Apakah $BBKP Sudah Turnaround?
Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kebetulan banyak banget investor ritel di Stockbit yang nyangkut di BBKP karena berharap jenderal bursa mau goreng dan jaga harga saham BBKP. Apalagi katanya sejak BBKP diambil alih Korea, investor ritel berharap agar BBKP bisa digoreng to the moon. Tapi apa yang terjadi? Yang terjadi setelah RI PP yang berjilid - jilid, BBKP malah nyungsep ke gocap. Jenderal bursanya pun mati, tidak sanggup menjaga harga saham di 400. Apalagi dengan fundamental laba BBKP yang memburuk di 2022 - 2024, jenderal bursa yang katanya bisa goreng saham pun KO. Duit habis bung, buat goreng. Sedangkan sentimen fundamental tidak mendukung. Ternyata jenderal bursa pun kalau mau goreng saham butuh sentimen fundamental. Entah itu aksi korporasi atau laba naik. Sekarang pertanyaannya adalah apakah BBKP sudah sehat? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau KB Bank ini manusia, mungkin sekarang dia lagi nyoba bangkit setelah babak belur di ring tinju tahun lalu. Laporan keuangan Januari 2025 ini memang kelihatan lebih baik dibanding tahun sebelumnya, tapi jangan buru-buru optimis dulu. Bisa jadi ini cuma efek "tata rias" keuangan sementara, bukan tanda pemulihan yang benar-benar solid.
Dari sisi aset, bank ini makin ramping dengan total aset turun 6,8% jadi Rp74,05 triliun. Kredit, yang jadi mesin utama cuan, malah turun 6,7% jadi Rp41,60 triliun. Penyertaan modal juga longsor 48,4% jadi Rp1,13 triliun, kayaknya ada pencairan aset buat nutup kebutuhan lain. Tapi ada titik terang: surat berharga naik 11,2% jadi Rp19,79 triliun, lumayan buat pegangan kalau-kalau butuh likuiditas cepat. Aset non-produktif turun 30,5%—bisa jadi ini kabar baik, mungkin bank mulai bersih-bersih aset yang mangkrak.
Di sisi liabilitas, ada kenaikan tipis 2,5% jadi Rp66,14 triliun. Giro naik gila-gilaan 60,1% ke Rp4,59 triliun—entah nasabah makin percaya atau cuma duit numpang parkir. Tabungan malah turun 25,9% jadi Rp5,06 triliun, kayaknya orang-orang lebih milih deposito yang naik sedikit 1,8% ke Rp30,23 triliun. Yang menarik, utang ke bank lain anjlok 73,4% jadi Rp2,12 triliun, sementara surat berharga diterbitkan naik 72,2% ke Rp5,85 triliun. Kayaknya KB Bank lebih suka utang ke pasar ketimbang ke bank lain. Mungkin juga karena bank lain udah mulai jaga jarak.
Ekuitas? Nah ini yang bikin geleng-geleng. Turun 47% jadi Rp7,91 triliun. Laba ditahan makin jeblos dari rugi Rp13,48 triliun jadi rugi Rp21,24 triliun. Memang ada laba bersih Rp13,05 miliar, tapi dibanding ekuitas yang terjun bebas, ini cuma setetes air di padang pasir. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Terus, dari mana laba bank ini sebenarnya? Ternyata bukan dari bisnis perbankan yang makin moncer, tapi dari "keberuntungan" pemulihan impairment sebesar Rp17,93 miliar—padahal tahun lalu beban impairmentnya Rp648,72 miliar. Ditambah, mereka menang besar di transaksi derivatif, berbalik dari rugi Rp19,02 miliar tahun lalu jadi untung Rp14,25 miliar. Jadi ini laba dari keajaiban, bukan dari peningkatan efisiensi atau ekspansi bisnis.
Rasio keuangan juga masih banyak yang bikin waswas. CASA turun tipis jadi Rp9,65 triliun, sementara rasio CASA ikut turun ke 24,20%. LDR lumayan turun dari 113,19% jadi 104,29%, tapi masih di atas 100%—alias bank masih lebih banyak kasih pinjaman dibanding dana yang dihimpun. ROE? Ngenes di 0,16%, kayaknya pemegang saham harus lebih sabar nunggu return. NIM juga tipis banget di 0,13%, kayak jualan duit tapi margin kecil banget. BOPO turun tipis ke 98,59%, tapi masih jauh dari ideal.
Singkatnya, KB Bank Januari 2025 ini kayak orang yang baru keluar dari ruang ICU: kelihatan hidup, tapi masih butuh perawatan intensif. Laba memang sudah positif, tapi lebih karena faktor non-operasional. Aset menyusut, ekuitas anjlok, LDR masih bikin deg-degan, dan margin tipis banget. Jadi, sebelum kita tepuk tangan, mungkin lebih baik tunggu laporan triwulanan berikutnya—biar tahu apakah ini cuma "sugar rush" atau benar-benar tanda kebangkitan.
Aset yang turun hingga 6,8% bisa jadi sinyal bahwa KB Bank lagi "forced diet". Kredit yang turun 6,7% mengindikasikan beberapa kemungkinan: bisa saja bank ini memang sengaja nge-rem penyaluran kredit karena lagi hati-hati banget setelah trauma masa lalu, atau nasabah mulai ogah pinjam di bank ini karena persaingan bunga yang kalah menarik dibanding kompetitor. Penyertaan modal yang longsor 48,4% mengisyaratkan kalau bank ini mungkin terpaksa jual-jual aset investasi demi mempertahankan likuiditas—dalam bahasa manusia sehari-hari, ini ibarat jual perabot rumah buat bayar tagihan listrik yang udah numpuk.
Lalu, ada kenaikan giro yang melonjak drastis 60,1%, ini menarik tapi agak bikin curiga juga. Bisa jadi memang nasabah korporasi tiba-tiba percaya naruh duit banyak di giro KB Bank, atau bisa juga giro ini cuma numpang lewat, alias dana singgah sementara karena ada transaksi besar sesaat. Di sisi lain, tabungan yang turun tajam 25,9% menegaskan kalau nasabah retail tampaknya sudah mulai males nyimpen uangnya di bank ini, mungkin karena pelayanan kurang optimal, imbal hasil yang kecil, atau malah takut duitnya ketahan kalau terjadi masalah di bank. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
LDR yang masih tinggi banget di 104,29% meski turun dari 113,19% menunjukkan kalau bank ini masih agresif menyalurkan kredit dibandingkan dengan kemampuan himpunan dana. Mungkin mereka optimis bisa kelola risiko likuiditas, atau bisa jadi mereka nggak punya pilihan lain, karena kalau nggak kasih kredit, laba makin sulit didapat.
Lalu ekuitas yang turun hampir setengahnya, terjun bebas sampai 47%, jelas menimbulkan tanda tanya besar. Ini bisa disebabkan oleh rugi besar yang terus-terusan terjadi sebelumnya, sehingga laba ditahan makin negatif. Kalau bahasa gampangnya, ini kayak habis uang tabungan karena kebanyakan rugi di masa lalu. Meskipun tahun ini KB Bank berhasil cetak laba kecil Rp13,05 miliar, ini sebenarnya sangat minim dampaknya dibanding ekuitas yang tergerus drastis tersebut. Jadi laba ini lebih terlihat seperti "hiburan kecil" buat pemegang saham daripada tanda bahwa bank benar-benar pulih.
Yang lebih mencurigakan lagi soal laba ini adalah datangnya dari pos-pos non-operasional. Pemulihan impairment sebesar Rp17,93 miliar jelas membawa dampak besar. Tapi pertanyaannya: apakah kualitas kredit KB Bank benar-benar membaik signifikan, atau ini sekadar trik akuntansi untuk mempercantik laporan keuangan sesaat? Ditambah lagi dengan pendapatan derivatif yang sebelumnya rugi Rp19,02 miliar tiba-tiba jadi untung Rp14,25 miliar—ini lebih terasa seperti keberuntungan sesaat alias jackpot pasar derivatif yang belum tentu terulang lagi.
Rasio CASA yang turun sedikit juga patut diwaspadai. Ini menunjukkan bahwa KB Bank kurang berhasil mempertahankan nasabah berbasis dana murah. Bisa jadi karena nasabah retail dan korporasi mulai beralih ke bank yang tawarkan bunga lebih tinggi atau pelayanan lebih meyakinkan.
Margin bunga bersih (NIM) yang cuma 0,13% juga jadi sinyal bahwa biaya dana KB Bank masih relatif mahal dibanding pendapatan yang bisa dihasilkan. Atau mungkin manajemen kreditnya nggak efisien sehingga keuntungan dari bisnis utama sangat tipis. ROE yang sangat minim 0,16% juga menjadi indikasi kuat kalau pemegang saham mungkin mulai merasa harus bersabar banget menunggu bank ini memberikan return yang layak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau dilihat objektif dan apa adanya, KB Bank memang belum bisa dikatakan benar-benar sehat. Laba positif Rp13,05 miliar di Januari 2025 lebih seperti pemanis laporan daripada bukti pemulihan nyata. Ekuitas masih turun drastis (47%) tinggal Rp7,91 triliun, sementara aset pun masih menyusut 6,8% jadi Rp74,05 triliun.
Margin utama bisnisnya masih sangat tipis dengan Net Interest Margin (NIM) cuma 0,13%. LDR di angka 104,29% juga bikin was-was karena menunjukkan risiko likuiditas masih tinggi, di mana kredit yang disalurkan lebih banyak daripada dana yang dihimpun. CASA yang stagnan juga jadi tantangan besar buat BBKP menjaga biaya dana tetap rendah.
Memang, ada sinyal positif dari laba bersih yang muncul lagi setelah sebelumnya rugi. Tapi kalau dilihat lebih jeli, laba ini lebih banyak dari faktor non-operasional (pemulihan impairment dan pendapatan derivatif). Tanpa data kualitas kredit seperti NPL dan restrukturisasi yang cuma bisa dilihat di laporan triwulan atau tahunan, kita masih belum tahu apakah pemulihan ini benar-benar solid atau cuma temporary beauty.
Singkatnya, KB Bank memang mulai bangkit pelan-pelan, tapi belum sepenuhnya sehat. Jalan menuju pemulihan masih panjang, dan perlu lebih banyak perbaikan fundamental supaya benar-benar pulih. Jadi untuk saat ini, bank ini lebih tepat dibilang "masih dalam masa rehabilitasi" daripada sudah benar-benar sehat.
BBKP bisa rebound, tapi syaratnya banyak banget. KB Bank saat ini memang belum sepenuhnya sehat, tapi nggak bisa dibilang sekarat juga. Istilahnya masih dalam masa rehabilitasi lah.
Peluang rebound ada kalau beberapa kondisi ini tercapai:
Pertama, kualitas kredit memang benar-benar membaik secara fundamental, bukan cuma rekayasa akuntansi sesaat. Kalau risiko kredit terus menurun stabil, impairment makin kecil, dan laba jadi sustainable.
Kedua, bank ini mesti segera benerin LDR yang masih tinggi banget (104,29%). Mereka harus tingkatkan dana murah (CASA) supaya biaya dana lebih murah dan stabil. Kalau CASA meningkat signifikan dan stabil, KB Bank bisa nafas lebih lega. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ketiga, profitabilitas bisnis inti (pendapatan bunga bersih) harus diperbesar. Margin bunga bersih (NIM) yang cuma 0,13% itu harus naik drastis dengan ekspansi kredit yang berkualitas serta pengelolaan biaya operasional (BOPO) yang jauh lebih efisien.
Keempat, suntikan modal atau dukungan serius dari KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali bisa memperkuat posisi modal dan mengembalikan kepercayaan publik. Ini kunci banget buat memastikan bank nggak cuma bertahan, tapi bisa tumbuh lagi.
Sebaliknya, kalau ternyata penurunan impairment ini cuma sesaat, kualitas kredit aslinya masih jelek, ekuitas makin tergerus, CASA nggak naik-naik, dan LDR nggak kunjung turun di bawah 100%, maka rebound ini jelas sulit terjadi. Jadi, untuk sekarang ini KB Bank masih dalam posisi "wait and see" sambil berharap strategi ganti nama beneran efektif buat buang sial.
Jadi sehat atau nggaknya KB Bank ini memang masih tergantung banget sama laporan triwulan mendatang yang memperlihatkan kondisi sebenarnya. Rebound bukan mustahil, tapi juga nggak gampang. Kita lihat nanti apakah KB Bank berhasil comeback atau cuma ganti casing doang.
Dan terakhir adalah mayat jenderal bursa harus dibangkitkan lagi agar bisa menggoreng BBKP pakai kekuatan necromancer.
Kapan itu bisa bangkit? Saya pun tidak tahu.
Kalau masih yakin, BBKP bisa jadi lebih baik maka tinggal cicil buy terus, selot selot sampai jadi komisaris bersama Kookmin.
Kalau sudah tidak yakin sama BBKP, ya sell aja, move on cari saham lain.
Tidak ada paksaan jual beli saham. Semua keputusan ada di tangan masing-masing investor. Apa yang saya sampaikan di sini bukan rekomendasi jual dan beli saham.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10