imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Pada 2021, Indo-Rama berdiri tegak dengan penjualan IDR 12,6 triliun dan net margin 10%, sebuah prestasi yang tampak sempurna. Namun, di balik angka-angka itu, ada keputusan besar yang menyembunyikan potensi masalah di masa depan. Biaya bahan baku yang stabil dan operasional yang efisien membuat laba mengalir deras, tetapi siapa sangka bahwa pembelian bahan baku besar-besaran pada 2022, saat harga bahan baku melambung tinggi, akan menjadi bom waktu yang menunggu untuk meledak? Di 2024, meski penjualan naik menjadi IDR 13,8 triliun, kerugian bersih justru muncul, mematahkan harapan. Kerugian persediaan yang mengendap dan tingginya COGS akibat pembelian bahan baku pada harga tinggi di 2022 terus menghantui, meski pasar menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Tapi apa yang terjadi setelah semua ini beres? Jika harga bahan baku tetap rendah, dan kerugian persediaan berhasil diselesaikan, Indo-Rama mungkin akan menemukan dirinya di jalur yang benar lagi. Bayangkan saja, biaya bahan baku yang lebih rendah berarti COGS yang jauh lebih rendah, dan margin laba yang lebih tebal. Dengan penjualan yang terus tumbuh, serta keputusan yang lebih bijaksana dalam pengadaan bahan baku, perusahaan bisa kembali meraih profitabilitas yang tinggi. Tapi, tentu saja, hanya waktu yang akan mengungkap apakah Indo-Rama bisa keluar dari bayang-bayang keputusan masa lalu atau terjebak dalam siklus yang terus menggerogoti. Sebuah teka-teki yang belum sepenuhnya terpecahkan.

$INDR

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy