Tahun 2023 adalah tahun yang penuh teka-teki untuk Indo-Rama. Penjualan meningkat, tetapi pendapatan malah turun. Tonase penjualan memang naik, terutama untuk benang pintal, yang seharusnya menjadi tanda positif. Tapi ada yang aneh: meskipun produk terjual lebih banyak, harga jual per unit (ASP) justru turun. Ini jadi kunci masalahnya—penurunan ASP yang terus terjadi sejak 2020, bikin pendapatan nggak bisa mengejar volume penjualan yang lebih besar.

Coba lihat deh, ASP untuk kain turun dari US$ 0.80 di 2020 jadi cuma US$ 0.73 di 2023. Begitu juga dengan benang pintal, yang turun tajam dari US$ 3,59 di 2020 ke hanya US$ 2,85 per kg di 2023. Poliester nggak jauh beda, dengan ASP yang turun dari US$ 1,19 menjadi US$ 1.03. Penurunan harga jual per unit ini, meskipun volume penjualan naik, membuat margin laba semakin tipis.

Tapi, di balik semua itu, ada cahaya di ujung terowongan. Di 2024, meskipun penurunan ASP masih menjadi tantangan, ada harapan baru: biaya bahan baku mulai stabil. Jika harga bahan baku tetap terkendali dan Indo-Rama bisa mengoptimalkan harga jual, ada potensi besar untuk turnaround yang mengejutkan. Dengan penjualan yang terus meningkat dan biaya yang lebih efisien, Indo-Rama mungkin bisa kembali mencatatkan profitabilitas yang solid.

Jadi, meskipun penurunan ASP jadi salah satu masalah besar yang membebani Indo-Rama, dengan strategi yang tepat di 2024, kesempatan untuk bangkit masih sangat terbuka. Semua ini kembali ke bagaimana mereka bisa mengelola biaya dan harga jual, serta menavigasi pasar dengan lebih cerdas. Apakah mereka akan berhasil mengubah arah? Hanya waktu yang akan memberi jawabannya.

$INDR

Read more...

1/3

testestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy