Bedah Saham $DCII Part 2 (Part 1 posting di platform lain, dec 2023)
43.900 (24/12/2023) -> 154.500 (07/03/2025) +251%
Pertanyaan sejuta umat:
1. Apa rasionalisasi beli saham PER >600?
2. Saham naik, tapi emang bisa jual?
3. Masih hold sampe sekarang?
4. What's next?
Ini 4 poin yg akan kita bahas. Let's go
*disclaimer on
1. Apa rasionalisasi beli saham PER > 600x ?
Soal company growth bisa dibaca di part 1. Tapi gimana caranya seorang fundamentalist bisa pede dan tenang saat beli atau hold saham semahal itu?
Jawabannya: ✨premium✨
Harga premium bisa dirasionalisasi dengan beberapa faktor:
- market share (pangsa pasar)
- edge / competitive advantage
- scarcity
- dan masih banyak lagi
kita bahas satu-satu..
-Market Share-
Dulu saham $UNVR , $GGRM , dan emiten2 besar lainnya gampang banget dipercaya dan dibeli dengan harga premium, karena mereka market leader atau minimal punya market share yang signifikan. Cuma sayangnya emiten2 itu kalah di faktor2 yg lain.
Sama kasusnya dengan DCII sekarang. Last updated info, kapasitas DCII 81 MW dari total market share colocation business di Indonesia sekitar 250 MW (32% market share). Dengan semua barrier to entry, ga akan ada perusahaan yang bisa nyusul dalam waktu dekat.
Kayak alasan Warren Buffett beli BNSF Railway. Karena dgn uang sebanyak apapun, competitor ga akan bisa catchup dengan infrastruktur yg udah dibangun bertahun-tahun sama BNSF. Specifically ngomongin pembebasan lahan, waktu buat pembangunan, available land, dll
-Edge / Competitive Advantage-
Intinya di data center butuh backing yang kuat untuk ekspansi dan expertise. In this case, DCII punya Anthoni Salim dan Toto Sugiri. Salim Group cover bagian pembebasan lahan dan financing untuk ekspansi, Toto Sugiri for expertise. Beres.
-Scarcity-
Kenapa waktu itu gua masih berani beli di harga 40k lebih? Karena di harga segitu aja ga ada barang, ga ada yang mau jual. Kalau analisa kita bener dan kedepannya company berkembang terus, jangan harap bisa beli sahamnya di PER yang murah.
Misal dengan harga 40k, kita baru mau beli kalau EPS nya 2.6k supaya PER 15x. Ga akan ada kesempatan kayak gitu.. lots of people/investors are smarter than us and buy earlier while they still can.
2. Saham naik, tapi emang bisa jual?
Liquidity is important, I know. Kebetulan modal gua masih relatif kecil, jadi masih berani ambil posisi di saham yg ga liquid kayak DCII. Kemarin take profit sebagian untuk portfolio rebalancing (screenshot terlampir), so far masih aman. Just be careful.
3. Masih hold sampe sekarang?
I'm not a hypocrite. Still holding but I never recommend to buy or sell. (screenshot terlampir)
4. What's next?
Pantau pergerakan strategis perusahaan and trim/take profit accordingly. Jago analisa itu ga cukup, kita ga tau kapan harga saham mau dinaik turunin. To optimize (not maximize) capital gains, rebalance your portfolio regularly.
Contoh: Punya 2 saham, A dan B. Saham A naik 50%, saham B turun 20%.
Portfolio rebalancing = jual saham A sebagian, serok saham B.
Supaya saat saham A koreksi, kita udah secure some of the profit, dan saat saham B naik, kita udah serok pas lagi di bawah. But we still own both.
*Hal2 lain yg belum diperhitungkan:
- competition with global competitors (malaysia dll)
- liquidity risk kalau modal besar (susah exit)
- market cap benchmarks comparison (tahun lalu DCII bahkan ga masuk top 10 market cap di IDX, sekarang DCII #7 biggest market cap)
Reminder, the purpose of this post is to share different POV compared to other traditional investment methods. Cuma sebagai studi kasus untuk saham2 potensial lainnya di kedepan hari.
Sekian, thx, disc on, good luck.
1/4