imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Valuasi IPO $MDLA

PT Medela Potentia Tbk (MDLA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi farmasi, kesehatan, dan alat kesehatan. Berdiri sejak 2011, perusahaan ini merupakan induk dari PT AAM, PT DD, PT DMM, dan PT KITA. Jaringan distribusinya mencakup 35 kantor cabang dan 3 kantor perwakilan di Indonesia, serta 3 kantor cabang di Kamboja. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi kepemilikan, sebelum IPO, Dra. Hetty Soetikno menguasai 88% saham, sementara PT Ekon Prima memegang 12%. Setelah IPO, struktur berubah menjadi Hetty Soetikno (66%), PT Ekon Prima (9%), dan publik (25%). Dengan jumlah saham setelah IPO mencapai 14 miliar lembar, MDLA membuka kesempatan bagi investor ritel untuk masuk ke sektor distribusi kesehatan.

Di jajaran manajemen, Komisaris Utama dijabat oleh Stanley CH. Budihardja, didampingi oleh Lukas Setia Atmaja sebagai Komisaris Independen. Direktur Utama adalah Krestijanto Pandji, dengan Edbert Orotodan dan Wimala Widjaja sebagai Direktur. Selama 9 bulan pertama 2024, tingkat kehadiran direksi dalam rapat mencapai 90,9% - 100%, menunjukkan tingkat keterlibatan yang tinggi dalam pengambilan keputusan strategis.

Pendapatan MDLA mencapai Rp10,79 triliun dalam 9 bulan 2024, meningkat dibandingkan Rp11,69 triliun pada 2022. Segmen farmasi menyumbang Rp7,46 triliun (69,1%), produk kesehatan Rp2,07 triliun (19,2%), dan alat kesehatan Rp1,26 triliun (11,7%). Pertumbuhan pendapatan alat kesehatan mencapai 24,4% CAGR sejak 2021, sementara segmen farmasi tumbuh 5,8% YoY.

Total aset MDLA per 30 September 2024 naik 21,26% menjadi Rp5,69 triliun, sementara liabilitas meningkat lebih tajam sebesar 29,90% ke Rp3,58 triliun. Rasio liabilitas terhadap ekuitas naik ke 1,69x, dari sebelumnya 1,42x, mencerminkan peningkatan leverage. Dari sisi profitabilitas, margin laba bruto tercatat 9,41%, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya 9,39%. Laba usaha tumbuh 15,90%, sedangkan laba bersih hanya 2,34% dari pendapatan, turun dibandingkan 2,85% pada 2021. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Arus kas operasional membaik menjadi Rp102,1 miliar, setelah tahun sebelumnya negatif Rp407,4 miliar. Arus kas investasi defisit Rp61,3 miliar, sedangkan arus kas pendanaan juga negatif Rp18,9 miliar akibat pembayaran utang dan dividen yang lebih besar dibanding penerimaan modal. Kas akhir periode turun dari Rp824,29 miliar menjadi Rp274,5 miliar. Capex selama 9 bulan 2024 sebesar Rp39,6 miliar, lebih rendah dibandingkan 2023 yang mencapai Rp74,8 miliar. Free cash flow positif di Rp62,5 miliar, setelah dikurangi belanja modal.

Dari sisi valuasi, harga IPO MDLA berkisar Rp180 - Rp230 per saham, sehingga kapitalisasi pasar diproyeksikan antara Rp2,52 triliun - Rp3,22 triliun. Dengan ekuitas setelah IPO sebesar Rp2,12 triliun, PBV berada di kisaran 1,19x - 1,52x. PER dihitung berdasarkan laba bersih annualized Rp337 miliar, menghasilkan rentang 7,48x - 9,56x.

MDLA memiliki beberapa perjanjian strategis, termasuk 99 perjanjian distribusi dengan durasi 1-7 tahun, 36 perjanjian sub-distribusi, serta 15 perjanjian produksi dan pemasokan. Mereka juga memiliki 78 perjanjian ekspedisi, mencakup pengiriman produk farmasi dan alat kesehatan. Dalam hal pendanaan, MDLA mendapatkan fasilitas kredit dari $BBCA, meliputi Rp150 miliar kredit lokal, USD 300.000 Letter of Credit, dan Rp250 miliar bank garansi.

Dari transaksi dengan pihak berelasi, MDLA membeli barang dari PT Dexa Medica sebesar Rp3,40 triliun dalam 9 bulan 2024, meningkat dari Rp2,94 triliun pada 2023. Pembelian dari PT Ferron Par Pharmaceuticals naik dari Rp548,33 miliar ke Rp751,51 miliar, sementara dari PT Beta Pharmacon naik dari Rp618,46 miliar ke Rp645,13 miliar. Penjualan ke pihak berelasi lebih kecil, dengan PT Dexa Medica membeli senilai Rp12,58 miliar, PT Ferron Par Pharmaceuticals Rp2,82 miliar, dan PT Global Urban Esensial Rp64 juta.

MDLA juga memiliki utang kepada PT Dexa Medica sebesar Rp43 juta, turun dari Rp7,29 miliar pada 2023, dan utang kepada PT Global Urban Esensial sebesar Rp1,34 miliar. Perusahaan memiliki perjanjian jasa manajemen dengan PT AAM senilai Rp39,17 miliar, berlaku hingga 31 Desember 2025. Mereka juga menyewa kantor dari PT Sarana Titan Manunggal (STM) hingga 31 Desember 2024. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dewan komisaris dan direksi menerima remunerasi yang meningkat setiap tahun. Dewan komisaris menerima Rp2,1 miliar pada 2021, turun menjadi Rp0,7 miliar pada 2022, lalu naik ke Rp1,4 miliar pada 2023, dan Rp0,3 miliar hingga 9 bulan 2024. Sementara itu, direksi mendapatkan Rp9,3 miliar pada 2021, naik menjadi Rp12,4 miliar pada 2022, kemudian Rp17,9 miliar pada 2023, dan Rp12,4 miliar dalam 9 bulan 2024. Beberapa anggota direksi dan komisaris juga memegang jabatan di anak usaha, seperti Stanley CH. Budihardja sebagai Komisaris PT DD & PT DMM, Edbert Orotodan sebagai Direktur PT AAM & PT DD, serta Wimala Widjaja sebagai Komisaris PT KITA.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy