachs semakin skeptis terhadap prospek fiskal Indonesia. Mereka menaikkan proyeksi defisit fiskal 2025 menjadi 2,9% dari PDB (sebelumnya 2,5%) dan mulai mempertanyakan arah kebijakan ekonomi pemerintah. Bahkan laporan APBN Januari 2025 belum juga dirilis, membuat investor bertanya-tanya, "Ada yang disembunyikan atau memang sedang tidak sempat?" Akibatnya? Investor asing jualan besar-besaran, net sell asing sudah mencapai -23,52 Triliun IDR YTD.

Dari segi valuasi, PER IHSG masih di 12,32x dan PBV 1,91x—masih dalam batas wajar, tapi belum cukup murah untuk menarik pembeli besar-besaran. Kalau PBV turun ke 1,5x atau lebih rendah, mungkin bisa mulai menarik perhatian investor. Tapi kalau tren jual asing terus berlanjut, turunnya PBV bukan karena saham jadi murah, tapi karena semakin banyak yang menjual. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi transaksi, total nilai transaksi harian cuma 9,76 Triliun IDR, jauh di bawah rata-rata YTD 11,68 Triliun IDR. Artinya? Likuiditas makin sepi. Volume transaksi memang naik sedikit ke 19.450 juta saham (vs rata-rata YTD 18.726 juta saham), tapi frekuensi transaksi justru turun dari 1,198 ribu kali ke 1,089 ribu kali. Investor ritel tampaknya memilih menepi dulu, sementara institusi juga belum berani masuk all-in.

Dari sisi kapitalisasi, IHSG masih yang terbesar di ASEAN dengan 11.302 Triliun IDR, jauh di atas Malaysia (1.943 Triliun IDR) atau Thailand (2.011 Triliun IDR). Tapi dibandingkan dengan Singapura (4.156 Triliun IDR), kita terlihat seperti raksasa yang berjalan lambat. Kapitalisasi free float hanya 2.643 Triliun IDR, yang menunjukkan bahwa sebagian besar saham masih dikendalikan pemegang saham mayoritas. Dengan kondisi ini, kalau asing terus net sell, likuiditas bisa makin tipis.

Di daftar saham yang paling aktif, GOTO (4.475 juta saham), DILD (1.585 juta saham), BRMS (1.131 juta saham), dan BBRI (1.155 Miliar IDR) masih mendominasi transaksi. Sayangnya, itu belum cukup untuk mengangkat IHSG. $BBRI -7,11% YTD, BBCA -7,75%, BMRI -16,84%—saham-saham perbankan yang biasanya jadi pilar utama indeks ikut melemah. Sektor teknologi masih bertahan dengan DCII naik 344%, MLPT +151%, tapi ini lebih terlihat sebagai spekulasi dibandingkan pergerakan fundamental. Sementara itu, $BREN (-33,69%), AMMN (-27,14%), dan BMRI (-16,84%) menjadi beberapa saham dengan koreksi terdalam.

Dari sisi indeks, IHSG turun -7,54% YTD, LQ45 lebih parah -11,45%, IDX30 tenggelam -9,95%. Tapi kalau ada yang masih optimis, lihat saja sektor teknologi yang melonjak 99,18% YTD, sementara sektor basic materials turun -16,44%.

IHSG lagi dalam fase sideways dengan tekanan jual dari asing dan transaksi yang makin melemah. Sektor perbankan dan energi jadi beban, sementara sektor teknologi masih bertahan, meskipun lebih banyak didukung spekulasi. Bursa masih hidup, tapi momentumnya lesu. Jika tidak ada sentimen besar—baik dari pemulihan ekonomi, kebijakan suku bunga, atau masuknya dana asing baru—bursa bisa tetap dalam tren stagnan dalam beberapa bulan ke depan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Peringkat Indeks Dunia Berdasarkan Kinerja YTD (Terbaik hingga Terburuk):

1. Hong Kong (Hang Seng Index): +18,56%
2. Colombia (MSCI COLCAP Index): +14,67%
3. Polandia (WIG Total Return Index): +15,91%
4. Austria (Austrian Traded Index): +14,64%
5. Jerman (DAX Index): +14,42%
6. Spanyol (IBEX 35 Index): +12,95%
7. Irlandia (ISEQ All-Share Index): +12,82%
8. Swiss (Swiss Market Index): +11,37%
9. Prancis (CAC 40 Index): +9,52%
10. Turki (Borsa Istanbul 100 Index): +6,65%
11. Korea Selatan (KOSPI Index): +5,76%
12. Vietnam (VN-Index): +5,01%
13. Inggris (FTSE 100 Index): +5,11%
14. Meksiko (S&P/BMV IPC): +4,47%
15. Afrika Selatan (FTSE/JSE Africa All Share Index): +4,34%
16. Norwegia (OSE Benchmark Index): +4,32%
17. Brasil (Ibovespa Brasil Index): +3,52%
18. Israel (Tel Aviv Stock Exchange 35 Index): +2,03%
19. Singapura (Straits Times Index): +1,01%
20. China (SSE Composite Index): +0,84%
21. Chile (S&P/CLX IPSA CLP TR): 0,00%
22. Rusia (MOEX Russia Index): 0,00%
23. UAE Dubai (Dubai Financial Market General Index): -0,40%
24. Qatar (Qatar Exchange Index): -0,87%
25. Kanada (S&P/TSX Composite Index): -1,40%
26. Amerika Serikat (Dow Jones Industrial Average): -1,49%
27. Arab Saudi (Tadawul All Share Index): -2,84%
28. Australia (All Ordinaries Index): -3,77%
29. Taiwan (TSE Weighted Index): -4,18%
30. Filipina (PSEi Index): -4,94%
31. India (S&P BSE SENSEX Index): -5,17%
32. Malaysia (FTSE Bursa Malaysia KLCI Index): -7,44%
33. Indonesia (IDX Composite Index - IHSG): -7,54%
34. Jepang (Nikkei 225): -7,77%
35. Thailand (SET Index): -15,18%

Indonesia berada di peringkat 33 dari 36, masih lebih baik dari Jepang dan Thailand, tapi tertinggal jauh dari bursa lain di ASEAN seperti Vietnam dan Singapura. Semoga saja pasar saham kita bisa rebound di masa depan. Dan semoga saja pemerintah tidak bikin kebijakan aneh - aneh lagi.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy